episode 16

1.4K 111 3
                                    

Manusia itu bisa ditakhlukan dengan dua cara. Jika tidak dengan kekuasaan maka dengan simpati

-Park Jiwon

🎼🎼🎼

Jiwon tidak bisa menutupi rasa bahagianya saat keluar dari restoran Cina. Gadis itu keluar dengan sebuah FD berisi rekaman cctv selama satu bulan terakhir.

" licik ya lo! Nipu mereka pake akting kerampokan"

" Manusia itu bisa ditakhlukan dengan dua cara. Jika tidak dengan kekuasaan maka dengan simpati"

" yah terkadang kebaikan seseorang adalah kelemahanya" ujar Suga menyetujui ucapan Jiwon. Untuk pertama kalinya ia sepakat dengan gadis bar- bar itu.

Suga melemparkan jaket hitamnya kearah Jiwon. Jiwon menatap Suga memicing tidak suka.

" pakai! Risih tahu lihatin lo kayak gitu"

" ya jangan dilihatin dong! Lagian bukanya lo udah biasa lihatin body cewek ya? Kan lo biasa konser sama girlband- girlband. Baju mereka jauh lebih terbuka daripada gue" Jiwon membela dirinya. Namun tetap memakai jaket pemberian Suga.

" nglihat sesuatu yang biasa terbuka itu lumrah. Tapi nglihat sesuatu yang biasa tertutup dibuka itu baru luar biasa"

" tch mesum" maki Jiwon sambil memutar bola matanya malas. Ternyata memang semua pria itu sama saja.

" hai polisi park!" Sapa pemuda dari arah berlawanan.

" wah kalian masih berjaga disini? Setia sekali anjingnya ian. Dimana aku bisa mendapatkan satu yang seperti kalian" Jiwon dengan segala ucapan tanpa berfikirnya benar- benar mencari mati. Suga penasaran berapa banyak nyawa gadis itu sebanarnya? Kenapa hobi sekali mencari mati.

" mati kau!" Tandas salah satu preman sebelum maju memprovokasi teman- temanya untuk ikut menyerang.

" lari!" Teriak Jiwon sambil mengenggam tangan Suga. Menarik pemuda pucat itu berlari menjauhi para preman.

Semakin lama Jiwon semakin masuk menyusuri gang- gang tikus. Tidak perduli dimana lokasinya sekarang yang Jiwon pikirkan bagaimana caranya agar Suga tidak terluka. Bagaimanapun caranya ia harus bisa membawa Suga dengan selamat.

Tiga puluh menit berlari tanpa henti membuat Suga mencapai batas limitnya. Jiwon masih kuat jika harus berlari beberapa kilometer lagi. Namun ia tidak mungkin berlari pergi meninggalkan seorang idol sendirian.

" ayo! Lari!"

" bentar nafas dulu!" Suga melepaskan masker yang menutupi wajahnya guna menghirup udara dengan lebih leluasa.

" udah gak ada waktu" ujar Jiwon memburu.

" lo duluan aja" sebersit ide untuk bersembunyi mangkir di otak Suga.

" gue gak akan ninggalin lo!"

" gak usah drama! Pabo" Jiwon memutar bola mata malas. Gadis itu sudah akan hengkang meninggalkan Suga jika saja salah satu preman tidak datang dan mencekal pergelangan tangan pemuda itu.

Tidak sempat menghindar, pipi mulus Suga dihantam bogem mentah. Tubuh Suga terjerembab dengan luka sobekan disudut bibir dan lebam keungguan.

" YOONGI!" teriak Jiwon panik.

" HEI KAU! MUSUHMU ADALAH AKU! JIKA KAU BERANI, MAJU KEMARI HADAPI AKU!" Jiwon meradang. Emosi gadis itu meledak melihat darah segar mengalir di sudut bibir 'rekanya'.

Smirk memuakan terpampang diwajah sekumpulan preman yang lebih terlihat seperti gerombolan domba payah.

" nyalimu besar juga ya! Tapi kupastikan kau mati kali ini, tidak akan kubiarkan kau kabur seperti sebelumnya" Jiwon tertawa keras mendengar ucapan preman didepanya.

Bangtan New Producer ( Completed 30/12/19)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang