Pagi yang begitu cerah menjadi pertanda permulaan hari yang baik walau sedikit di bumbui dengan drama hiruk pikuk yang terjadi di SMA N 9 bogor tepatnya di kelas 11 IPA II. Semua siswa dan siswi sibuk merapikan seragamnya. Beberapa diantara mereka ada yang masih kebingungan mencari topi dan dasi. Ya, ini adalah hari senin dimana semua murid di wajibkan mengikuti upacara bendera dengan seragam rapi serta kelengkapan atributnya. Yummy terlihat gelisah bukan karena mencari topi ataupun dasi melainkan mencari sista yang tak kunjung terlihat batang hidungnya. Cindy namanya. Ia bukanlah saudara sekandung Yummy melainkan sahabat dekat rasa saudara. Tanpa kekonyolannya hari-hari Yummy terasa kurang begitupun sebaliknya." Duh alamat di deportasi nih si cabe. udah tau ini rempong day pake gaya-gaya an segala nonton drakor sampe jam 3 malem. Somplak!" gerutu Yummy sambil sesekali melihat ke arah jendela kelas.
" Semua yang masih berada di dalam kelas harap segera membuat barisan di lapangan sekolah," himbau Pak Gembira lewat speaker yang sudah disiapkan di lapangan sekolah.
Semua murid berhamburan keluar kelas begitupun Yummy. Pak Gembira adalah salah satu guru tergalak dan terdisiplin yang ada disana. Wajar saja jika semua murid langsung bergegas menghampiri arah suaranya dari pada harus menahan malu di bentak di hadapan semua orang.
Upacara pun di mulai dengan hikmat. Peserta upacara terlihat tertib walaupun masih ada beberapa di antara mereka yang saling berbisik mengobrol. Ada yang bergosip ada juga yang berbincang mengenai K-pop dan drakor. Memang ini bukan tahun 90 an maka dari itu perbincangan para murid kebanyakan sekitar drama korea yang sedang booming dan bikin baper belum lagi anggota-anggota boyband dan girlband K-pop nya yang membius rasa penasaran para kaum remaja.
" Woy soulmate lu ga masuk? ga ada yang bayarin tahu isi buat lo makan siang dong!" ejek Banu yang kebetulan berbaris di samping Yummy.
" Dasar buntelan kentut !" sentak Yummy sambil melempar tatapan sinisnya.
" Wah orang kismin bisa marah? ati - ati di sumpahin kismin sama orang. Nanti udah kismin tambah kismin," timpal Banu lagi.
" Heh gentong. itu mulut isinya limbah semua yah ! dasar lumpur lapindo !" bentak Yummy garang.
Banu terdiam melihat Yummy yang benar-benar murka. ia takut gadis itu kalaf dan menghajarnya. Walaupun bukan dari orang yang berada Yummy tak pernah takut melawan ejekan jika ada temannya yang usil. Ia bukanlah gadis lemah dan cengeng. Tak ada kata minder sedikitpun dalam benaknya.
Tiga puluh menit berlalu. Upacara pun selesai. Terlihat beberapa murid yang telat di giring ketengah lapangan untuk ber yel - yel. Namun Cindy tak terlihat di sana.
" Lah ko dia ga ada?" gumam Yummy heran.
" Wah gue tau nih dia pasti lagi modus!" ujarnya yang bersiap untuk bergegas ke ruang PMR seusai upacara di bubarkan.
Langkah kaki Yummy bertambah cepat menuju ruangan yang dia yakini kalau chairmatenya ada di sana dan ternyata tepat dugaannya. Cindy memang ada di sana berbaring di tempat tidur sesekali melirik Kaka kelas pujaannya yaitu Dafa. Seorang Ketua PMR.
" Misi ka. boleh masuk?" ujar Yummy.
" Temen lo? bangunin deh tadi dia pingsan terus sempet bangun abis itu pingsan lagi. Gue tinggal sama lo ya. Gue mau ke kelas," ucap Dafa seraya mengambil jaket dan tasnya.
" siap Ka." jawab Yummy singkat.
" pantes si cabe anteng. Duren montong. Sampe kiamat juga ga akan bangun," gumam Yummy.
" Duren montong? maksud nya?" tanya Dafa heran.
" eh engga ka. ehm ni orang pingsan gegara mabok sarapan duren montong kayanya," celetuk Yummy beralasan.
" Sarapan? bapaknya juragan duren ?" Dafa semakin heran.
" Hah. bukan ka. ehm emaknya yang juragan duren. Duh kenapa gue malah nimpalin," ujar gadis itu sambil menepuk mulutnya.
Dafa tak menghiraukan. ia lantas bergegas pergi dari ruangan PMR. Setelah ketua PMR itu tak terlihat lagi Cindy pun mulai membuka matanya.
" Buset lo ga bisa liat orang seneng aja blay. Baru aja berubah dari bad day jadi good day. Ilang deh tuh Duren montong gue," gerutu Cindy sambil mengacak-acak rambutnya.
" Duh lupain deh duren montong sekarang lo buruan ikut gue ke kelas. Ga amnesiakan. Ini harinya pak Gembira. mau lo di cincang kalo sampe telat," seru Yummy sambil membantu merapikan sweater Cindy yang tergeletak di kasur.
Keduanya bergegas ke kelas sambil berlari. Tapi sayang Pak Gembira sudah nangkring di kursinya.
" Yah koid kita blay. Lo mau nyoba masuk atau kita cari markas?" ujar Cindy was-was.
" hey kalian. Masuk!" seru Pak Gembira dari dalam kelas.
" dengan kekuatan bulan berubah jadi pintu doraemon berubah.. berubah !" gumam Cindy di depan Pintu yang masih tertutup.
" Udah sarap ni bocah. Pasrah aja udah. nasi udah jadi mencret !" ucap Yummy seraya membuka pintu. Keduanya perlahan berjalan masuk sambil menundukan kepala.
" Jam berapa ini. Tau waktu adalah uang? time is money you know? pasti kelamaan ngobrolin drakor. hayo ngaku kalian. Drakor apa sih yang kalian tonton? 49 days? city hunter? dream high atau lie to me?" tanya pak Gembira garang.
" ko bapak hafal judul-judul drakor?" tanya Yummy.
" jangan mikir aneh-aneh kamu. Mana mungkin saya suka drakor. Saya ini pria jantan. itu tontonan anak saya. Saya hanya memantau biar dia ga kelewat batas menonton tidak seperti kalian yang kecanduan menonton. Paham?" ucap Pak Gembira tegas.
" Loh anak bapak kan cuma si kembar Roni dan Romi yang di kelas 11 IPS I ? jadi mereka penggemar drakor?" ujar Cindy yang ikutan heran.
" Ehmm sudah-sudah kalian ini sudah salah masih nyari perkara. Saya kasih kalian tugas di luar kelas. Catat 25 nama tanaman yang ada di lapangan dan ...."
Tiba-tiba ponsel pak Gembira berdering. Tak disangka dering ponsel nya memakai salah satu soundtrack drakor 49 days.
'sarangi wa nae mameul humchyeoga da irheodo naneun joha saranghalsurok saranghaeseo haengbokhae...... '
Kelas seketika gaduh.Yummy dan Cindy saling menatap ke anehan. Pak Gembira dengan cepat mematikan ponselnya lalu menyuruh Yummy dan Cindy secepatnya bergegas keluar kelas.
" Cepat kalian siapkan buku dan alat tulis lalu catat nama tanaman dan cari manfaat dari setiap tanaman. Satu lagi cari dengan cara apa masing-masing tanaman bisa di biakan," ujar Pak Gembira lantang.
Keduanya lantas keluar dan mencari tempat duduk yang nyaman di samping lapangan.
" kryuuuuukkkk..." suara perut berbunyi.
" lo laper?" tanya Yummy menoleh ke arah Cindy.
" Ho oh," jawabnya memelas.
" Nih roti. Sedikit gempeng maklum gue sempilin di kantong rok. lumayan buat ganjel perut. Jam istirahat masih lama," ujar Yummy.
" Makaci Sis. jadi enak gue selalu rutin lo bawain roti GS tiap senin. hee," ucap Cindy seraya menyantap roti dengan lahap.
" Yah udah biasa tiap senin lo pasti telat dan ga sempet makan," jawab Yummy.
" hemm nanti siang gue traktir bakmi om Aji ya Sis," ajak Cindy sambil mengangkat-angkat alisnya.
" Ga usah gue masih punya uang jajan," Yummy merogoh saku bajunya. Namun nihil tak ada sepeserpun uang di dalamnya yang ada hanya beberapa potongan kertas yang tak sengaja ia selipkan. Cindy menatap Iba.
" Gue lupa. Hari ini gue puasa. Udah lo abisin tu roti nanti di caplok lalet. Tuh liat gegara lo ga sempet luluran pagi ini jadi banyak lalet datang," pungkas Yummy sambil menepok jidatnya.
" Enak aja ga luluran . cuci muka aja gue kaga blay," timpal Cindy.
" Anjrit pantesan bau limbah!" celetuk Yummy.
" Lah si Banu dong!" ujar Cindy. keduanya pun saling tertawa girang.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cabe Jablay [ Lengkap ] ✔
Teen FictionKisah persahabatan dua anak manusia Yummy dan Cindy yang begitu erat walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda. Kisah yang mengajarkan kita tentang kepedulian, kesetiaan dan kesetaraan dalam kasta yang berbeda. Dalam cerita ini pembaca akan...