Epilog

10.8K 259 5
                                    

   Andi keluar dari ruangan Keisya dengan wajah berseri. Semua yang melihatnya merasa heran. Bisa-bisanya Andi tersenyum ketika istrinya meninggal. Sebelum abi Mahendra memukul Andi karena bahagia diatas kematian anaknya. Keisya keluar dari ruangan sambil memakai kursi roda.

"Keisya! Kamu masih hidup nak?" tanya abi Mahendra terkejut.

   Selain abi Mahendra yang merasa terkejut. Semua yang ada disana sama terkejutnya. Bahkan ada yang menepuk-nepuk pipinya.

"Anak Keisya mana ummi?"

   Sejak kesadarannya, Keisya sedari tadi menanyakan tentang anaknya. Ia sudah tidak sabar melihat kedua anaknya. Andi belum memberikan nama untuk anak mereka karena sebelum Keisya melahirkan ia pernah meminta agar nama anaknya nanti, Keisya yang memutuskannya.

"Ini Kei," jawab Juna dan Raihan yang menggendong anak Keisya dan Andi.

   Wajah Keisya berbinar seketika. Wajah anaknya sangat ia rindukan. Sebelum pingsan Keisya sudah melihat kedua anaknya dan setelah sadarpun anaknya yang ia cari.

"Kamu gendong yang laki-laki dek biar kakak yang gendong perempuan," ucap Andi tersenyum.

   Keisya mengangguk setuju. Wajah anaknya tidak beda jauh dari wajahnya. Hanya mata yang mirip dengan Andi. Rasa sakit di perutnya lenyap ketika dapat melihat kedua anaknya.

"Kei, nama anak kamu siapa?" tanya Nurul setelah Keisya menggendong anaknya.
"Emm, kalau yang laki-laki Muhammad Ikhsan Saputra kalau yang perempuan Aisyah Humairah Saputra. Kakak setuju kan?" Keisya menatap ke arah Andi.

   Andi hanya memberikan anggukan tanda ia setuju dengan nama yang diberikan Keisya kepada anak-anaknya. Nama yang sangat indah. Muhammad adalah nama nabi yang menjadi suri tauladan bagi ummatnya. Sedangkan Aisyah adalah nama istri dari nabi Muhammad, wanita yang berusia jauh dari nabi Muhammad tetapi kisah cintanya yang sangat romantis.

   Para sahabat Keisya maupun Andi pamit untuk pulang ke rumah mereka masing-masing begitu pula dengan ummi Rani dan abi Mahendra. Keisya kembali masuk ke ruangan rawatnya karena belum terlalu pulih.

   Tiga hari dirawat, akhirnya Keisya sudah bisa pulang ke rumahnya. Raut wajah Keisya memancarkan kebahagiaan. Ia juga sudah merasa bosan berada di rumah sakit. Makan makanan yang hambar.

   Selama berada di rumah sakit, Andi sering pulang balik ke rumahnya karena harus membawa keperluan Keisya yang secara tiba-tiba. Ia merasa tidak keberatan sama sekali jika harus pulang balik demi istrinya.

"Dek, apa kita pakai babysitter saja supaya adek nggak kerepotan jaga Ikhsan sama Aisyah?" tanya Andi setelah sampai di rumah.
"Tidak perlu kak. Kei pengen jaga anak kita sendiri. Kei tidak mau kalau anak kita nantinya lebih sayang sama babysitter daripada ummi dan abinya," jawab Keisya sambil memainkan pipi anaknya.

   Andi tersenyum bahagia. Istrinya benar-benar pengen jadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Namun, Andi takut jika Keisya kecapean mengurus anak kembar mereka. Secara Keisya adalah ibu muda. Umurnya saja baru 20 tahun tapi harus merawat dua anak sekaligus.

   Keisya membawa anaknya ke kamar karena sudah larut malam. Wajah anaknya juga sudah mengantuk. Ikhsan dan Aisyah tertidur pulas ketika di lantunkan ayat-ayat suci oleh umminya. Keisya dan Andi berharap agar anaknya suatu hari nanti dapat menjadi anak yang shalih dan shalihah.

   Setelah memastikan anak mereka tertidur pulas, Keisya dan Andi juga berbaring di kasurnya. Sudah lama Keisya tidak merasakan kasur yang empuk. Baru saja terbaring, Keisya sudah tertidur lelap. Padahal Andi ingin mengatakan sesuatu.

  Keesokan harinya, Keisya telah melakukan ritual memasaknya di dapur. Andi yang melihat itu hanya tersenyum. Sudah lama Andi merindukan Keisya yang melakukan kebiasaannya setiap hari di rumah.

   Andi menghampiri Keisya sambil memeluk tubuh istrinya. Momen yang selalu ditunggu-tunggunya. Keisya yang merasakan tangan Andi yang melingkar diperutnya hanya tersenyum. Jujur saja Keisya rindu dengan sikap romantis suaminya.

"Dek jangan pernah tinggalkan kakak lagi yah," ucap Andi lalu mengeratkan pelukannya.
"Kalau malaikat maut sudah jemput Kei, Kei tidak bisa apa-apa kak," jawab Keisya memutar posisi tubuhnya.
"Iyyek istriku tercinta," Andi mencubit kedua pipi Keisya gemas.

   Pipi Keisya kembali merona. Sebelum Andi berhasil mencium bibir istrinya, suara tangis Ikhsan dan Aisyah terdengar. Andi tidak bisa apa-apa jika sudah berkaitan dengan anak mereka, karena Keisya pasti akan melupakannya jika Ikhsan dan Aisyah memerlukan umminya.

   Sebelum Keisya pergi menuju kamar mereka, ia mencium bibir suaminya. Keisya juga tahu kalau suaminya perlu pelayanan darinya.

   Andi senyum-senyum sendiri melihat punggung istrinya. Karena anak mereka ada dua, Keisya pasti tidak bisa menghentikan tangis Ikhsan dan Aisyah bersamaan. Maka dari itu, Andi juga mengikuti langkah Keisya menuju kamar.

   Ikhsan dan Aisyah berhenti menangis setelah diberikan asi oleh umminya. Senyum dibibir mereka sangat menggemaskan meskipun mereka dalam kondisi tertidur.

"Dek, kan Aisyah dan Ikhsan sudah tidur. Kita tidur juga yuk. Buat adik untuk mereka," goda Andi yang langsung mendapat pukulan dari Keisya.
"Ihh kak Andi mah mesum. Baru saja Keisya melahirkan, mau buat adik lagi untuk mereka," jawab Keisya kesal.
"Kakak cuma bercanda dek." Andi mencium kening Keisya lama.

   Pada akhirnya Keisya dan Andi hidup bahagia. Walaupun ujian selalu hadir diantara mereka tetapi mereka selalu bersama untuk melewatinya. Semoga semuanya selalu menjadi baik.
                              Selesai

Maaf yah buat pembaca JPU. Endingnya suma gini-gini aja. Habisnya otak author bingung. Semoga tidak mengecewakan kalian.

Cerita kedua aku lagi menyusul. Judulnya 'Pantaskah Aku Bersanding Denganmu?' In Syaa Allah ceritanya bakalan lebih baik daripada yang ini. Jadi jangan lupa baca yah.

Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang