Teman tidak akan meninggalkan temanya dalam situasi apapun.
- Song Daehan
🎼🎼🎼
Pagi yang indah dengan cahaya matahari bersinar cerah menjadi pembuka hari yang sempurna bagi Jiwon. Namun lagi- lagi gadis itu memilih menetap diatas ranjangnya dengan tatapan mata kosong terarah pada taman dibawah.
Sudah tiga hari Jiwon melakukan rutinitas itu. Mentalnya benar- benar down saat digiring polisi menuju kantor. Ironis memang, seorang aparat penegak hukum berubah posisi menjadi tersangka karena tidak berjalanya keadilan.
Hingga kini polisi belum menetapkan status apapun pada Jiwon. Gadis itu pingsan lebih dulu saat akan diintrogasi. Menyebabkan penyelidikan tertunda sementara. Namun gugatan sudah dilayangkan oleh Inspektur Han dengan tuduhan penganiayaan dan percobaan pembunuhan. Yang lucunya semua tuduhan itu justru dilakukan oleh sipelapor sendiri.
Srak....
Pintu ruang rawat digeser perlahan. Menampilkan wajah seorang pemuda yang sangat Jiwon kenal.
" hai, gimana keadaan lo sekarang?"
" tch. Kenapa mereka ngijinin lo masuk?" Kata mereka ditujukan pada dua polisi yang berjaga didepan pintu kamar rawat Jiwon.
Tiga hari tidak makan membuat Jiwon dehidrasi dan mulai terserang tifus. Rumah sakit umum menjadi tempat rujukan karena kondisi Jiwon yang tidak memungkinkan untuk dirawat dirumah sakit rutan.
" lo lupa gue masih bagian dari anggota kepolisian?" Tomoe mengulik ingatan Jiwon kembali.
" tch sialan inspektur Han gak laporin lo juga" jujur Jiwon iri dengan sahabat karibnya yang tidak terseret kemeja hijau. Jelas- jelas Tomoe membunuh banyak orang kemarin. Namun hanya Jiwon yang dilaporkan ke pihak berwenang.
" lo bawa apaan?"
" ponsel lo sama makanan. Makanan rumah sakit pasti gak enakkan? Sama beberapa baju ganti. Tenang aja habis ini lo bakal bebas" ucap Tomoe meyakinkan. Jiwon diam tidak menanggapi gadis itu terlalu fokus membuka makanan yang diberikan Tomoe.
" wah sandwitch. Yang ini isi apa?" Jiwon mengangkat salah satu roti isi itu keluar kantong.
" kalkun. Yang merah daging sapi, yang hijau daging ayam"
" yeah. Kok gak ada colanya?" Kembali kekebiasaan awal Jiwon yang kurang ajar dan suka meminta lebih.
" tch orang sakit mana boleh minum soda. Itu gue bawain susu, minum aja!" Jiwon mencebik tidak suka. Mulutnya melahap rakus roti isi daging ditanganya.
Tomoe diam menonton sahabatnya yang sedang menekuni roti isinya itu dengan tenang dari atas kursi tamu disebelahnya.
" Minji...."
" humt" sahut Jiwon sekenanya. Gadis itu merasa tidak enak mendengar sahabatnya kini memanggilnya dengan nama asli.
Rasanya Jiwon rindu sekali menjadi dirinya sendiri. Park Minji yang arogan dan disegani. Bukankah itu keren?.
" emmmttt.... anu....."
" apa! Yang tegas dong!" Jiwon memburu.
" gue mau minta maaf! Gue mewakili keluarga gue terutama ayah gue minta maaf yang sebesar- besarnya sama lo" Jiwon menghentikan kunyahanya. Dilihatnya Tomoe yang turun dari kursi dan berlutut menyedihkan dilantai.
" gak Tomoe! Lo jangan minta maaf! Jangan meminta maaf karena hal itu akan membuatmu kelihatan benar- benar bersalah" Jiwon mencoba menguatkan hati. Namun mendengar penuturan Tomoe membuat air mata Jiwon mulai terkumpul dipelupuk mata. Akhirnya semua ucapan inspektur Han tempo hari kini menjadi kebenaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan New Producer ( Completed 30/12/19)
FanfictionCover by: @bae_selvia Biarpun udh end boleh dong votenya😄😄😄 Park Min Ji, detektif kepolisian pusat Seoul distrik 6. harus meninggalkan pekerjaanya dan beralih menjadi seorang producer untuk menyelesaikan salah satu misi rahasianya. Perjuangan Min...