"Dek, hari ini kakak nggak langsung pulang yah. Kakak mau ke kantor abi dulu," ucap Andi ketika telah sampai dikampus.
"Buat apa ke kantor abi kak?" tanya Keisya penasaran.
"Nggak tau juga sih dek, nanti kakak kasih tahu yah kalau sudah dari kantor," jawab Andi kemudian menggenggam tangan Keisya.Mereka akhirnya berjalan bersama-sama memasuki pekarangan kampus. Tiba-tiba Nurul dan Mira datang menghampiri mereka.
"Keisya! Kangen tahu sama kamu," ucap Mira memeluk Keisya.
"Aku juga Mira," jawab Keisya membalas pelukan Mira.
"Eh ada Andi, yuk ke kelas. Jadwal kuliah kita akan segera dimulai," ucap Nurul kemudian menarik tangan Andi.
"Astagfirullah al adzim, kamu tidak boleh memegang tanganku Nurul," ucap Andi melepas genggaman tangan Nurul.Keisya yang melihat Nurul sangat antusias kepada Andi sedikit terkejut apalagi ia baru tahu kalau ternyata Andi dan Nurul satu jurusan.
"Nurul, hargai aku sebagai istrinya kak Andi. Kamu tidak seharusnya memegang kak Andi begitu saja apalagi ia bukan mahram mu," ucap Keisya cemburu.
"Maaf, aku tidak sengaja!" ucap Nurul santai seperti tidak memiliki kesalahan.
"Kei, suami kamu Andi yah?" tanya Mira setelah memperhatikan Andi bersama Keisya.
"Iyyek, maaf Mira selama ini aku sudah berusaha untuk mengatakannya tapi selalu saja gagal dan mungkin ini saatnya kamu tahu. Tapi Nurul sudah beberapa hari ini tahu kalau Andi suamiku", jawab Keisya tidak enak hati terhadap Mira.
"Dek, sini aku antar dulu ku kelas kamu. Nanti bisa terlambat kalau kita tetap tinggal bicara disini. Mira, Nurul, kami duluan yah," ucap Andi kemudian menarik tangan Keisya.Terlihat dari pandangan Nurul yang tidak bersahabat dengan perilaku Andi yang menarik tangan Keisya . Mira yang tidak merasa curiga dengan tatapan Nurul tampak biasa-biasa saja.
"Nurul aku kelas duluan yah, assalamu'alaikum," pamit Mira kemudian meninggalkan Nurul sendirian.
Sepulang kuliah, Andi langsung menuju kantor abi Mahendra. Sedangkan Keisya masih ada jam kuliah.
"Assalamu'alaikum abi," ucap Andi setelah membuka pintu ruangan mertuanya.
Andi segera menghampiri abi Mahendra yang duduk disofa ruangan tersebut.
"Ada apa yah abi, panggil Andi kemari?" tanya Andi penasaran.
"Abi kan sudah tidak muda lagi nak, jadi rencananya abi mau ngasih kamu perusahaan ini. Kamu siap kan untuk mengelolanya?" jawab abi Mahendra yang percaya akan kemampuan menantunya.
"Tapi Andi masih kuliah abi, lagipula Andi belum tahu cara mengurus perusahaan apalagi ini salah satu perusahaan terbesar di Indonesia," Andi tampak ragu dengan keputusan mertuanya.
"Abi tahu nak, kalau kamu baru saja masuk dalam dunia perkuliahan tapi abi juga tahu tentang kemampuan kamu," abi Mahendra tetap kekeh pada keputusannya.
"Kalau Andi mengurus perusahaan, bagaimana dengan kuliah Andi, abi?" tanya Andi memikirkan tentang kuliahnya yang baru saja beberapa hari.
"Kamu ambil saja cuti dulu 1 bulan untuk mengetes kemampuan kamu setelah 1 bulan abi akan memutuskan apa kamu akan jadi CEO diperusahaan abi atau abi akan mencari kandidat lain, tapi abi sih yakin kamu pasti bisa," jawab abi Mahendra penuh keyakinan.
"Yah sudah abi, masalah ini akan Andi diskusikan dengan Keisya kalau Keisya tidak keberatan Andi ambil cuti 1 bulan, in syaa allah Andi siap. Andi pamit pulang yah abi, mau jemput Keisya. Assalamu'alaikum," pamit Andi lalu mengendarai mobilnya menuju kampus.Dalam perjalanan Andi terus memikirkan tentang permintaan abi Mahendra sehingga membuatnya tidak fokus pada jalanan.
Bruuk
"Astaghfirullah, siapa perempuan yang aku tabrak?" ucap Andi kemudian turun dari mobil.Betapa terkejutnya Andi ketika melihat perempuan itu. Dengan cepat ia mengangkatnya naik kemobil untuk membawanya kerumah sakit.
"Dok, cepat obatin teman saya, daritadi ia tidak bangun-bangun," ucap Andi panik.
"Maaf pak, silahkan tunggu diluar,"Karena terjadi kecelakaan Andi lupa untuk menjemput Keisya. Padahal jarum jam telah menunjukkan waktu shalat magrib.
"Kak Andi kemana sih? Katanya mau jemput, ini sudah magrib tapi belum datang-datang," dengan kesal Keisya memesan taksi online.
Sesampainya dirumah, Keisya tidak melihat Andi. Segera ia mengambil gawainya untuk menelpon suaminya, namun tetap saja tidak diangkat walaupun Keisya sudah mencobanya berulang kali.
Lama menunggu, akhirnya Keisya memutuskan untuk bertanya kepada sahabatnya.
"Bi, Andi masih ada tidak dikantor abi?" tanya Keisya setelah telponnya berhasil terhubung.
"Kei, Andi kan suami kamu. Kok nanyanya sama abi?" jawab abi Mahendra bermaksud untuk mengajak anaknya bercanda.
"Kei serius abi. Katanya abi panggil kak Andi untuk ke kantor. Ini sudah isya tapi kak Andi belum pulang-pulang, ditelponin juga tidak diangkat,"
"Nak Andi sudah pulang daritadi Kei, sebelum magrib. Katanya mau jemput kamu,"
"Tapi kak Andinya belum pulang abi, Kei khawatir," ucap Keisya menangis.
"Mungkin nak Andi ada urusan penting Kei, kamu jangan nangis yah tunggu saja. Pasti Andi bakalan pulang," abi Mahendra berusaha menenangkan anaknya.Beberapa menit kemudian Andi datang dengan baju yang terkena bercak darah membuat Keisya semakin panik dan khawatir.
"Kak Andi kenapa? Kenapa bajunya ada darah? Kak Andi kecelakaan? Dimana kak?" tanya Keisya panik dan matanya mulai berkaca-kaca.
"Dek jangan nangis. Kakak tidak apa-apa kok. Ini darah Nurul, tidak sengaja kakak tabrak waktu mau jemput adik," jawab Andi memeluk istrinya.
"Terus keadaan Nurul bagaimana kak? Apa dia sudah kakak bawah kerumah sakit?"
"Sudah kakak antar kerumah sakit. Besok kita jengukin dia yah. Kakak merasa bersalah banget sama dia,"
"Baiklah kak, karena Kei juga besok tidak punya jadwal kuliah. Kita berangkatnya pagi-pagi saja," jawab Keisya mulai tenang.1 pekan kemudian
Kondisi Nurul semakin hari semakin membaik dan kata dokter, Nurul bisa pulang hari ini. Keisya dan Andi yang ada disana menawarkan Nurul untuk mengantarnya pulang."Aku tidak mau kalau Keisya juga ikut antar aku pulang. Kamu saja Andi, kamu kan harus tanggung jawab karena sudah nabrak aku," ucap Nurul dengan menatap sinis Keisya.
"Yah sudah kak, Kei pulang duluan. Kakak saja yang mengantar Nurul pulang kerumahnya," ucap Keisya setelah menimbang-nimbang permintaan Nurul.
"Kakak antar sampai kedepan rumah sakit yah," sahut Andi.Setelah mengantar Keisya, Andi kembali keruangan Nurul untuk membawakan barang-barangnya kemobil.
"Terima kasih yah Andi, kamu mau mengantar aku pulang," ucap Nurul bahagia.
"Sama-sama," jawab Andi singkat.Cuma membutuhkan waktu tiga puluh menit, Andi telah sampai dirumah Nurul.
"Aku pamit pulang yah, semoga cepat sembuh. Assalamu'alaikum," ucap Andi lalu meninggalkan Nurul.
Dengan cepat Andi mengendarai mobilnya, ia takut jika Keisya merasa cemburu karena telah mengantar Nurul.
"Dek, kamu tidak cemburu kan waktu kakak antar Nurul?" ucap Andi sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Buat apa Kei cemburu kak? Kei yakin kok kalau cinta kakak hanya untuk Kei," jawab Keisya tersenyum, walaupun dihatinya ia merasa takut kehilangan.
"Yah sudah, kakak mau mandi dulu yah," ucap Andi lalu pergi ke kamar mandi.Sambil menunggu Andi mandi, Keisya menyiapkan alat shalat untuk dia dan suaminya karena hanya tinggal beberapa menit adzan zduhur akan dikumandangkan.
Ketemu lagi dengan saya sang author yang pedenya berlebihan. Maaf yah karena sudah lama tidak aploud. Tapi tidak perlu khawatir, aku akan cepat menyelesaikan ceritanya agar para pembacanya tidak mersa digantungkan hehehe.
Karinha💕
15-Januari-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)
RomantiekMenceritakan kisah seorang gadis 15 tahun yang dijodohkan oleh umminya. Padahal dirinya mulai merasa nyaman dengan seseorang yang selalu saja Allah pertemukan dengannya. Usianya yang baru saja mengalami pubertas, harus berlapang dada menerima piliha...