You Are

1.8K 123 7
                                    

Aku bungkam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bungkam. Netraku sama sekali tak bisa beralih darinya, yang kini tengah menatapku dengan senyum hangatnya. Rasa bahagia berlebih, memacu air mata berkumpul dalam pelupuk. Tentu enggan membiarkannya melaju. Terlebih karena latar waktu dan tempat yang menurutku tak cocok untuk mengungkapkan rasaku. Dengan sekuat tenaga, aku pun menahan rasa itu.

"Vin, pakaikan kalungnya, dong," ucap Romo yang membuat aku dan Kevin beralih menatapnya.

"Kalau kalian tatap-tatapan terus, saya jadi obat nyamuk, ni," gurau Romo yang membuat kami salah tingkah sendiri.

"Maaf, Romo," ucap Kevin malu-malu. Romo pun tertawa kecil menanggapinya.

Perlahan, Kevin membuka kotak merah itu, dan mengambil isinya. Sebuah kalung berwarna perak dengan liontin berbentuk salib terpapar disana. Aku pun terperangah dibuatnya.

"Van," panggil Kevin, lalu mengisyaratkan sesuatu padaku. Jujur, aku tak paham apa maksudnya.

Sesaat kemudian, Ia mendecik sambil tersenyum, lalu mendekatkan diri padaku. Aku sedikit tersentak, ketika pria itu mengalungkan hadiahnya di leherku, lalu menyibakkan rambutku dari rantai kalung yang melingkar padanya. Deru napasnya terdengar jelas di telinga kananku, sebab kepalanya tepat berada di sisi itu. Sungguh, jantungku begitu menggebu karena hal yang Ia lakukan.

"Nah, tugas saya sudah tuntas, ya. Semoga apa yang sudah kalian rencanakan, dapat terlaksana sebagaimana mestinya," ucap Romo sambil tersenyum hangat.

"Amin," sahut Kevin mantab, sementara aku melantunkannya dengan lirih.

***

Mobil ini melaju, masih dengan keheningan. Beberapa kali, aku melihat liontin yang tergantung di leherku. Aku merasa tak asing dengan liontin itu. Seperti pernah melihatnya di suatu tempat.

'Apa sama kayak yang dipake Kevin, ya?' batinku. Aku pun melirik liontin di leher Kevin, lalu menyocokkannya dengan yang tergantung padaku.

'Sama, dong,' batinku sambil terbelalak menatap kedua liontin itu secara bergantian.

"Kenapa? Kok, ngelirik-ngelirik gitu? Aku ganteng, ya?" guraunya. Aku pun menatapnya malas.

"Siapa juga yang liatin kamu. Orang aku liatin liontin. GR," sahutku kesal.

"Kirain," ucap Kevin sambil tersenyum melirikku.

Hening tercipta sejenak.

"Btw, liontin yang kamu kasih, kok, sama kayak punyamu, sih?" tanyaku agak jaim.

"Emang sengaja. Kenapa? Suka, kan?" sahutnya sambil melirikku.

Aku terdiam. Terlalu gengsi kalau harus to the point bilang suka.

"Biasa, aja," bohongku tanpa menatapnya. Kevin pun terkekeh. Mungkin ia tahu kalau aku tak menjawab dengan jujur.

"Masa, sih?" tanyanya mengejek. Aku pun mendecik dan menatapnya kesal, sementara orang itu tertawa lebar.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang