BAG IV. Belum terlambat

27 5 0
                                    


     Tiga hari sudah sekolah terasa begitu sepi bagi siswi bernama Yummy. Ya Cindy memang belum masuk sekolah. Kabar pun tak ada. Entah dia sudah kembali ke rumah atau belum. Yummy ingin menghubungi sahabatnya tersebut tapi sayang ia tak memiliki pulsa. Gadis itu hanya bisa pasrah menunggu kabar dari sahabatnya.

     Pukul 2 siang jam pelajaran terakhir selesai. Itu tandanya waktu pulang sudah tiba. Yummy merapikan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam ransel. Dengan cepat gadis itu keluar kelas. ia begitu terburu-buru menuju toilet. Tak butuh waktu lama sekitar 10 menit ia sudah keluar dari toilet.

     Gadis itu bergegas pulang. Kakinya melangkah perlahan sambil merapikan baju seragamnya. Sesekali ia menoleh ke arah lapangan. Disana ada sosok yang ia kagumi sedang berbincang dengan anggota paskibranya. Dialah Rocky. Namun sayang Rocky tak melihat Yummy. Gadis itu lantas terus berjalan. Tepat di depan ruang guru langkahnya terhenti. ia melihat sahabat nya ada disana. Cindy sedang berbincang dengan pak Gembira. Yummy yang tadinya ingin segera pulang langsung mengurungkan niatnya. Ia lantas duduk di kursi panjang depan ruang guru untuk menunggu sahabatnya sambil memperhatikan Rocky di ujung lapangan. Gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi pada Cindy sahabatnya. Sekitar 15 menit gadis itu menunggu. Cindy pun keluar dari ruang guru.

" Be ! lo kenapa? 3 hari ga ada kabar. ada masalah apaan sih sampe ngilang," seru Yummy pada Cindy.

" Abis nangis lo ya. Sembab amat tu mata udah kaya abis kena bogem?" ujar Yummy lagi. Cindy belum menggubrisnya.

" Be, ngilang 3 hari ga bikin lo jadi budeg kan? kenapa sih?" tanya Yummy kesal.

" ngobrol di ruang taekwondo aja blay," ajak Cindy suaranya terdengar lesu.

     Keduanya pun bergegas ke ruang eskul mereka. Cindy masih terlihat tak bersemangat. Yummy dengan cepat mengambilkan bangku untuknya. Cindy lantas duduk dan masih terdiam. Tatapannya kosong. tak terlihat keceriaan disana. Gadis itu sangat terlihat kacau.

" Be ada apa?" tanya Yummy sambil duduk di hadapan sahabatnya.

" bokap blay," ujar Cindy lemas.

" lah ko mewek?" seru Yummy kaget. ia langsung mengusap lengan atas sahabatnya.

" dia jalan sama cabe-cabean," jawabnya. tangisnya pecah.

" Ko bisa? kenapa?" Yummy semakin heran.

" Ga ngerti. Bunda ga tau. gue doang yang tau. niat gue mau labrak tuh cewe di danau dora tapi bokap keburu tau dan minta sekretarisnya datang nemuin gue disana. Alhasil gue ga ketemu perempuan itu," jelas Cindy sambil mengusap air matanya.

" Jadi sampe sekarang lo belom ketemu sama dia? Bunda juga ga tau apa-apa?" tanya Yummy. Cindy hanya mengangguk.

" Gue ga bisa tutupin ini terus dari bunda. walaupun bokap udah kasih pengertian sama gue kalo dia berjanji buat perbaikin semuanya tapi ini beban blay buat gue. Gue harus gimana?" ujar Cindy menangis lagi.

" Sabar be gue tau ini berat. Dulu gue pernah ada di posisi yang sama kaya lo. Bedanya gue cuma bisa pasrah terima kenyataan kalo apa yang gue punya di rampas orang lain karena dulu gue cuma bocah 2 tahun yang ga bisa apa-apa," ujar Yummy meyakinkan sahabatnya.

" Liat gue be! lo lebih dewasa dari bocah yang berumur 2 tahun. Lo masih punya kesempatan buat jaga apa yang seharusnya jadi milik lo. Jangan nyerah be," saut Yummy lagi.

" Lo tau kan bangke mau di tutupin kaya apapun suatu saat bau nya bakal menyengat. Gue mungkin bisa pegang omongan bokap tapi rahasia ini blay hari ini, besok atau lusa bisa gue pendem tapi nanti gimana kalo sampe bunda tau dari orang lain? apa malah jadi boomerang sendiri nantinya?" ujar Cindy yang semakin tampak gelisah.

Cabe Jablay [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang