Waiting

1.5K 138 58
                                    

Aku memasuki kamarku, lalu duduk di tepi kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memasuki kamarku, lalu duduk di tepi kasur. Pandanganku pun beredar mengelilingi ruangan ini. “Hheeuhh,” helaan napasku terhempas begitu saja. Kesedihan kian meradang, akibat relung yang teramat banyak menyimpan kenangan. Pandanganku pun terhenti, ketika menangkap tepian kasur ini. Kuraba benda berbahan kayu itu, dan memoriku memutarkan fenomena indah di masa lalu. Momen penyelamatannya terhadap kepalaku yang hampir terbentur tepian kasur, hingga membuat punggung jemari tangan kanannya terluka. Senyum yang teramat tipis pun terulas begitu saja.

Lagian, kamu kenapa, sih, pake sok-sokan jadi pahlawan?” gerutuku kala itu, ketika mengobati lukanya.

Kok, sok-sokan jadi pahlawan, sih? Refleks, kali. Dimana pun juga, enggak ada manusia yang rela orang terkasihnya terluka,” sahutnya, yang cukup menyentuh hatiku.

Tawa kecilku terbit, diiringi air mata yang kembali melaju. Entah mengapa, momen bahagia itu justru terasa perih bagiku.

Sesaat kemudian, pandanganku beralih pada kasur ini. Fenomena indah yang lain pun, ikut terngiang kembali.

.

.

Teup!”

Tangan Kevin mendarat di dahiku.
“Iya, ni. Kamu anget. Udah minum obat?”

.

.

Kevin memajukan kursinya agar lebih dekat denganku, lalu membelai surai rambutku pelan.

Tidur, Van. Biar pusingnya sembuh,” ucapnya masih dengah kegiatan yang sama. Senyumku pun mengembang.

Enggak bisa tidur, Vin,” sahutku.

“Mau aku nyanyiin?” tawarnya yang membuat tawaku terbit.

Jangan. Suara kamu terlalu merdu,” ejekku. Kevin pun terkekeh mendengarnya.

Kalau peluk mau?”

Senyum kami mengembang, dengan tatapan yang masih menyorot satu sama lain.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang