Ayah Ramli semakin drop. Kini ia benar- benar merasa akan meninggal. Tapi sebelum itu keinginannya harus dikabulkan.
"Paman, bagaimana kalau saya menikahi Nurul?"
Mendengar suara itu, Nurul dan ayah Ramli melihat didekat pintu. Raihan memberanikan diri untuk mengatakannya. Walaupun ia masih ragu akankah Nurul mau menikahinya.
"Kamu benar-benar ingin menikahiku Rai? Ini bukan karena terpaksa kan? Atau kamu cuma kasihan sama aku? Katakan Rai?" tanya Nurul bertubi-tubi.
"Aku benar-benar mencintaimu Nurul," ucap Raihan bersungguh-sungguh.Momen seperti ini telah lama Raihan dambakan. Menyatakan perasaan yang sudah lama ia pendam sampai tujuh tahun.
"Kalau begitu cepatlah menikah, ayah sudah tidak tahan lagi," pinta ayah Ramli.
Raihan pergi memanggil teman-temannya agar menjadi saksi akan pernikahannya dengan Nurul. Meskipun terkejut, semua temannya mengikuti Raihan masuk keruangan ayah Ramli.
Karena tidak memiliki persiapan, Raihan hanya memiliki mahar sebuah cincin yang selalu ia pakai pemberian dari orangtuanya.
"Saya terima nikahnya Nurul Hikmah binti Ramli dengan mahar tersebut dibayar tunai," ucap Raihan lantang.
Selesai diucapkannya ijab kabul, ayah Ramli meninggal. Tampak dari raut wajahnya ia bahagia. Senyuman itu masih melekat dibibirnya.
"Kamu yang sabar Nur, Allah lebih sayang kepada ayah kamu dibandingkan kita semua," Keisya menenangkan Nurul yang terus menangis dihari bahagia sekaligus hari kesedihannya.
Pemakaman ayah Ramli cepat dilakukan karena semakin lama, maka semakin lama pula roh dari mayat akan tersiksa.
"Seharusnya ini menjadi hari bahagia kalian berdua, tapi karena ayahnya Nurul meninggal sebaiknya kita jangan dulu merayakannya," pendapat Mira setelah pulang dari TPU.
Dari raut wajah Nurul, ia masih sangat sedih telah kehilangan ayahnya. Tapi demi suaminya ia harus kuat. Ia tahu Raihan butuh perhatiannya, maka ia berusaha untuk tersenyum.
"Kami pulang duluan yah Nur, ingat jangan lupa makan nanti kamu bisa sakit," ucap Keisya mengingatkan.
"Rai, jaga Nurul baik-baik. Awas saja kalau kamu menyakitinya," suara Mira terdengar mengancam.Tingkah kocak dari Mira berhasil membuat semuanya tertawa. Tapi ada satu hal yang belum Mira jelaskan kenapa ia bisa bersama dengan Juna.
Sampainya dirumah, Keisya dan Andi merebahkan dirinya dikasur. Hari ini sungguh hari melelahkan bagi mereka berdua. Namun, ada satu hal yang Keisya pikirkan. Apakah Nurul benar-benar bisa menerima Raihan sepenuh hati? Mengingat Nurul pernah menyatakan cinta pada suaminya.
"Menurut kak Andi, Nurul bisa tidak menerima Raihan sepenuh hati atau hanya ingin menyenangkan ayahnya?" tanya Keisya sambil mengubah cara baringnya.
"Mengapa tidak dek? Sebelum kabar buruk tentang ayahnya, Nurul sudah mengatakan ke kakak kalau dia memiliki perasaan dengan Raihan. Kamu ingatkan kejadian diruangan kakak?" jawab Andi yakin.
"Tapi kenapa Nurul memegang tangan kakak?" Keisya kembali bertanya tapi dengan nada ketus.
"Karena kakak tidak menjawab pertanyaannya tentang perasaan Raihan terhadap dia. Makanya dia kesal dan spontan memegang tangan kakak," jawab Andi enteng.Jawaban yang diberikan Andi benar-benar sesuai dengan harapannya. Dengan itu kecurigaan Keisya tentang Nurul telah terhapus sepenuhnya. Keisya telah yakin bahwa Nurul telah melupakan suaminya dan mencintai Raihan.
Aktivitas mereka jalani seperti dulu lagi, satu bulan percobaan Andi telah selesai kini abi Mahendra akan memberikan keputusan soal memberikan perusahaan yang ia bangun selama bertahun-tahun kepada menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)
RomanceMenceritakan kisah seorang gadis 15 tahun yang dijodohkan oleh umminya. Padahal dirinya mulai merasa nyaman dengan seseorang yang selalu saja Allah pertemukan dengannya. Usianya yang baru saja mengalami pubertas, harus berlapang dada menerima piliha...