Hujan mengguyur lagi kota Bogor. Kota yang penuh cerita. Luka dan tawa bercampur disini.
Waktu baru menunjukan pukul satu siang tapi matahari sudah bersembunyi menyelimuti diri. Malu menyapa setiap insan yang menunggu cahayanya.
Seorang gadis duduk termenung sendiri di depan ruang rawat salah satu rumah sakit. Tak ada yang menghampiri ataupun sekedar untuk berlalu lalang di hadapannya. Ia terdiam tak bergeming walaupun ponselnya terus bergetar. Ya, tante Ana lah yang terus menelponnya. Setelah panggilan yang ke 21 Yummy baru mengambil ponselnya. Namun bukannya menerima panggilan dari tante Ana ia malah menonaktifkan ponselnya. Yummy butuh waktu untuk sendiri. Ia tak bisa melakukan apapun yang ia bisa hanya menjaga ibunya dari luar ruang rawat." Yum!" saut seorang pria dari arah lorong berjalan tergesa sambil membawa kantong kresek berwarna putih.
" Lo ngapain kesini ka?" tanya Yummy beranjak dari duduknya.
" Emang ga boleh gue jenguk nyokap lo?" Tanya Rocky.
" Nyokap di dalem kan?" ujar Rocky lagi berjalan ke arah pintu ruang rawat ibu Nur.
" Jangan! lain kali aja ibu lagi istirahat," ucap Yummy memegang pergelangan tangan kanan mangga gedongnya. Rocky menfhentikan langkahnya.
" Ya udah kalo gitu. Oh iya ini gue bawa makanan. Lo belom makan kan?" Tanya Rocky sambil mengajak Yummy duduk.
" Gue lagi ga nafsu ka," ujar Yummy singkat.
" Ya udah disimpen buat nanti. Yum lo kenapa? ada masalah? mata lo sembab?" tanya Rocky penasaran setelah sebelumnya menaruh kantong kresek yang ia bawa di samping tempat duduknya.
" Ga papa," celetuk Yummy.
" Kenapa Yum? gue tau lo butuh tempat buat cerita?" desak Rocky sambil mengusap pundak Yummy.
Gadis itu mengepalkan tangannya. Perasaannya campur aduk. Wajah yang di tekuknya mulai ia angkat. Perlahan ia menoleh ke arah mangga gedongnya. Akhirnya gadis itu menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Rocky. Walaupun Rocky tak mengerti dengan apa yang di rasakan Yummy ia mencoba untuk menenangkan. Sambil mengusap pundak gadis itu Rocky berbisik,
" Gue mau ada buat lo sama kaya Banu yang pernah ada buat lo," ucapnya sambil memeluk erat Yummy.
Yummy menumpahkan semua sedihnya di pelukan mangga gedongnya. Gadis itu sangat terpuruk.
" Sorry ka."
" Gapapa. Sebenernya kenapa?"
" Gue bingung cerita dari mana?"
" Dari awal. Gue dengerin."
" Lo tau Cindy kan?"
" He eh sahabat lo kan? cewenya Dafa?"
" Gue sama Cindy saudara kandung."
" Ko bisa?!"
" Waktu orang tuanya meninggalkan nyokap gue ketemu tantenya. Dulu nyokap pernah kerja sama tantenya Cindy waktu mereka netep di Yunani. Nyokap nya Cindy lama ga hamil. Dia minta tolong nyokap gue buat jadi ibu penganti."
" Ibu pengganti? yang cuma minjemin rahim doang?"
" Iya. Waktu itu nyokap nyanggupin. Setelah pemakaman orang tua Cindy mereka cerita semuanya. Saat itu Cindy tau kalo dia lahir dari rahim yang sama kaya gue."
" Apa responnya?"
" Kaget tapi ga marah. Tapi kemaren gue Cindy bahkan tantenya baru tau kenyataan yang sebenernya. Ibu tutupin ini semua. Gue nemu surat perjanjian yg ibu buat bersama Bunda Maya. nyokapnya Cindy. Yang ibu jalanin itu bukan sebagai obu pengganti tapi proses bayi tabung. Ibu bilang Bunda Maya lakuin itu karena dia ga bisa punya anak. Saat itu ibu butuh uang untuk pengobatan kakek gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cabe Jablay [ Lengkap ] ✔
Fiksi RemajaKisah persahabatan dua anak manusia Yummy dan Cindy yang begitu erat walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda. Kisah yang mengajarkan kita tentang kepedulian, kesetiaan dan kesetaraan dalam kasta yang berbeda. Dalam cerita ini pembaca akan...