※ Author POV ※
Setelah mendapatkan 2 boneka dari memainkan mesin pencapit boneka, kini Lana menggiring Sean beranjak ke tempat Danz Base. Melihat pengunjung yang sebelumnya menari membuat Lana ingin juga melakukannya. Sean sendiri masih tidak paham dengan keinginan mendadak dari adiknya itu.
"Titip boneka sama tas aku ya, Kak!", ujar Lana menyerahkan barang bawaannya pada Sean yang masih berdiri terdiam.
Netra Sean masih sibuk mengamati apa yang akan dilakukan oleh Lana selanjutnya.
Umpah umpah~
Umpah umpah~Umpah umpah~
Umpah umpah~Here we go now~
Umpapah~Sean membulatkan matanya ketika Lana mulai menarikan salah satu lagu dari girl group Korea. Bahkan cewek itu kelihatan luwes sekali menggerakkan badannya mengikuti irama. Sean yang berdiri menghadap langsung dengan wajah Lana bisa melihat secara langsung bagaimana ekspresi wajah Lana juga ikut menikmati musiknya. Bahkan Lana juga menyanyikan lirik lagunya.
Kedua pasang mata mereka bertubrukan. Melupakan semua sikap posesif Sean, Lana sepertinya sangat menikmati kegiatannya itu, tak jarang anak itu melemparkan senyum kearah Sean.
Bagaikan taman bunga di musim semi, hati Sean merekah. Ia tersenyum simpul melihat Lana masih berlenggak-lenggok disana.
Tiba di chorus, Lana menari selayaknya seperti penyanyi asli diatas panggung. Sampai mereka tak sadar bahwa apa yang diperbuat Lana menarik perhatian pengunjung lainnya. Cewek itu hafal gerakannya dengan baik.
Radar keposesifan Sean mulai bekerja kembali. Mata elangnya menyisir beberapa pengunjung yang berhenti untuk melihat Lana tengah menari. Tidak, ini tidak boleh dibiarkan!
Lana bukan tontonan!
"Udah cukup! Kita pergi!"
Lagu masih terus terputar tapi, pergelangan tangan Lana ditarik oleh Sean untuk segera enyah dari sana.
"Kak, tapi kan belum selesai!"
Tidak mempedulikan rengekan Lana dibelakangnya, Sean terus melangkah maju dengan mengunci pergelangan tangan kiri Lana. Sementara lengan kanannya digunakan untuk mengapit kedua boneka yang tadi mereka dapatkan.
"Kak Sean, Ih!"
"Kakak bilang udah ya udah! Kalo kamu mau ntar Kakak pasang alat yang kayak gitu dirumah biar ga perlu lagi pergi ke mall terus diliatin orang banyak kayak tadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
أدب المراهقين[LENGKAP] Awalnya setiap perhatian juga sentuhan yang Kakaknya berikan terhadap Ilana hanya dianggap hal yang lumrah oleh gadis itu. Sama halnya perlakuan Kakak pada seorang adik seperti kebanyakan, namun lambat laun pemikirannya yang semakin dewas...