Kisah tentang dua orang pria yang berjuang untuk mendapatkan cinta gadis pujaan hatinya.
Akankah mereka berhasil menaklukkan hati gadis yang mereka cintai?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan pernah berkata seperti itu. Aku tak mungkin menceraikanmu" ucap Yugyeom dengan wajah penuh keseriusan.
Tzuyu memalingkan wajahnya, menatap nakas samping tempat tidurnya. Lama-kelamaan air matanya menetes. Ia menangis tak bersuara.
"Aku tahu kau sedang menangis. Maafkan aku. Mungkin, aku terlalu sering meminta maaf padamu. Aku tahu aku memang egois dan masih kekanakan. Tapi, aku yang buruk ini benar-benar meminta maaf padamu. Aku janji akan merubah sifat burukku. Jika aku salah, tolong tegur aku" ucap Yugyeom menghadap Tzuyu yang tidur membelakanginya.
Tzuyu masih diam. Hanya isakan tangis yang terdengar samar-samar.
"Aku akan memperbaikinya. Berusaha mendapatkan cintamu yang sepertinya sudah terganti dengan rasa benci itu" Yugyeom bangkit dari tidurnya lalu memakai pakaiannya yang tercecer.
Tzuyu mengusap air matanya.
"Ayo kita pulang! Jangan pernah datang ke tempat seperti ini lagi!" titah Yugyeom sambil berjalan mendekati Tzuyu, memberikan pakaian pada perempuan yang masih berstatus sebagai istrinya itu.
Tzuyu pun bangkit dari tidurnya dan segera memakai pakaiannya.
"Aku tak sudi menginjakkan kakiku di rumah itu lagi" tukas Tzuyu menatap tajam Yugyeom.
Yugyeom menghela nafasnya. "Kalau begitu, aku akan membeli rumah baru" ucapnya.
"Bu...bukan itu maksudku" gumam Tzuyu.
"Ayo kita pulang" Yugyeom menggandeng tangan Tzuyu.
Selama perjalanan pulang, hanya suara Yugyeom yang mendominasi. Tzuyu hanya menjawabnya singkat bahkan kadang tak menghiraukan ucapan Yugyeom.
"Kau lapar?" tanya Yugyeom.
Tzuyu hanya mengangguk.
"Kau lapar?" tanya Yugyeom yang merasa pertanyaannya belum dijawab.
"Iya aku lapar. Apa kau tak melihat aku mengangguk tadi" kesal Tzuyu yang akhirnya bersuara panjang.
"Maaf, aku tadi tak melihatmu. Aku kan sedang fokus menyetir, sayang" ucap Yugyeom diakhiri senyuman imutnya.
Tzuyu berdecih seraya melepas sabuk pengamannya, sebab saat ini mereka sudah sampai di salah satu restauran.
Dengan santainya Tzuyu berjalan mendahului Yugyeom. Tiba-tiba saja ia tersentak tatkala tangan Yugyeom dengan lancangnya menggengam tangannya erat.
Sedangkan Yugyeom terus berjalan tanpa menghiraukan Tzuyu yang berusaha melepas genggaman tangannya.
Selama makan, Tzuyu berkali-kali mencuri pandang. Ia menatap Yugyeom yang sudah selesai makan dan sibuk memperhatikan pengunjung lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.