“Yeaaaayyy!!"
Aku, Vio, dan Tika bersorak gembira. Tepat pada hari ini, kami diwisuda bersama. Momen-momen sulit seputar skripsi sudah berhasil kami lalui, dan membuat air mata sukacita tak bisa terbendung lagi.
“Akhirnya, gaes! Akhirnyaa!!!” seru Vio senang, sambil memeluk aku dan Tika.
“Perjuangan kita terbalaskan!” aku sesenggukan.
“Gaya kamu, Van. Cumlaude!” Tika terkekeh mengejekku, sambil menghapus air matanya.
“Apaan, sih? Cuma beruntung aja ini. Enggak usah lebay, deh,” sanggahku ikut terkekeh dan menyeka butiran bening yang melaju di pipi.
“Pokoknya, kita harus rayain besar-besaran nanti malem. TITIK!” seru Vio mantab. Aku dan Tika pun menyaguhinya.
“Oh iya, calon suami kamu mana?” tanya Tika padaku, diiringi kekehannya. Senyumku pun sedikit memudar, namun masih bersisa meski tipis.
“Calon suami, calon suami, sembarangan banget, sih, kalau ngomong,” protesku. Kedua orang itu pun terkekeh.
“Dia enggak bisa dateng hari ini. Dia lagi ada acara penting di pelatnas. Besok baru bisa kesini,” jawabku.
“Wihh, besok kesininya sendiri atau sama orang tuanya, ni? Keburu ngebet nikah, kan, dia?” ejek Vio.
“Anjirlah. Sendiri, bambang,” sahutku sambil tersenyum kesal. Vio dan Tika pun tertawa menanggapiku.
“Kali aja, kan, besok dia dateng lengkap sekeluarga besar plus bawa barang-barang lamaran. Lusanya, nikah, deh, kamuu,” timpal Vio.
“Anjir. Dikira nikah gampang apa? Ngawur kalo ngomong,” cetusku sebal. Kedua orang ini pun semakin lebar tertawa.
Setelah itu, kami berpisah dan menemui kerabat ataupun teman-teman kami masing-masing. Aku menemui teman danceku yang datang ke wisudaku. Mereka membawakan banyak sekali bingkisan, mulai dari bunga, boneka, hingga bucket makanan. Alhasil, aku pun terpaksa merepotkan Kak Reymond, dan membuatnya harus mondar-mandir membawa benda-benda itu ke mobil. Beberapa orang asing yang mengaku fansku juga datang, dan ikut merayakan hari bahagia ini. Sungguh, bahagiaku luar biasa hari ini.
“Vanya!” panggil Vio, sambil berlari dengan susah payah ke arahku. Aku pun terbelalak melihatnya.
“Kenapa?” tanyaku bingung.
“Tika.. Tika..” Vio masih terengah-engah.
“Tika kenapa?” aku mulai panik.
“Tika dilamar sama Nino. So sweet banget. Ayo, kamu harus liat mereka,” Vio menarikku menuju tempat yang menjadi latar bahagia kedua orang itu.
Senyumku mengembang, melihat Nino berlutut di depan Tika, dan menyuguhkan cincin untuknya. Gadis yang tengah terkesima itu terdiam dengan air mata bahagia yang mengalir. Kerumunan orang yang melingkar mengelilingi mereka, terus bersorak “Terima! Terima! Terima!” termasuk juga aku dan Vio. Sesaat kemudian, Tika mengangguk, dan membuat semua orang bersorak gembira untuknya. Aku dan Vio pun langsung berlari menghampirinya, dan memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]
FanfictionSequel With You ❤ Kevin dan Vanya adalah sepasang kekasih yang baru saja meresmikan hubungan mereka, setelah melalui begitu banyak rintangan. Namun, mereka kembali diuji dengan harus menjalani LDR. Kevin yang begitu banyak digandrugi wanita, dan Van...