BAG XXIII. MENYESAL

16 4 0
                                    

Kehidupan adalah perjalanan untuk setiap insan menuju tempat terakhirnya. Setiap hal di dalamnya adalah kesempatan untuk memberika n kebaikan-kebaikan. Merugilah untuk mereka yang acuh menyia-nyiakan.

Sore ini langit begitu gelap tapi hujan tak juga turun. Angin silih berganti mengeluarkan tenaga hembusannya. Wangi daun dan tanah menyatu pada udara yang tertiup kesana-kemari menerobos masuk melewati sekeliling orang yang sedang berdoa.

Anak gadis dengan mata sembabnya terlihat sedang duduk di samping jenazah seorang wanita tua. Di pandangnya wajah wanita yang sudah terbungkus kain kafan itu sambil membacakannya surat yasin.

" innama amruhu iza arada syai an ayyaqulalahu kinfakun. Fasubhanallazi biyadihi malakutu kulli syai iw wa ilaihi turja un. amin," ucapnya sambil mencium wajah sang ibu yang sudah teebujur kaku.

Wanita yang mengkafani jezanah ibu Nur langsung menghampiri. Ia menyiapkan kapas untuk menutup wajah jenazah yang ada di hadapannya.

" IBUUUU!!!!!!" teriak seorang remaja wanita dari arah pintu masuk. Dengan kaki gemetar ia melangkah menghampiri jenazah.

" Ibu... bu Cindy minta maaf bu," ucapnya sambil menangis memeluk jenazah ibu Nur. Ia sangat terpukul.

" Cindy. Sayang ayo bangun Nak. Jangan seperti ini. Air mata kamu ga boleh jatuh nanti kena wajah ibu Nur. Bangun sayang bangun," ucap Tante Ana memaksa Cindy melepas pelukannya terhadap ibu Nur.

Yummy yang melihat kejadian itu hanya terdiam dan beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke luar rumah untuk menghindar dari sahabatnya. Ia tak ingin ada pertengkaran di depan almarhum sang ibu.

" Gue turut berduka cita ya," seru seorang pria yang duduk di teras rumah.

" Dari kapan lo disini?" tanya Yummy menghampirinya.

" Dari tadi tapi ga enak mau nyamperin ke dalem. Takut ganggu. Lo yang sabar ya. Kalo butuh tempat cerita gue ada buat lo," ucap Rocky memeluk pujaan hatinya.

" Makasih," jawab Yummy singkat.

" ehemmm," celetuk seorang pria yg duduk di belakang Yummy.

Yummy langsung melepaskan pelukan Rocky dan menoleh ke arah belakang. Ia melihat ada duren montong Cindy disana.

" Lo ngapain disini?"

" Gue turut berduka cita ya. Gue baru tau semuanya dari Rocky. Dia nyuruh gue cari Cindy dan bawa kemari. Gue ga nyangka lo sama Cindy saudara kandung. Lo yang sabar ya."

" Makasih. by the way lo sama Cindy?"

" Dia masih marah tapi ga papa gue ngerti ko sikonnya emang ga tepat."

" Lo udah ga marah sama ka Rocky?"

" Kita udah baikan."

" Hmm syukur deh."

" Iya dong lagi pula gue udah nyesel sama kelakuan gue kemaren," celetuk Rocky menjelaskan pada Yummy.

Ketiga nya pun duduk bersama di teras depan rumah Yummy. Gadis itu teelihat sangat tegar walaupun sebenarnya hatinya hancur. Terlihat jelas dari sorot matanya. Banyak kesedihan disana tapi ia mencoba untuk menyembunyikannya. Yummy tak ingin orang lain mengkhawatirkan dirinya.

" Lo ga mau nyamperin Cindy?" tanya Rocky menoleh ke arah Yummy. Gadis itu hanya menggelengkan kepala.

" Kenapa? Dia keliatan nya nyesel banget sampe nangia kaya gitu."

" Gue keluar dan duduk di sini juga buat ngindarin dia ka."

" Sorry. Oh iya almarhum nyokap lo di makamin daerah mana?"

Cabe Jablay [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang