0.7

1.2K 330 143
                                    

Haloooo... bahasa percakapannya jadi ga terlalu baku. Karena aku bakal ngerusuh disini, part depan bakal ada cast baru. Tebak coba mwehehehe....

Jangan lupa voment yes!

“AKU MAU PINDAH SEKOLAH.” Seruan lantang anak sematawayangnya seakan membuat jantung Minho lompat dari tempatnya. Pria berwajah tampan itu mengusap dadanya berkali-kali sambil sesekali menatap pada sang istri yang tengah menikmati secangkir teh.

“Ada apa sih, Ma?”

Irene mengangkat bahunya. “masalah dengan pacarnya kali.”

“AKU NGGAK PUNYA PACAR.”

Kembali Kyungsoo berseru, berjalan menuruni tangga.
Minho menghela napas sejenak. Putrinya ini memang menakutkan jika sedang marah begini. “sini, duduk di samping Papa.”

Wajah Kyungsoo nampak berantakan. Sembab, juga acak-acakan. Namun, anak perempuan itu tetap duduk di samping ayahnya.

“siapa sih yang nyakitin?” tanya Minho lembut sambil mengelus surai putrinya.

Mata bulat itu memejam sementara. Menarik lututnya agar bisa ia peluk. “ya siapa lagi.”

“kena bully, ya, Dek?” Mamanya menyahut. Kyungsoo menggeleng kencang.

“ini lebih nyakitin, Ma.”

Mama terlihat kembali menerka. “kena tikung pasti. Cie kena tikung, ya?” tanya sang mama dengan nada mengejek. Membuat Kyungsoo bertambah kesal.

“Pa! mama nakal!”

“Ma.”

“gitu aja ngadu!”

“biarin wle..”

Mereka semua tertawa. Minho sebagai kepala keluarga merasa sangat bersyukur karena dikaruniai keluarga kecil manis seperti ini.

“udah jangan berantem, masa mama sama anak berantem kayak bocah?” pria dengan senyum tampan itu menatap istri dan anaknya bergantian.

Kyungsoo menghela napas. “tadi aku ‘kan niatnya mau curhat, Ma, Pa.”

“ya sudah curhat gih.” Mama kembali menyahut. Sambil membuka toples brownies keringnya.

“Sebenarnya—”

Ucapan Kyungsoo terhenti ketika mendengar suara berisik dari luar. Itu, suara gerbang yang terdengar dipukul beberapa kali. Nyaring sekali.

“siapa sih, berisik.” Mama menoleh ke arah pintu utama. “coba lihat, Dek.” Lalu menoleh pada anaknya.

Kyungsoo mendumal sambil berjalan  ke arah pintu. “kenapa nggak Papa aja sih, kenapa mesti aku.”

Mata Kyungsoo memicing ke arah pagarnya. Orang kurang kerjaan mana yang hujan-hujan begini berdiri di depan gerbang rumahnya. Terlihat seperti memakai jas hujan.

“menyusahkan!” gerutu Kyungsoo sembari membuka payungnya. Berjalan pelan menghampiri gerbang.

Segera dirinya membuka gembok saat pemakai jas hujan membelakangi. “Halo cari siapa, ya?”

Mata Kyungsoo terbelalak saat pemakai jas hujan menghadap ke arahnya.

“NGAPAIN KE SINI?!” seru Kyungsoo galak dan hendak kembali menutup gerbangnya, tetapi pergerakan tangannya dengan cepat ditahan orang itu. “Kyung.”

“apaan sih Bri!” Kyungsoo terus meronta seperti kesetanan.

Karena tak kunjung dilepas. Akhirnya Kyungsoo berteriak histeris. “MAMA, PAPA tolongin Kyungsoo!”

To my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang