[LENGKAP]
Awalnya setiap perhatian juga sentuhan yang Kakaknya berikan terhadap Ilana hanya dianggap hal yang lumrah oleh gadis itu. Sama halnya perlakuan Kakak pada seorang adik seperti kebanyakan, namun lambat laun pemikirannya yang semakin dewas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※ Author POV ※
"Dia bilang gimana kemaren?"
Lana menegakkan badannya, menukikkan kedua alisnya, menatap tajam kearah Jova yang baru saja mengajukan pertanyaan padanya, "Di rumah aja! Nanti Kakak ajak jalan-jalan sendiri! Mau kemana aja Kakak temenin!", jawabnya menirukan gaya bicara Sean.
Alhasil kedua cewekdihadapannya itu tertawa terbahak-bahak, "Hahaha mirip! Mirip!", sahut Jova sedangkan Yeslin masih tertawa.
Lana mencebik. Bukannya fokus pada jawabannya, yang ada kedua temannya itu malah tertarik bagaimana kemampuan Lana dalam menirukan ekspresi dan gaya bicara Sean.
"Kakak lo tuh kenapa sih?", tanya Yeslin setelah menyelesaikan tawanya.
"Kenapa gimana?"
"Perasaan gitu banget..."
Jova mengangguk setuju, "Kakak gue aja ga gitu-gitu amat, Lan! Malah gue suruh jauh-jauh katanya bosen liat muka gue!", curhatnya kemudian menusuk 1 butir cilok lalu memasukannya kedalam mulut.
"Ya mungkin karena Kak Sean mau jagain gue aja!"
"Ya, ngerti zheyenk! Tapi, ya ga gini juga sih! Kalo kata gue ya berlebihan lah! Masa ini ga boleh, itu ga boleh, sekarang coba gue tanya sama lo, berapa cowok yang udah dia bikin cidera karena deketin lo?", cerocos Yeslin.
Pertanyaan Yeslin membuat Lana tersudutkan. Kalau dipikir-pikir memang Kakaknya itu sudah kelewatan.
"Gue ga ngebayangin kalo lo punya pacar nanti...", sahut Jova.
"Orang sebelum jadi pacar aja udah dibikin bonyok, ya mana ada yang berani sih?", balas Yeslin.
Lalu Jova hanya berhaha-hehe.
Semua yang dikatakan kedua temannya membuat Lana diam. Kembali dirinya memikirkan tentang semua hal yang dilakukan dan dikatakan oleh Kakaknya itu padanya. Hal-hal yang dilarang dan sedikit hal yang diijinkan juga.
"Udah, Lan ga usah terlalu dipikirin! Setiap Kakak kan pasti punya cara tersendiri buat jagain dan lindungin adeknya!", ujar Jova seakan tahu apa yang tengah Lana pikirkan.
"Ya terus gimana? Gue kan juga mau ikut ke pantai bareng kalian sama yang lain juga! Huh!", dengus Lana yang hari ini tidak membeli jajanan sama sekali karena tidak nafsu.