🎵Love than the one word - Taeyeon
※ Author POV ※
Semua sudah direncanakan dengan sedemikian rupa. Tepatnya sore ini Daren dan Lana akan terbang ke Jerman, tanpa sepengetahuan Sean tentunya.
"Papa mau kemana?"
"Ada sedikit lagi yang musti Papa urus. Kamu disini dulu ya sebentar..."
Lana mengangguk, "Hati-hati, Pa..."
Meninggalkan Lana seorang diri yang sudah sangat siap untuk pergi ke bandara sebentar lagi, Daren berlalu ditemani satu anak buahnya. Pergi menemui puteranya.
"Den Sean masih di kamarnya, Tuan...", beritau Bibi Zaenab yang tengah bersih-bersih area ruang tamu.
Padahal biasanya jam segini puteranya itu masih berkutat dengan segala laporan dan pertemuan di kantor. Selama Sean belum menemukan keberadaan Lana, pria itu benar-benar seperti kehilangan separuh hidupnya. Sudah puluhan kali makanan yang seharusnya dimakan terbuang sia-sia karena dilemparnya begitu saja. Jangan lupakan makian yang pria itu lontarkan pada asisten rumah tangganya. Sean kehilangan cukup banyak berat badannya karena terus memikirkan Lana.
Daren menatap keadaan kamar Sean yang sungguh berantakan. Sedang si empunya tengah duduk diam menatap tirai jendela yang bergerak karena tertiup angin. Ia tidak berpikir efeknya akan seluar biasanya ini. Sebetulnya sedalam apa perasaan puteranya itu?
"Sean..."
Perlahan Sean menolehkan sedikit kepalanya.
Pipi yang semakin tirus, kantung mata, lingkar hitam di area mata. Sean terlihat sangat kacau. Daren prihatin sendiri.
"Papa akan pulang.", ucapnya final meski ada sedikit rasa tak tega. Tapi, ini harus Ia lakukan demi Lana juga Sean.
Sean tak bergeming. Tatapannya terarah lurus pada Daren yang sudah berpenampilan rapi. Ia menangkap sosok sang Papa yang berjalan mendekat kearahnya.
"Selesaikan kekacauan yang telah kamu perbuat soal perusahaan. Papa udah kasih kamu tanggung jawab penuh untuk urusan perusahaan. Papa udah urus dikit dan selebihnya urusan kamu!", titah Daren mutlak. "...Papa pamit. Jaga diri kamu!", pamitnya kemudian disusul tepukan pelan pada bahu lebar Sean.
Dalam bungkamnya Sean merasa ada yang aneh dari sang Papa. Matanya memicing menatap punggung yang telah menghilang keluar dari kamarnya itu. Lana belum ditemukan mengapa Papanya bisa sesantai itu dan berencana untuk kembali?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
Teen Fiction[LENGKAP] Awalnya setiap perhatian juga sentuhan yang Kakaknya berikan terhadap Ilana hanya dianggap hal yang lumrah oleh gadis itu. Sama halnya perlakuan Kakak pada seorang adik seperti kebanyakan, namun lambat laun pemikirannya yang semakin dewas...