[LENGKAP]
Awalnya setiap perhatian juga sentuhan yang Kakaknya berikan terhadap Ilana hanya dianggap hal yang lumrah oleh gadis itu. Sama halnya perlakuan Kakak pada seorang adik seperti kebanyakan, namun lambat laun pemikirannya yang semakin dewas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※ Author POV ※
Kedua gadis itu baru saja mengembalikan pelampung setelah menaiki banana boat bersama anak-anak yang lain. Mereka berjalan melewati orang-orang yang tengah duduk-duduk di tepi pantai. Hingga tepat dibawah pohon kelapa, mereka memutuskan untuk duduk disana. Salah satu dari mereka menangkap Lana serta Sean yang masih berada didekat air pantai. Matanya memicing.
"Jov?"
Gadis yang paling tinggi yang tengah mensejajarkan kakinya pun menoleh, "Hmm?"
Dagu Yeslin mengarah ke depan sana, "Coba lo liat deh!"
Sejurus kemudian Jova mengarahkan kedua obsidiannya sesuai interupsi Yeslin barusan. Kedua matanya tidak setajam Yeslin yang langsung tertuju pada kedua kakak beradik itu. "Liat apa sih?"
Tangan Yeslin terulur memegang tengkuk Jova lalu mengarahkan kepala anak itu kedepan, "Noh!"
"Aduh!"
Disana Lana dan Sean tengah berdiri berdekatan. Si gadis nampak sibuk sendiri dengan kamera ditangannya sedangkan si pria dewasa disampingnya hanya diam melipat tangannya didepan dada sembari memperhatikan.
"Kenape sih emang?"
"Peka dikit dong, Jov!", gerutu Yeslin yang sepertinya menyesal membuka pembicaraan dengan Jova disampingnya yang tak kunjung paham kemana arah pembicaraannya.
"Ya emang kenapa mereka?"
"Gue tuh kadang mikir mereka tuh beneran kakak adik bukan sih?", celetuk Yeslin.
"Kalau bukan kakak adik terus apa hah? Kok lo lucu sih?"
Yeslin menyangga dagunya dengan sebelah tangannya, "Lo liat ga tadi gimana cara dia ngelarang Lana naik boat bareng kita? Gestur tubuhnya, tatapan matanya sama caranya dia ngomong! Ga tau ya kok berlebihan gitu?"
Kedua gadis itu terus menerus memperhatikan mereka dari kejauhan. Fakta tentang Lana yang bukan adik kandung Sean itupun belum ada yang mengetahui. Jika mereka tau maka terjawablah sudah apa maksud keposesifan Sean terhadap Lana selama ini.
"Eh dulu kan gue pernah bilang kayak gitu! Gue juga punya Kakak cowok tapi, ga kayak yang segitu posesif sama ngatur-ngaturnya...", sahut Jova.
Matahari sudah berada diatas kepala. Pantai terasa semakin panas tapi, pengunjung semakin banyak yang berdatangan.
"Jov, lo panggil Lana sama Kakaknya deh ayo kita makan siang sama-sama!", ujar Tegar yang baru keluar dari mobil dan bertemu Jova yang tengah minum disamping pintu mobil.