Dari judulnya aja udah ditebakkan kalau chapter ini bakalan bikin pembaca baper dan sang author tentunya. Selamat membaca😊
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan dari bandara, kini Keisya dan Andi berada dirumah tante Mirna.
"Bagaimana sekolahnya di Singapura?" tanya tante Mirna kepada Keisya dan Andi setelah duduk diruang tamu.
"Alhamdulillah lancar tante, kami lulus dengan nilai yang cukup baik," jawab Andi tersenyum.
"Oh iya, ini ada tiket ke Bali untuk kalian dari tante sebagai hadiah kelulusan," ucap tante Mirna menyerahkan dua lembar tiket.
"Buat apa ke Bali tante?" tanya Keisya heran.
"Kalian kan sudah lulus SMA, jadi tiket ini tante kasih karena...." ucap tante membuat Keisya penasaran sedangkan Andi sudah mengerti.
"Jangan dilanjut tante biar aku aja yang ngasih tahu Keisya dikamar," sahut Andi membuat Keisya kesal.
"Yah sudah kalian kekamar istirahat karena capek kan," tebak tante Mirna kemudian dibalas anggukan oleh Keisya dan Andi.Tibanya Keisya dan Andi dikamar, Keisya kembali menanyakan maksud dari tante Mirna memberikan tiket ke Bali. Walaupunsudah berusin 18 belas tahun, pikirannya masih saja tidak bisa mengelolah dengan baik maksud dari tante Mirna.
"Kak, maksud tante Mirna apaan sih?" tanya Keisya penasaran.
"Tante Mirna mau kita bulan madu dek, gitu aja nggak ngerti padahal sudah dewasa bukan remaja lagi," ucap Andi menggoda Keisya.
"Hah, bulan madu. Tapi aku belum siap kak," jawab Keisya sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kalau adek belum siap, kan kita bisa pergi jalan-jalan aja buat refresing bentar lagi kan masuk perguruan tinggi," ucap Andi santai.Akhirnya Keisya dan Andi akan segera berangkat ke Bali, masalah biaya semua sudah diurus oleh abi Mahendra.
"Dek, tiduran aja dipundak kakak. Perjalanannya lama lho," tawar Andi sambil menepuk pundaknya sendiri.
"Memangnya tidak pa-pa kak, takutnya nanti kakak tidak nyaman," ucap Keisya sungkan.
"Tidak pa-pa dek tiduran aja, pesawatnya bentar lagi lepas landas," paksa Andi secara halus dibalas anggukan oleh Keisya.Beberapa jam duduk dipesawat membuat badan Andi sakit sedangkan Keisya terlihat segar. Saat ini mereka sedang berada dihotel dekat dengan pantai.
"Dek mandi dulu gih baru istirahat," perintah Andi setelah merapikan pakaiannya dilemari.
"Iyyek kak," jawab Keisya singkat.Bulan digantikan dengan matahari, Keisya terbangun karena kornea matanya yang menangkap sinar dari matahari pagi.
"Kak bangun sudah pagi," ucap Keisya setelah menormalkan penglihatannya. Karena tidak ada respon dari Andi, Keisya memberanikan dirinya untuk mencium kening Andi.
Satu kecupan dari Keisya mendarat dikening Andi tapi belum menyebabkan Andi terbangun. "Bagaimana yah?" batin Keisya.
Keisya terus memikirkan cara untuk membangunkan Andi dan terlintas satu cara dipikirannya.
"Pakai kemoceng aja kali yah," pikir Keisya.
Keisya memulai aksinya dengan cara menyentukan kemoceng dihidung Andi. Satu kali gagal, dua kali masih gagal dan yang ketiga kalinya?
"Azsying," bersin Andi.
"Alhamdulillah, capek tahu kak banguninnya!" ucap Keisya hamdalah.
"Aduh dek, kenapa pakai cara gituan sih? Kan bisa cara lain," ucap Andi setelah sadar sepenuhnya.
"Habisnya kakak mah dibangunin dari tadik masih aja tetap tidur," ucap Keisya dengan memanyunkan bibirnya.
"Dek bibirnya kenapa gitu? Jadi gemes deh," ucap Andi kemudian mencubit pipi kanan Keisya.
"Sakit kak, sudah cepat bangun. Katanya kemarin mau ajak adek pergi jalan," ucap Keisya sedikit tegas.Rencana pertama Andi dan Keisya adalah menyusuri pinggir pantai yang dekat dari hotel.
"Tapi ada syaratnya kalau mau kakak bangun dari tempat tidur," ucap Andi sepertinya akan menggoda Keisya.
"Apa lagi kak? Cepetan dong aku sudah tidak sabar jalan-jalannya," ucap Keisya mulai kesal.
"Cium dulu," ucap Andi kemudian menunjuk bibirnya.
"Ihh apaan sih kak, pagi-pagi sudah mesum!" ucap Keisya malu.
"Yaa sudah, kakak mau lanjut tidur aja deh," ucap Andi memperbaiki posisi tidurnya.
"Iya-iya tapi kakak tutup mata dulu," ucap Keisya pasrah.Andi menurut dengan perintah Keisya dan beberapa detik kemudian bibir mereka saling bersentuhan. Andi yang merasakan bibir Keisya segera membuka matanya kemudian menarik badan Keisya kepelukannya. Sehingga membuat Keisya terkejut atas tindakan dari Andi.
"Katanya cuman cium, kenapa sekarang meluk sih. Begini nih kalau punya suami mulai mesum," ucap Keisya mulai cerewet.
"Ya sudah deh, kakak lepaskan." ucap Andi kemudian melepaskan pelukannya.Keisya yang melihat tangan Andi mulai lepas dari pinggangnya terlihat takut, takut jika suaminya marah dengan tindakannya.
"Kak, jangan marah dong," ucap Keisya menunduk.
"Siapa yang marah dek? Kamukan mau pergi jalan jadi kakak mau siap-siap," ucap Andi tenang.
"Beneran tidak marah?" tanya Keisya ingin memastikan bahwa Andi benar-benar tidak marah padanya.
"Iyyek sayang," ucap Andi kemudian pergi kekamar mandi.Setelah Andi menyelesaikan ritual mandinya kemudian disusul oleh Keisya. Mereka akan memulai aktivitasnya di Bali dengan rencana pertama. Dari raut wajah Keisya, tampak ia sangat bahagia. Ini pertama kalinya ia liburan dan baiknya lagi tempat liburannya Bali yang terkenal dengan keindahannya.
"Kak lihat deh disana! Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, memberikan kita kesempatan untuk melihat senja yang begitu indah," ucap Keisya kagum kepada ciptaan Allah.
"Iyyek dek," jawab Andi singkat membuat Keisya kesal.
"Ihh kak kok jawabnya singkat gitu sih," ucap Keisya cemberut.
"Dek!" panggil Andi.
"Apa?" jawab Keisya cemberut lagi-lagi membuat Andi gemas.
"Apa kakak boleh minta hak seorang suami kepada istrinya?" ucap Andi setelah memikirkannya matang-matang.Deg
Jantung Keisya berdetak dengan keras karena mendengar pertanyaan Andi. Dia pikir Andi tkdak akan memintanya sekarang. Tapi sudah seharusnya begitu. Apalagi mereka sudah tamat SMA.
"Tapi kalau adek balum mau, tidak pa-pa kok. Kakak akan selalu menunggu," ucap Andi karena tidak mendapat respon dari Keisya.
"Kak jawabnya bisa dikamar hotel aja kan. Adek mau pulang!" ucap Keisya pada akhirnya.Hanya dalam beberapa menit sampailah mereka dihotel tepatnya dikamar. Melihat Andi ingin merebahkan badannya, Keisya segera memanggilnya.
"Kak!" panggil Keisya yang berada didepan pintu kamar mandi.
"Iyyek dek, ada apa?" tanya Andi merebahkan badannya dikasur.
"Aku sudah siap memberikan hak seorang suami terhadap istrinya," ucap Keisya kemudian masuk kekamar mandi dengan perasaan malu.
"Kalau sudah siap kenapa masuk kamar mandi dek?" tanya Andi heran.
"Aku mau ganti baju dulu kak," teriak Keisya dari kamar mandi.Sekitar lima belas menit keluarlah Keisya dari kamar mandi hanya dengan memakai baju tidur transparan. Sehingga membuat mata Andi membulat karena baru pertama kalinya melihat Keisya dengan penampilan seperti itu.
"Kak, kenapa lihat adek sampe segitunya?" tanya Keisya heran.
"Tidak pa-pa kok dek," jawab Andi susah payah menelan salivanya.Beberapa detik terdiam Andi memberanikan diri memulai percakapan. Sikap canggung dari mereka masih saja tetap ada.
"Apa adek sudah beneran siap?" tanya Andi gugup.
"Iyyek kak," jawab Keisya mantap.Setelah mendengar jawaban Keisya, Andi mulai melepas pakaiannya kemudian dengan pelan-pelan membantu Keisya. Mereka akhirnya terlarut dalam keheningan malam, malam panjang yang akan melelahkan.
Keesokan harinya, Andi terbangun lebih awal daripada Keisya. Andi senyum-senyum sendiri mengingat kemarin malam tentang penyatuan cintanya.
"Dek makasih yah karena telah menjaga kesucian adek," ucap Andi mengusap kepala Keisya.
Keisya yang akhirnya terbangun atas perlakukan Andi kepadanya. Hanya mampu tersenyum malu mengingat penyatuannya beberapa jam lalu.
Karina💕
14-September-2019Bagaimana setelah baca chapter ini, baper kan? Semoga aja sih, supaya author sukses membuat pembaca dari ceritanya baper.
Jangan lupa vote dan komen yah👌
Salam dari sang author😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)
RomanceMenceritakan kisah seorang gadis 15 tahun yang dijodohkan oleh umminya. Padahal dirinya mulai merasa nyaman dengan seseorang yang selalu saja Allah pertemukan dengannya. Usianya yang baru saja mengalami pubertas, harus berlapang dada menerima piliha...