Pernikahan

8.7K 325 1
                                    

  Setelah pertemuan dua keluarga akhirnya hari ini Keisya dan Andi akan melangsungkan pernikahan walaupun hanya keluarga besar saja yang menghadiri acaranya.

"Ummi, Kei tidak mau pisah sama ummi dan abi," ucap Keisya menangis karena setelah pernikahan dilangsungkan maka Keisya akan tinggal bersama Andi dan tante Mirna.
"Kan bisa kerumah ummi dan abi kalau hari libur," ucap ummi Rani menenangkan anak tunggalnya.

  Sementara Keisya berada dikamar, Andi sudah bersiap-siap untuk mengucapkan ijab kabul.

"Saya terima nikahnya Keisya binti Mahendra dengan emas kawin dibayar tunai," ucap Andi lantang dengan satu tarikan nafas.
"Sah?"
"Sah," ucap semua keluarga.

  Suasana bahagia meliputi seluruh keluarga baik dari Keisya maupun Andi.

  Keisya yang mendengar suara Andi, tiba-tiba menangis.

"Ayo kita kebawah Kei," ajak ummi Rani.

  Keisya bersama ummi Rani berjalan mendekati Andi. Rasa haru meliputi seluruh keluarga. Secepat itukah Keisya menikah?

"Silahkan istri mencium punggung tangan suami dan suami mencium kening istri," perintah penghulu.

  Dengan perasaan ragu-ragu Andi dan Keisya melakukan perintah penghulu. Sorakan dari keluarga membuat keduanya malu tidak menatap satu sama lain.

  Setelah semua acara selesai Andi maupun Keisya saat ini berada dikamar yang sudah dihiasi dengan bunga mawar.

"Kei, apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?" tanya Andi ketika duduk disofa.
"In Syaa Allah aku bahagia," jawab Keisya dengan nada suara yang bergetar.
"Lalu kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Andi lagi karena melihat raut wajah Keisya.
"Tidak kok, aku tidak sedih dengan pernikahan kita. Tapi apa aku bisa menanyakan satu hal," ucap Keisya berusaha agar terlihat biasa-biasa saja.
"Bisa," jawab Andi singkat.
"Apa kamu akan meminta hak seorang suami kepada istrinya?" tanya Keisya dengan perasaan ragu-ragu.
"Itu sudah pasti Kei, tapi bukan saat ini. Kita masih sangat mudah untuk melakukannya," jawab Andi tenang.
"Tapi,"
"Tidak ada tapi-tapian Kei. Gantilah bajumu kemudian tidur, kamu pasti sangat lelah karena acara pernikahan kita," potong Andi sebelum Keisya meneruskan ucapannya.

  Sebenarnya Keisya dan Andi sama-sama tahu bahwa hubungan biologis bagi sepasang suami istri itu diwajibkan bagi umat muslim. Tapi mereka juga tahu bahwa saat ini belum waktunya.

"Andi, kamu mau tidur dimana?" tanya Keisya heran melihat tindakan Andi yang mengambil bantal dan selimut.
"Kita tidak mungkin satu tempat tidur Kei, apapun bisa terjadi," jawab Andi kemudian berjalan menuju sofa.
"Baiklah kalau begitu, aku mau pamit kekamar mandi," ucap Keisya akhirnya.

  Hari ini Andi dan Keisya akan kembali masuk sekolah seperti biasanya, pernikahan mereka tidak diketahui oleh pihak sekolah maka mereka akan tetap bisa melanjutkan pendidikan sebagaimana dengan anak-anak lainnya.

"Abi, ummi. Kami berangkat dulu yah," pamit Andi kepada kedua mertuanya.
"Iya nak, hati-hati dijalan. Jagain anak ummi yah," ucap ummi Rani.
"Keisya tidak perlu dijagain ummi, kan keisya bukan anak-anak lagi," ucap Keisya tidak terima dengan ucapan ummi Rani.
"Begini nih kalau udah jadi istri jadi tidak perlu dijagain. Padahal masih aja ceroboh," ucap ummi Rani menggoda Keisya.
"Ihhh ummi udah deh. Kami bisa terlambat gara-gara ummi," ucap Keisya kesal.
"Ummi minta maaf yah Andi kalau ummi suka godain istri kamu," ucap ummi Rani melirik ke arah Andi.
"Tidak apa-apa kok ummi, kan Keisya anak ummi," jawab Andi sopan.
"Yah sudah kalian pergi aja sekarang, kalau ngobrol sama ummi bisa-bisa kalian dihukum," sahut abi Mahendra yang sejak tadi hanya melihat obrolan keluarganya.
"Iya abi, assalamu'alaikum," ucap Keisya dan Andi bersamaan kemudian mencium punggung tangan ummi Rani dan abi Mahendra secara bergantian.
"Wa'alaikumsalam watahmatullah," jawab ummi Rani dan abi Mahendra.

  Saat ini Andi dan Keisya tidak lagi mengendarai motor, tapi naik kendaraan umum yaitu angkot agar selalu bersama dan tidak akan dicurigai oleh teman-teman mereka ataupun pihak sekolah.

"Nanti kamu masuk duluan yah, aku belakangan aja supaya tidak ada yang curiga," ucap Andi setelah duduk diangkot.
"Iyyek," jawab Keisya singkat.

  Setelah beberapa menit, sampailah mereka disekolah dengan suasana yang masih sangat sepi karena jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Aku duluan yah," ucap Keisya kemudian berbalik tapi dihentikan oleh Andi.
"Eh tunggu dulu Kei. Biasakan yah cium tangan suami sebelum kita masuk sekolah," ucap Andi.
"Iyyek. Maaf," jawab Keisya kemudian mencium punggung tangan Andi.

Karina💕
13-September-2019

Maaf yah di cahpter ini ada kesalahan jadi nulisnya dua kali deehhhh.

Jangan lupa vote dan komen yah👌

Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang