Need You

1.5K 119 11
                                    

“Kalahkan saya, dan saya akan benar-benar melepas perasaan untuk Vanya,” ucap Kak Dika tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalahkan saya, dan saya akan benar-benar melepas perasaan untuk Vanya,” ucap Kak Dika tegas. Kevin pun menatapnya geram, dengan tangan yang mengepal erat. Aku terperangah sejenak, lalu bangkit dan mendekati Kak Dika.

“Kakak apaan, sih?” tanyaku sambil menatapnya kesal. Belum sempat terjawab, Kevin sudah lebih dulu menyerobot.

“Lo nantangin gue?” Kevin berjalan mendekat dengan raut wajah yang terlihat penuh amarah.

“Kenapa? Kamu takut karena keahlianmu bukan di basket, melainkan badminton?” Kak Dika tersenyum mengejek. Aku pun semakin geram dibuatnya.

“Maksud lo apaan?” Kevin mulai nyolot dan mendorong Kak Dika dengan kasar. Aku pun menarik Kevin dan berusaha menenangkannya.

“Vin! Udah,” ucapku tegas, sambil menatap wajah kesalnya dan memegang erat kedua lengannya. Kevin pun menghela napas kesal, dengan bola mata yang beralih dariku. Setelah itu, aku berbalik dan menatap Kak Dika dengan tajam.

“Kak, ini enggak adil. Kevin enggak mungkin menang lawan Kakak,” cetusku kesal.

“Aku bisa, Van,” sela Kevin sambil menarik lengan kiriku, dan membuatku sedikit menyerong ke arahnya.

“Viin,” aku menatapnya sendu.

“Kamu enggak percaya sama aku?” Kevin menatapku kesal.

“Bukan gitu, Vin,” belaku.

“Terus?” tanyanya tegas. Aku terdiam sejenak, sambil menatap matanya yang menyorotku tajam.

“Ya.. ya.. Dia bukan tandingan kamu,” jawabku gagap.

“Itu sama aja kamu enggak percaya sama aku, Van,” amarahnya kembali meningkat.

“Aku percaya sama kamu, Vin. Tapi--”

“Tapi apa?” serobot Kevin. Mulutku membisu melihat begitu tajamnya sorot mata itu. Kecewa, kesal, dan marah berpadu disana. Setelah beradu tatap sejenak, bola matanya beralih menyorot Kak Dika, sambil mendekat satu langkah ke arah Kak Dika.

“Gue enggak takut sama lo. Kita main satu lawan satu,” ucap Kevin tegas. Kak Dika pun tersenyum sinis menanggapinya.

“Viiiinn,” rengekku mencoba membujuknya.

“Salsa!” panggil Kevin yang membuat Salsa tersentak kaget.

“Bawa temen lo duduk,” lanjutnya.

“Viinn,” rengekku lagi.

“Salsa! Cepetan!” serunya tak terbantahkan. Salsa yang ada di tepi lapangan pun terlihat bingung, sementara aku mendecik putus asa.

“Guys guys. Udah, dong. Kalian kenapa jadi berantem gini, sih?” ucap Kak Reymond sambil mendekat untuk memadamkan kobaran api yang menyala di antara mereka. Kedua orang ini sama sekali tak menghiraukan ucapan Kak Reymond, dan masih bertahan dalam adu tatapan tajamnya.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang