Happy reading...
Besok adalah deadline pengumpulan tugas matematika. Dan masalahnya Kyungsoo benar-benar belum menyentuh pekerjaannya. Ia mendecak pelan, meraih buku PR dan LKS. Beberapa kali dahi Kyungsoo mengerut, angka-angka itu bagai bahasa dari planet asing, sulit dimengerti.
Opsi yang Kyungsoo pilih kini adalah turun ke lantai satu, meminta bantuan Papa atau Mamanya Karena tidak perlu dipungkiri lagi, meski Papa Minho dan Mama Irene itu suka bercanda mereka adalah dokter dengan IQ tinggi.
“PA, MA!”
Suara cempreng Kyungsoo menggema diruang tamu. Membuat sang ibu mendecak tak suka.
“kenapa sih dek? Sini deh!”
Sedangkan dokter muda di samping Minho terkekeh pelan. Menampakkan gigi kelinci yang menggemaskan.
“PR-nya susah.”
Kyungsoo menempatka diri di sebelah Irene. Wajahnya masih ditekuk.
“kenapa nggak minta tolong sama Brian? Katamu Brian pintar?” cibir Minho sembari menyesap kopinya.
“ish ga mau. Brian, ‘kan lagi kerja. Masa iya aku ngerepotin?!”
Daniel yang sedari tadi menjadi pihak pendengar berdeham pelan. “bagaimana kalau saya bantu?”
“Nah boleh tuh!”
“MA!”
Irene mengangkat bahu acuh. Ia membuka-buka majalah fasion-nya. “lagian Mama sama Papa bentar lagi balik ke rumah sakit. Mau operasi kamu sama dokter Daniel aja, ya?”
“ish ga mau!”
Senyum Daniel berangsur pudar, belum apa-apa sudah ditolak.
“ya udah sih ya. Kerjain sana sendiri!”
Irene meninggalkan ruang tamu begitu saja, diikuti oleh Minho. Menyisakan dua insane yang terjebak dalam suasana sunyi. “kebiasaan deh, ya!”
Daniel kembali mengulas senyumnya. “mana PR-nya siapa tahu saya bisa.”
Kyungsoo menyodorkan PR-nya ke arah Daniel dengan bersungut-sunguh.
“Noh banyak, kan? Susah kan?”
Kyungsoo terlihat begitu menggemaskan, ‘kan jadinya Daniel tambah sayang.
“enggak susah kok. Mana buku tulisnya, aku coba kerjain.”
Daniel mengerjakan PR Kyungsoo dengan serius. Membuat gadis manis di hadapannya tertegun. “caranya seperti ini, Kyungsoo.”
“Oh iya ya. Aku bisa kok, cuma tadi lupa aja.”
“Oh pintar dong kamu?”
“iya dong. Aku gitu.”
Lagi-lagi Daniel dibuat gemas oleh mahluk satu ini. ingin rasanya menyubit pipi tembam itu, tetapi Daniel tidak mau dianggap kurang ajar.
“coba deh kamu kerjain.”
Daniel menggeser dua buku itu ke arah Kyungsoo beserta bulpoinnya.
Mungkin Kyungsoo mulai bisa menerima keberadaan Daniel. Buktinya, sekarang gadis itu terlihat nyaman dan biasa saja dengan adanya Daniel di sekitarnya.
“gimana? bisa?”
Kyungsoo yang awalnya berkutat dengan kalkulator itu mengangkat pandang. “kok, susah ya?”
Membuat kekehan Daniel mengalun merdu. “kamu kurang fokus, Kyung. coba deh kerjain lagi.”
Kyungsoo mengangguk. beragam ekspresi muncul dari wajah Kyungsoo. terkadang mengernyit, menghela lelah bahkan mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
To my girl
FanfictionKyungsoo adalah gadis pendiam, cantik dan sedikit berbeda. Banyak orang yang tidak menyadari hal itu, termasuk orang tua. Hingga suatu hari muncul sosok yang mampu memporakporandakan dunia Kyungsoo, Byun Brian namanya. Sosok yang mengetahui banyak...