✘R

6.9K 514 53
                                    

※ Author POV ※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※ Author POV ※

Apa yang dikatakan oleh Sean kemarin adalah sungguhan. Lana tidak berangkat ke sekolah pagi ini. Gadis itu masih terdiam di meja makan padahal sudah mengenakan seragam sekolahnya. Sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi itu tak sedikitpun membangkitkan nafsu makannya.

Beberapa menit yang lalu Sean telah berangkat ke kantor tanpa Lana yang biasanya diantar duluan ke sekolah. Pria itu mengatakan bahwa tutor yang akan mengajar Lana akan segera tiba. Tutor wanita yang Sehun dapatkan dengan cara tidak sembarangan.

Mengabaikan sarapannya, gadis itu anjak dari kursinya melangkah menuju kamarnya diatas. Hidupnya lama kelamaan tak ubahnya seperti seorang tawanan. Sama sekali Ia tidak diberi kebebasan. Lana lelah, sungguh.

Sebuah ide gila terlintas tiba-tiba di otaknya.

Pintu kamar itu dikuncinya agar tidak ada yang bisa masuk kedalam. Ia bergerak kearah lemari dan mengeluarkan sebuah koper besar dari sana.

Sepertinya yang telah terbaca. Melarikan diri.

Jujur saja Ia masih merasa ragu. Kalau jadi pergi memangnya Ia akan pergi kemana? Tidak mungkin Ia menjadikan rumah kedua sahabatnya sebagai tempat persembunyiannya. Terlebih-lebih dirinya juga tidak terlalu tau nama-nama daerah karena intensitas Ia keluar rumah juga jarang.

Akan kemana Ia setelah ini?

"Kok gue kepikiran panti asuhan ya?", monolognya terduduk di lantai di depan kopernya yang telah terbuka namun belum ada isinya.

Lagi-lagi Ia memikirkan kembali rencananya ini. Bagaimana dengan Papa angkatnya? Ia hampir lupa jika selain Kakak silumannya itu masih ada sosok sang Papa. Apa Ia memaksa untuk menyusul kesana, ke luar negeri dan tinggal bersama dengan sang Papa?

Tidak!

Sean pasti akan tau dan berusaha agar dirinya tidak pergi. Baiklah, kembali ke rencana awal!

"Tapi, gue lupa jalan menuju panti asuhan! Di maps ada ga ya?"

Gadis itu anjak mengambil ponselnya yang tergeletak diatas ranjang. Membuka aplikasi maps dan mengetikkan nama panti asuhan yang Ia tinggali dulu.

Kedua netranya melebar, "Ada! Yaaasshh!"

Keputusannya untuk meninggalkan rumah sudah bulat.

Tok! Tok! Tok!

"Non, Mbak tutornya udah sampe! Non Lana!"

Untuk saat ini Lana ikuti saja aturan Kakaknya itu, tunggu sampai nanti.

✘ ✘ ✘

※ Lana POV ※

Cecans (3)

𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang