episode 21

1.3K 112 37
                                    


Hukum ada untuk dilanggar, kita hanya akan dihukum jika ketahuan melanggar peraturan. dengan kata lain kau bebas melakukan apapun selama tidak ketahuan

-Jiwon Park

🎼🎼🎼

" hai nona ini tempat JUDI bukanya pasar perdagangan manusia" seorang pria paruh baya berbicara sambil memberikan penekanan pada kata judi.

Jiwon memandangi pria dengan stelan parlente itu dengan seksama.

" aku tidak menjualnya, aku mempertaruhkanya. kau bisa memiliki barang miliku jika kau berhasil mengalahkanku dalam permainan. Namun jika kau kalah kau tidak akan mendapatkan apapun" sombong Jiwon.

Pria paruh baya itu menyeringa sesaat.

" berapa yang ingin kau pasang?"
" satu kali permainan dengan taruhan minimal 20 juta won" ucap Jiwon tegas dan lugas.

" tch. Memangnya berapa nilai taruhanmu itu? Bukankah harga itu terlalu tinggi untuk resiko tinggi yang harus kami hadapi? kami bisa dipenjara atas dasar penjualan manusia" ucap Pria paruh baya itu mencoba menurunkan harganya.

" kalau kau tidak bisa menjualnya utuh, jual per organya saja. Ku dengar harga ginjal masih kisaran 8 juta won" ucap Jiwon santai. Tidak tahu saja jika orang yang sedang mereka negosiasikan sedang menyumpahi agar Jiwon segera menemui ajalnya.

" kau sangat cedik nona. Baiklah aku pertaruhkan 20 juta won untukmu" putus pria paruh baya itu akhirnya.

Jiwon menyeringai senang. Sedang dibalik penyumbat mulutnya Suga mulai bergidik ngeri. Habis sudah riwayatnya jika Jiwon gagal memenangkan perjudian.

Srattt...

Pria muda dengan rompi pelayan mulai membagikan kartu. Jiwon melirik kartu pertamanya sa.bil bersiul santai.

Kartu ke dua dibagikan Jiwon terlihat mengernyitkan keningnya.

" kenapa nona? Kau ragu dengan kartu milikmu? Tukarkan saja" saran pria paruh baya itu sok tahu.

Jiwon menggeleng pasif dan menggerakan jati terlunjuknya memberikan sinyal pada pelayan agar membagikan kartunya lagi.

Kartu ke tiga dipegang Jiwon dengan tenang. Kontras sekali dengan pemuda pucat yang terikat diatas meja. Suga puluhan kali bergerak memberontak mencoba melepaskan diri. Namun hasilnya nihil, Jiwon benar- benar kuat mengikatnya.

Kartu ke empat dibagikan. Jiwon menarik nafas pendek.

" kenapa nona? Kau sudah menyerah sekarang? Kalau begitu aku harus menyiapkan dokter bedah sekarang" pongah pria paruh baya itu mengejek.

" yah sedikit saran tolong persiapkan pisau tertajam yang kau miliki. Akan sangat kasihan barang taruhanku" ucap Jiwon membuat pria yang menjadi lawanya tergelak keras merasa akan menjadi pemenang tunggal.
Suga sudah keringat dingin mendengar ucapan Jiwon yang kelewat santai membahas pisau disampingnya.

" kau benar- benar sudah kalah nona? Kenapa tidak kau ganti saja kartumu?" Tanya pria paruh baya itu heran.

" tidak. Orang ini sangat menjengkelkan. Cerewet sekali sama sepertimu" maki Jiwon membuat lawanya bungkam seketika.

Kartu kelima dibagikan. Jiwon meneliti kartunya sejenak.

" ku rasa kau tidak akan lolos nona. Kau punya apa? Two pair? Full house? Maka kau harus tunduk sekarang karena aku memiliki three of a kind!" Pongah pria paruh baya itu memamerkan tiga kartu dengan angka tujuh.

Bangtan New Producer ( Completed 30/12/19)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang