Aku duduk di bangku tepi lapangan badminton, belakang rumah Kevin. Mataku menatap luas tempat penuh kenangan itu, dan membawaku kembali membuka lembaran lalu. Mulai dari momen dimana aku terduduk kesal sambil menangis, hangat senyumnya yang untuk pertama kalinya tertuju padaku, hingga tawa rianya ketika aku harus menuruti keinginan gila Tante Nia dan Mas Nico dengan menarikan lagu Blackpink yang berjudul Don’t Know What To Do. Senyumku mengembang sempurna.
‘Breuk.’
Aku tersadar dan sedikit melonjak, karena Kevin yang tiba-tiba datang dan menaruh selimut pantai di pahaku. Pria itu pun tertawa kecil melihat ekspresi kagetku, lalu duduk di bangku yang ada di sebelah kananku.
“Kaget tau, Vin. Nyebelin,” protesku kesal. Kevin pun masih bertahan dengan tawa kecilnya.
Sesaat kemudian, bola mataku beralih ke arah selimut yang berdiam di pahaku. Dalam suasana kota Jakarta yang sepanas ini, ia malah memberiku selimut. Aneh memang. Aku pun meraih benda itu, dan hendak menyingkirkannya. Tapi, tangan Kevin menahan pergerakan tanganku, dan membuatku menatapnya bingung.
“Gitu aja,” ucapnya.
“Kenapa?” heranku.
“Celanamu terlalu pendek,” sahutnya.
“Hah?” aku tak habis pikir.“Aku enggak suka kalau kamu pakai celana sependek itu, Van. Cowok-cowok lain pasti bakal salah fokus karena itu. Aku enggak suka ngeliat pandangan mereka ke kamu,” ujarnya.
“Viin, please, deh. Itu cuma perasaan kamu aja,” sanggahku.
“Enggak usah ngeyel, deh,” ucap Kevin.
“Siapa yang ngeyel, sih? Dasar kudet, enggak tau style,” gerutuku.
“Lhoh, kok, kudet, sih? Aku tahu, kok, soal style. Tapi, apa style yang bagus itu harus pake celana, rok, ataupun baju yang pendek dan ketat gitu? Enggak, kan?” protes Kevin.
“Ya emang enggak, tapi, kalau aku sukanya yang kayak gini, kamu mau apa?”
“Ya mau ngingetin kamulah, itu pun kalau kamu mau diingetin. Kalau enggak, ya, kemana-mana aku bakal bawa kain yang sekiranya bisa bungkus pahamu itu dari tatapan nyebelin cowok-cowok lain. Kesel liatnya.”
“Bungkus bungkus, kamu kira paha ayam krispi apa? Lebay banget, sih,” ucapku kesal.
“Lhoh, kok, lebay, sih? Dasar ngeyel,” protes Kevin.
“Bodo amat. Panas,” sahutku sambil kembali meraih selimut itu, dan hendak membukanya. Tetapi, Kevin lagi-lagi meraih tanganku, dan menahannya agar tak menyibak selimut itu.
“Viiiinnn,” rengekku kesal.
“Gitu aja, Van,” tegas Kevin.
“Vin, masalah kamu, kan, enggak suka kalau cowok-cowok salah fokus sama pahaku. Nah, sekarang, kan, cuma ada kita, jadi, enggak apa-apa, dong,” protesku.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]
FanfictionSequel With You ❤ Kevin dan Vanya adalah sepasang kekasih yang baru saja meresmikan hubungan mereka, setelah melalui begitu banyak rintangan. Namun, mereka kembali diuji dengan harus menjalani LDR. Kevin yang begitu banyak digandrugi wanita, dan Van...