[LENGKAP]
Awalnya setiap perhatian juga sentuhan yang Kakaknya berikan terhadap Ilana hanya dianggap hal yang lumrah oleh gadis itu. Sama halnya perlakuan Kakak pada seorang adik seperti kebanyakan, namun lambat laun pemikirannya yang semakin dewas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※ Author POV ※
Keluardari kelas, Lana mengayunkan tungkainya melewati koridor. Disampingnya ada Jova dan Yeslin yang tengah sibuk membahas soal liburan ke pantai. Oh ayolah, tidakkah mereka memahami apa yang dirasakan oleh Lana? Lana hanya mendengus, tapi sepertinya itu tidak berefek bagi mereka.
Ketiganya berpisah saat akan sampai pada halaman sekolah. Lana hendak mempercepat laju kakinya namun suara seseorang menghentikannya. Ditengoknya ada Tegar setengah berlari kearahnya dari belakang.
"Gimana?"
Lana mengernyit, "Apanya?"
"Ish lupa nih pasti!", sahut Tegar menunjukkan deretan gigi-giginya yang rapi.
"Apa sih, Gar?"
"Gue anterin pulang!"
Kedua obsidian Lana membulat sempurna tatkala Tegar meloloskan kalimat ajakan itu. Mana mungkin Lana bisa menerimanya?
"Ya? Hari ini gue naik motor, bawa helm dua hehe sengaja..."
"Tapiㅡ"
"Yuk!", potong Tegar. Lelaki itu berjalan terlebih dahulu beberapa langkah dari Lana.
Harus bagaimana Lana sekarang?
Ddrrtt...
Kakak Dek, kakakmasihdikantornemuin client Bentarlagiselesai. Tunggu ya Janganpulangsendiri! Kakakjemput!
Panas dingin Lana membaca satu persatu kata yang dikirimkan oleh Sean dari ujung sana.
"Gar..."
"Ya? Nih!", sahut Tegar kemudian menyodorkan helm pada Lana.
Bagaimanapun juga Lana tidak ingin temannya ini berurusan dengan sang Kakak, "Sori. Gue ga bisa. Gue dijemput...", cicitnya berharap lelaki didepannya itu mau mengerti.
Nampak Tegar terdiam agak lama. Mungkin benar dirinya terlalu agresif. Anak itu tertawa canggung. "Gitu ya? Sori ya kalo gue kesannya maksa..."