BAG XXI. TES ???

14 4 0
                                    

Lima hari sudah berlalu. Ulangan semester satu untuk para siswa dan siswi SMA N 9 Bogor pun telah selesai. Semua murid keluar dari ruang ulangan nya dengan wajah sumringah. Begitu pun Yummy dan Cindy keduanya sama-sama lega telah selesai melewati ulangan walaupun keduanya keluar dari ruangan yang berbeda. Memang selama lima hari ini tidak ada komunikasi di antara keduanya. Yummy sengaja untuk tak mengganggu Cindy. Ia ingin fokus pada ulangannya. Cindy pun tak pernah mencoba memulai komunikasi di antara mereka. Gadis itu terkesan menghindar. Cindy memang belum menerima kenyataan yang sebenarnya.

" Akhirnya keluar juga lo. Gue udah nungguin dari tadi. Balik bareng Yuk!" ajak Rocky yang sudah berdiri mematung di depan ruang ulangan Yummy.

" Ga bisa gue mau jemput ibu di PMI," ujar Yummy sambil memperhatikan Cindy yang berjalan acuh melewatinya.

" Nyokap lo udah boleh pulang?" tanya Rocky.

" Udah ka," Jawab Yummy singkat.

" Kalo gitu gue ikut yah," pinta Rocky sambil memegang lengan atas Yummy.

" Ga usah ka. Gue ga mau lo repot," ujar Yummy.

" Gue bawa mobil jadi lo sama nyokap lo ga perlu repot naek angkot atau pesen via online. Demi nyokap," paksa Rocky.

" Lo tuh ya paling bisa kalo ngerayu pake acara bawa-bawa nyokap. Kan gue ga bisa nolak," saut Yummy sambil melempar senyumnya.

Keduanya pun bergegas ke parkiran sekolah. Namun tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang siswa berlari menghampiri keduanya.

" Yummy! Tunggu!"

" Ka Dafa?"

" Tunggu-tunggu gue mau nanya."

" Apaan?"

" Emang bener Cindy semester depan pindah sekolah?"

" Apah?!"

" Gue tau dari Veya."

" Lo tau nya tadi?"

" Sabtu lalu waktu ketemu Veya depan PMI."

" Oh jadi itu Veya?"

" Kenapa?"

" Gapapa. Lo udah ngomong sama Cindy?"

" Dia masih ga mau ngomong sama gue. Lo tau ga dia mau pindah?"

" engga. tapi lo serius?"

" Serius lah mangkanya gue nanya sama lo. Kalo dia pindah masih di area bogor sih gapapa. Gue khawatir aja kalo dia nekat pindah ke Bandung. Hilang deh kesempatan gue."

" Nanti gue coba tanya tantenya ka. Kan lo tau hubungan gue sama dia lagi ga baik."

" Ya udah kalo gitu gue cabut duluan ya. Thanks."

" Iya."

Yummy terdiam. Ia tak menyangka Cindy dengan ego nya memilih untuk pindah sekolah. Gadis itu tau Cindy mencoba untuk menghindar. Bukan menghindar sementara tapi menghindar selamanya dari masalah dan kenyataan yang ada.

" Huss ngelamun lo. Jadi ga?" ucap Rocky menepuk tangan gadis berkulit hitam manis itu.

" Udah nanti aja di pikirinnya. Sekarang jemput nyokap lo dulu," suruh Rocky.

Yummy hanya tersenyum menyambut ucapan mangga gedongnya. Keduanya pun bergegas pergi menjemput ibu Nur di RS. PMI bogor.
Tepat jam setangah dua belas siang keduanya sampai disana. Yummy dan Rocky langsung berjalan ke ruang rawat ibu Nur. Yummy dengan perasaan lega menjemput sang ibu pulang. Ya ia senang ibunya bisa kembali sehat walaupun tetap kesehatan sang ibu masih harus di kontrol.
Di dalam ruang rawat terlihat sang ibu sudah menunggunya sambil duduk di atas kasurnya Ibu Nur merapikan pakaian nya yang ia simpan ke dalam tas besar.

" Assalamualaikum bu," saut Yummy.

" Wa alaikim salam Nak," jawab Ibu Nur lirih.

" Loh ada nak Rocky juga?" ucap Sang ibu terkejut melihat kedatangan Rocky.

" Bu gimana udah enakan?" tanya Rocky sambil mencium tangan ibu Nur.

" Udah alhamdulillah Nak," jawab ibu Nur sambil membalas senyum Rocky.

" Tadi Rocky minta ikut bu. Dia nawarin buat naik mobilnya," ujar Yummy seraya membantu sang ibu memasukan baju ke dalam tas.

" Duh ibu jadi ga enak. Merepotkan kamu," ujar Ibu Nur.

" Ga apa-apa bu. Masa sama gebetan anak gadisnya sungkan," celetuk Rocky.

" Ih apaan! boong bu jangan dengerin," seru Yummy sewot. Ibu Nur hanya tertawa.

Tak lama kedua wanita pun masuk ke dalam ruang rawat Ibu Nur. Suasana yang tadinya tenang menjadi tegang. Bukan tanpa sebab itu karena kedatang Tante Ana dan Cindy. Ibu Nur terdiam menatap sang putri yang baru menjenguknya lagi. Beda halnya dengan Yummy yang menatap Cindy sedikit sinis.

" Siang Nur."

" Ana. duduk Na."

" Ga apa-apa Nur. aku kemari mengantar Cindy."

" Sini nak duduk samping ibu. Makasih udah mau datang. Ibu hari ini udah bisa pulang. ibu udah sehat."

" Maaf sebelumnya Cindy ga kasih kabar mau kesini. Tujuan Cindy kesini cuma mau minta ibu Nur tes DNA."

" APA?!!! Lo sadar ga Be sama omongan lo?" ujar Yummy emosi.

" Bisa ga sih ga nge gas? salah kalo gue minta bukti kebenerannya?"

" Apa omongan Ibu ga cukup kuat buat jadi bukti? lo ragu sama ibu? lagi pula buat apa lo minta tes DNA kalo akhirnya lo milih buat pindah sekolah dan ninggalin gue sama ibu? Lo selalu pilih pergi dari pada nyeselein masalah dan terima kenyataan!"

" Gue cuma minta bukti! Ini ga gampang buat gue!"

" Iya emang ga gampang lo nerima kenyataan kalo ibu dan adik kandu g lo adalah orang yang di bawah garis!"

" Bisa ga sih lo hargain permintaan gue. Sekarang lo lega karena akhirnya lo tau lo bukan anak dari seorang lelaki yang nyakitin nyokap lo selama ini. Apa ini adil buat gue? Ibu pilih lo selama ini dan ibu pilih untuk jual gue sama bunda Maya!"

" Diem Be omongan lo ga di ayak?!  Ibu ga pernah pilih gue tapi terpaksa pilih gue. Ibu pilih lo untuk di urus sama orang tua yang lengkap, baik dan berkecukupan apa itu kurang?!!"

" SUDAH ! SUDAH !" teriak ibu Nur sambil menangis.

" Tolong Nak jangan bertengkar di hadapan ibu. Itu bikin sakit! Kalian harus tau ga ada salah satu dari kalian yang ibu pilih karena memang bukan salah satu tapi kaloan berdua yang ibu pilih u tuk ibu kandung dan ibu lahirkan ke dunia. Tolong jangan seperti ini. Kalo memang tes DNA buat kamu mau mengakui ibu silahkan ayo kita tes DNA," ucap Ibu Nur sambil menghampiri Cindy dan menggenggam tangannya.

" Bu!!!" saut Yummy semakin marah.

" Dengan dia minta ibu tes DNA itu artinya dia ragu bu. Sekarang kalo setelah tes buktiin ibu adalah ibu kandungnya Yummy ga yakin dia batalin buat pergi," seru Yummy keras.

" Tolong nak ibu tau kamu anak yang mengerti. Izinkan ibu menyanggupi permintaan kakak kandungmu sekali ini saja. Kalau pun Dia pilih untuk ga tinggal sama kita asal dia akui ibu sebagai ibu kandungnya itu sudah lebih dari cukup," ungkap Ibu Nur sambil menyentuh pipi putri bungsunya.

" Terserah ibu," jawab Yummy seraya keluar dari ruang rawat sang ibu sambil menangis. Rocky yang sedari tadi diam mengejarnya keluar.

terlihat Yummy menangis sambil menutupi wajah nya. Gadis itu duduk di bangku luar ruang rawat. Rocky yang menghampirinya hanya busa memeluknya. Ia tau betul Yummy sedih harus mengucapkan hal tersebut pada sahabatnya sendiri.

Sama halnya di dalam ruang rawat ibu Nur, terlihat Cindy menangis dan duduk di sofa yang tersedia di situ. Tante Ana tak bisa berkata apapun ia hanya bisa menenangkan ibu Nur yang masih duduk di atas kasurnya sambil menagis.

********

Cabe Jablay [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang