✘Z

8.4K 534 65
                                    

Kalian bakal nyangka ga sih kalo ini chapter terakhir? Karena alphabetnya udah abis.
Selamat membaca~

a/n: disarankan untuk dengerin lagu sedih² pas baca biar ngefeel hehe

a/n: disarankan untuk dengerin lagu sedih² pas baca biar ngefeel hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※ Lana POV ※

Aku meletakkan tumpukan bukuku juga laptopku diatas meja belajar. Kudaratkan pantatku dipinggiran ranjang. Kudongakkan kepalaku keatas lalu menengokkannya ke kanan ke kiri karena rasa pegal yang menghampiri leherku. Tugas sekolah benar-benar menghajarku malam ini.

Saat pandanganku tertahan disudut atas kamar dekat kamar mandi kulihat sebuah benda hitam kecil yang terpasang diatas sana. Dari tempat dudukku kuamati benda itu. Kupikir aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Kenapa terasa aneh?

"Itu apa sih item-item?", monologku memicing mengamati benda itu.

Hingga kuputuskan untuk meraih benda kecil itu dengan cara menaiki kursi dan menggunakan gagang sapu untuk meraihnya.

Tuk!

"Eh?"

Benda itu jatuh ke lantai. Segera aku turun dari kursi, meletakkan sapu lalu memungut benda itu. Kecil dan ada lensanya. Ku bolak-balik cukup lama hingga kemudian aku mengetahui benda apa yang berada di tanganku ini.

"Cctv?"

Aku membekap mulutku sendiri. Siapa yang dengan kurang ajarnya memasang cctv di kamarku? Lalu sudah berapa lama benda ini ada disana? Kakiku langsung lemas dan tubuhku limbung hingga jatuh terduduk ke lantai.

Pikiranku seakan buntu. Aku tak dapat memikirkan apapun. Benda itu langsung kulempar hingga menabrak pintu kamarku. Mau rusak atau tidak aku tidak peduli.

Air mataku luruh.

Ini keterlaluan! Demi Allah aku marah!

Sampai satu nama terlintas begitu saja di otakku. Air mataku semakin deras saling berebut untuk turun, tanganku mengepal kuat keduanya. Melihat bagaimana berlebihannya sikap orang itu padaku langsung serta merta tuduhanku begitu kuat tertuju padanya.

Kuraih ponsel di tanganku dan langsung mendial nomor Papa.

"Halo, sayang! Papaㅡ"

𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang