Hubungan mereka membaik. Terbukti, Brian pagi ini jemput Kyungsoo dikediaman. Pakai ducati putih kesayangan, tetapi jangan berpikir kalau semudah itu Kyungsoo mau mengubah status mereka. Masih mantan bos.
Itu lebih baik, ketimbang terus marah-marahan. Dua kali Brian memencet klaksonnya. Dan munculah sosok cantik dengan rambut gaya-gaya cepol. Memamerkan leher putih, mulus, jenjang. Mengundang sekali untuk diberi warna. Namun, bukan cuma sang mantan yang muncul dipermukaan. Papa Minho juga membuntuti anak gadis itu, rupanya.
“O, udah ada yang jemput rupanya.” Sindir lelaki paruh baya itu dengan senyuman lebar. Brian tersenyum tipis sesudah melepas helm fullface-nya.
“selamat pagi, Om.”
“iya. Udah sarapan belum, Bri?” mereka bicara basa-basi. Membikin Kyungsoo yang sedari tadi merasa diabaikan hanya menghela napas.
“udah Om.”
Minho mengangguk dua kali. Pandangan laki-laki berumur matang itu jatuh pada celana Brian. Dahinya mengkerut. “kok kamu pakai celana jeans sih? Bukannya nggak boleh, ya, ke sekolah pakai celana gituan?”
Kyungsoo berdecak. Kemudian ia terlihat akan menyela. “iyalah Pa, orang dia pakai r—”
“enakan gini Om, ‘kan sayanya ngangkang naiknya. Takut sobek kalau pakai seragam.” Brian sudah ketar-ketir ditempatnya. Tidak bisa membayangkan, bagaimana jikalau Kyungsoo berhasil menyelesaikan ucapannya.
Papa mengangguk. “betul tuh betul. Ya sudah, kalian cepetan berangkat. Jangan pacaran mulu di sekolah.”
Brian terkekeh. “siap, Om. Kami berangkat dul—”
“Paansih. Orang cuma mantan.” Sahut Kyungsoo secara gamblang. No sensor sensor club. Membuat wajah lelaki yang siap menyalakan mesin motor tertohok seketika.
-0-
Sekolah heboh. Katanya, ada mantan boy Grup yang pindah ke SMA paling elitte di Kota Bandung itu.
“ganteng banget mahluk Tuhan!”
“Nikah yuk Bang!”
“itu bibir apa yupi?! Gigitable syekali!”
Itu hanya beberapa teriakan fansgirl yang menggila. Sebenarnya, ada juga yang lebih gila, tetapi ah sudah lah. Itu sedikit memalukan.
Tiga serangkai, Somi, Hyuri dan Lulu tak mau kalah dari para siswi berbibir centil itu. mereka juga mengintip dari kaca kelas XI A.
“Woho mantep itu, kan, Gulali!”
“GUANLIN ANJIRRR!”
“Ha kwali?!”
“SABODO!”
Lulu memutar mata malas lihat interaksi Somi dan Hyuri. Ia memilih fokus pada subjek yang dikelilingi tersebut. “ganteng banget Tuhan!”
Yang jadi pusat perhatian tiba-tiba melangkahkan kaki keluar kelas. Tambah terdengar jerit-jerit anak gadis orang. Guanlin tersenyum ramah sambil sesekali mengangguk manis ketika ada yang menyapa. Hingga saat tak fokus dengan jalannya, Guanlin menabrak seseorang.
Brukhh!!
“So-sorry.” Lelaki bertubuh bongsor itu langsung merasa bersalah saat mengetahui yang ia tabrak adalah sosok perempuan. segera ia menghampiri siswi berambut pendek yang saat ini sedang membersihkan roknya.
“hey, maaf, ya?”
Brian mendongak. Ia berdecak keras. “lain kali kalau jalan lihat-lihat dong!”
Guanlin hanya bergumam maaf sambil masih mengulurkan tangan. “iya, maaf, ya, cantik.” Sambil tersenyum lebar. Berharap gadis yang ia tabrak luntur marahnya, tetapi kelihatannya memuji adalah sebuah kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To my girl
FanfictionKyungsoo adalah gadis pendiam, cantik dan sedikit berbeda. Banyak orang yang tidak menyadari hal itu, termasuk orang tua. Hingga suatu hari muncul sosok yang mampu memporakporandakan dunia Kyungsoo, Byun Brian namanya. Sosok yang mengetahui banyak...