✘B

20K 1.4K 105
                                    

※ Sean POV ※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※ Sean POV ※

"...dia lagi janjan di kantin."

"Sama siapa?"

"Sama Yeslin, sama Jovaㅡ"

"ㅡe eh ada Tegar juga! Baru gabung!"

Aku menggertakkan gigiku kuat-kuat. Siapa sih Tegar ini?
"Kasih tau saya siapa Tegar!"

"Tegar anak pindahan dari Semarang, Om eh Kak! Maaf..."

"..."

"Kak maafin saya, Kak!"

"Udah berapa lama dia jadi siswa disana?"

"Sebulanan lah."

"Saya mau kamu awasin mereka terus!"

"Siap!"

"Nanti ketemuan di tempat biasa!"

"Ya, Kak!"

Setelah mendengar responnya, kuputus sambungan telepon secara sepihak. Aku meloloskan nafas kasar. Perlukah aku turun tangan sendiri untuk memperingati bocah ingusan macam Tegar?

✘ ✘ ✘

※ Lana POV ※

Ketika tengah menikmati sekotak susu uht rasa stroberi, Tegar datang bergabung. Di meja ada aku juga kedua temanku, Yeslin juga Jova. Mereka sudah kukenal baik sejak SMP. Hanya dengan mereka saja aku boleh berteman, kata Kak Sean.

"Boleh kan gue gabung? Mejanya penuh semua!", kata Tegar mulai memakan jajanannya.

"Santai sih, Gar! Duduk aja! Lo mah kek meja punya gue sendiri aja!", sahut Jova yang daritadi sibuk mengaduk cimol agar tercampur dengan bumbunya.

"Hehehe..."

"Tumben biasanya ngintil mulu sama Temmy?", tanya Yeslin setelah meminum milo dinginnya.

"Oh? Tuh anak lagi ke ruang guru!"

"Ke ruang guru? Ngapain? Ketemu Iqbal?"

𝙋𝙤𝙨𝙨𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚 𝘽𝙧𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang