Pagi ini Reyhan masih saja misuh-misuh tak jelas. Bagaimana mungkin orang tuanya hanya memberikan uang lima puluh ribu bahkan sekarang sisanya hanya tiga puluh ribu setelah ia mengisi bensin.Teman-temannya yang baru saja memasuki kelas menatap aneh Reyhan. Ini pemandangan langka seorang Reyhan berada di kelas sepagi ini.
"Rey jam dirumah lo nggak salah kan ya?" Tanya Havi lalu duduk di bangku sebelah Reyhan.
Reyhan memutar bola matanya malas mood nya benar-benar buruk saat ini."Diam lo!"
Andre menatap Havi seolah bertanya 'Dia kenapa?'
Havi mengangkat bahunya."Yaudah gue kekelas dulu."Pamitnya di ikuti Andre.
Ayra menundukkan kepalanya yang terasa sangat pusing. Kemarin setelah menjenguk Havi, Ayra bertemu Juki dan membantu anak itu mencari barang bekas di bawah terik matahari.
Bianca mengerutkan dahinya."Ay lo kenapa?"Tanyanya khawatir.
Ayra tersenyum."Gue nggak pa-pa kok."
"Ay lo jangan bohong deh, lo sakit? Akhir-akhir ini gue perhatiin lo pucat banget." Ujar Bianca masih tak percaya.
"Gue cuma kecapean aja." Balasnya.
Bianca menaikkan satu alisnya."Kecapean? Emang lo ngapain!"Tanyanya bingung karena setaunya Ayra itu anak orang kaya dan semua kebutuhannya tercukupi.
Ayra cengengesan."Gue bantuin Juki."Jawabnya.
"Juki?" Beo Bianca.
"Anak jalanan yang sering gue ceritain."Jelas Ayra.
Bianca mendorong kepala Ayra pelan." Bantuin orang boleh asal jangan sampe sakit gini juga dong."Ucapnya.
Ayra tersenyum."Makasih."Gumamnya.
Bianca menatap Ayra."Buat?"Tanyanya.
"Toyoran lo barusan bansull!" Umpatnya.
Seharian ini bahkan Ayra tidak keluar kelas karena sakit kepalanya semakin menjadi. Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi rasanya Ayra masih enggan untuk keluar dari kelasnya.
Bianca sudah pulang saat bel berbunyi jangan tanya mengapa? Ayra yang memaksanya ia merasa tak enak jika Bianca harus membatalkan janjinya dengan Ilham karena dirinya.
Di koridor Ayra bertemu dengan Reyhan dan Hani. Ia tak menghiraukannya yang terpenting baginya adalah sampai ke apartemen secepatnya karena kakinya sudah tidak akan kuat lagi menopang tubuhnya lebih lama lagi.
Reyhan menyergit."Lo kenapa belum pulang."Tanyanya.
Ayra memaksakan senyumnya."Menurut lo?"Balasnya acuh berlalu meninggalkan Reyhan. Ia tidak ingin berdebat saat ini.
Reyhan mengerutkan dahinya."Tuh cewek kenapa? Pms kali!" Batinnya.
"Rey ayok!" Ucap Hani menggoyang-goyang lengan Reyhan.
Ayra tersenyum kecut, Reyhan bahkan tidak mengejarnya atau bahkan sekedar menanyakan keadaannya, sebegitu tidak pedulinya kah laki-laki itu kepadanya? Sebenarnya Reyhan menganggap Ayra itu apa?
Sudah beberapa kali Ayra memesan taksi online tapi tak ada yang menerima orderannya. Apakah semua driver- nya sedang berlibur? Ia juga sudah menghubungi Havi dan Andre mereka juga tidak menjawab panggilannya.
"Pasti mereka sedang sibuk dengan wanita seksi di layar ponselnya itu!" Umpat Ayra membatin.
Sekarang siapa lagi yang Ayra punya disini."Aga."Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple
Teen Fiction[Follow me first] Ini kisah tentang Reyhan dan Ayra yang sama-sama saling mencintai tapi dengan cara mereka sendiri. Bagi Ayra, Reyhan merupakan cowok brengsek yang selalu bertingkah konyol dan selalu mengganggunya, dekat dengan gadis lain tanpa mem...