0.22

864 241 160
                                    

Jangan lupa voment ya,  hanya bagi yang BACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa voment ya,  hanya bagi yang BACA.. Makasih


Happy read 🙃





🌸🌸🌸🌸🌸




Setelah sekian lama, Daniel akhirnya kembali mengunjungi rumah Minho. Dokter muda itu duduk manis di sofa ruang tamu sembari menikmati secangkir teh sore menjelang malam itu.

“Dan kamu nanti malem ada jadwal nggak?”

Irene bertanya, ibu satu anak itu memerbaiki kaca mata yang sempat melorot. “nggak dok. Udah istirahat.”

“Tante aja atau kakak biar keliatan lebih muda ehe.”

Tidak ada yang bisa Daniel lakukan selain memamerkan deretan gigi kelinci. Daniel teringat seseorang. Obsidian kelam itu menyusuri tangga menuju kamar lantai dua yang terlihat tertutup rapat.

“Kyungsoonya ada, Tan?”

Mama lantas bersiul. “lu demen anak gue yak?”

Cengiran Daniel melebar. “yah anu pokoknya.”

“apasih lu Dan malu-malu.” Irene tergelak. Wajahnya menoleh ke kamar sang putri, berteriak setelah itu. “Kyung turun! Ada dokter Daniel yang katanya demen sama lu ni!”

“Eh tante?!”

“loh bener, ‘kan?”

Daniel menggaruk tengkuk canggung. Ia kian gugup kala suara kenop pintu diputar terdengar. Menampilkan gadis manis dengan setelan baju basket.

“busyet deh. Malem-malem mau basket kamu?”

Kyungsoo turun dari tangga. Menghampiri mamanya dan memberi satu kecupan di pipi.

“iya. Main sama Brian. Dia janji mau ajarin aku.”

Irene mengangguk dahi wanita itu mengerut. “eh berarti mainnya dihalaman dong? Soalnya kemarin Papa kayak masang ring basket gitu?”

“he’eh.”

Diposisinya Daniel menghela napas sambil tersenyum masam. Mendengar nama adik Kris membuat moodnya rusak.

“loh bukannya Brian kerja, ya?”

Kyungsoo menggeleng. “udah keluar katanya.”

“loh kenapa?”

Irene sedikit curiga. Jangan-jangan Kyungsoo yang menyuruh Brian keluar.

“nggak tau. Udah deh Brian udah dateng keknya.”

Pintu diketuk dua kali. Muncul sosok dengan jaket dan celana training panjang. “selamat sore menjelang malam.”

“sore, masuk Bri.”

To my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang