✘S

6.9K 515 47
                                    

※ Author POV ※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※ Author POV ※

Lana menghentikan perjalanannya karena bunyi perutnya. Sedari pagi Ia belum memasukkan apapun kedalam perutnya. Tadi hanya meminum segelas susu saja. Ia lapar dan terpaksa memasuki sebuah minimarket. Gadis itu mengambil dua buah roti sobek rasa cokelat keju dan dua kotak susu uht rasa stroberi.

Duduk di teras minimarket gadis itu mulai membuka satu bungkus roti sobeknya. Mengunyahnya seraya menatap jalanan didepan. Hari sudah semakin sore, ditandai dengan mentari yang mulai kembali ke peradabannya.

"Gue belum beli sim card baru, kalo cuma ngandelin nunggu ojek lewat yang ada ntar keburu malem. Apa gue naik bus aja ya?", vokalnya setelah menelan kunyahannya dan mulai meraih satu susu uhtnya.

Tapi, melihat maraknya berita pelecehan yang terjadi di bus gadis itu jadi merasa ngeri dan bergidik.

"Ck kok gue jadi takut sih?"

Satu gigitan roti kembali masuk kedalam mulutnya. Hingga roti tersisa setengah, Lana memutuskan untuk berhenti makan karena sudah merasa cukup kenyang sampai sebuah suara bariton mengambil alih atensinya.

"Ilana?"

Perlahan Lana menolehkan kepalanya. Takut-takut jika seseorang yang Ia kenali muncul dan mempersulit acara kaburnya. Kedua netranya mengerjap.
"Vito?"

"Eh ya bener!"

Dengan mulut setengah terbuka Lana menatap sosok pemuda yang jelas Ia kenal. Vito, pemuda yang dulu pernah mencoba mendekatinya namun berujung opname di rumah sakit karena ulah Sean.

Vito tersenyum, "Hai..."

"E-eh, h-hai juga...", cicit Lana. Hingga kini rasa bersalah atas kejadian yang menimpa pemuda itu di waktu lalu masih Lana rasakan.

Suasana menjadi canggung.

"Apa kabar?", tanya Vito kemudian menatap sekeliling, "...Sendirian?", agaknya pemuda itu masih mencemaskan jika Sean tiba-tiba muncul dan menghajarnya lagi.

"Baik.", jawab Lana dengan suara melemah. "...Ya, gue sendiri."

Tadinya Vito ingin mampir membeli air mineral dan tak disangka Ia bertemu gadis yang dulu Ia taksir sedang duduk sendirian. Ehm kalau boleh jujur mungkin sekarang masih.

Lana menundukkan kepalanya. Merasa Vito mungkin akan membencinya mengingat bagaimana dulu Kakak angkat kejamnya itu memperlakukan pemuda itu dengan begitu bengisnya.

𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang