Takut Kehilangan

5.8K 246 0
                                    

  Hari ini Andi dan Keisya masuk kuliah pagi,  mereka memilih jurusan yang berbeda. Keisya pamit duluan kepada Andi karena jadwal belajarnya akan segera dimulai.

"Kak, aku pergi dulu yah," pamit Keisya lalu mencium punggung tangan suaminya.
"Jalannya jangan cepat-cepat dek, nanti jatuh lho," teriak Andi karena Keisya telah jauh dari tempatnya.
"Siap pak bos," balas Keisya sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Andi.

  Setelah ditinggal Keisya, Andi memutuskan untuk pergi ditaman kampusnya. Tiba-tiba saja gawainya berdering.

"Assalamu'alaikum, ini Andi kan?" ucap seseorang dari seberang sana.
"Wa'alaikumsalam iya ini dengan Andi, kalau boleh tahu ini siapa yah?" jawab Andi penasaran.
"Aku Nurul, kamu dimana sekarang?" tanya Nurul terdengar dari suaranya banyak suara keributan.
"Aku ada dikampus, ada apa yah?" ucap Andi.
"Apa kita bisa bertemu? Aku juga ada di kampus," ajak Nurul.
"Maaf, aku tidak bisa! Sebentar lagi jadwal belajarku akan dimulai," tolak Andi sopan.
"Kalau nanti sore, bisa?" tanya Nurul lagi sepertinya ada yang hal penting sehingga harus mengajak Andi bertemu.
"In Syaa Allah, kalau begitu sudah dulu yah. Kamu kirim alamatnya saja dimana kita akan bertemu,"jawab Andi.
"Iyyek, assalamu'alaikum," ucap Nurul kemudian memutuskan telponnya.

  Karena jadwal belajarnya akan segera dimulai, Andi menuju kelasnya.

  Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, Andi dan Keisya telah kembali kerumahnya.

"Dek, nanti sore Nurul ajak kakak ketemuan. Kamu ikut yah, kamu pasti kangen sama dia," ucap Andi setelah melaksanakan shalat dhuhur.
"Kakak pernah ketemu sama Nurul yah?" tanya Keisya antusias.
"Iyyek, lalu dia minta nomor kakak. Yah kakak kasih aja sekalian supaya adek bisa kontakan lagi sama sahabat adek," ucap Andi kemudian menarik badan Keisya kepelukannya.
"Ihh kak lepasin! Adek capek mau tidur, kan nanti ketemuan sama Nurul jadi mau istirahat dulu," ucap Keisya tapi Andi tidak melepaskan pelukannya.
"Tidak mau! Kita sama-sama tidur aja sambil pelukan," tolak Andi kemudian mengangkat Keisya ketempat tidur.
"Kak kenapa digendong, adek kan berat," ucap Keisya setelah dibaringkan dikasur.
"Tidak berat kok dek, kan perut adek belum besar." ucap Andi kemudian baring disamping Keisya.
"Yah sudah, yuk tidur!" ucap Keisya menutup matanya.
"Dek jangan tidur dulu," ucap Andi kemudian memajukan bibirnya kearah Keisya.
"Ihh jangan mesum deh kak, aku sudah ngantuk banget nih," ucap Keisya tahu maksud dari tujuan Andi melarangnya tidur.
"Yah sudah, aku mau pergi jalan aja sama Nurul," ucap Andi merajuk kemudian bangun dari tempat tidurnya.
"Ihh kak jangan gitu dong. Iya-iya aku cium deh," ucap Keisya menarik tangan Andi agar kembali baring disampingnya.

  Akhirnya Andi memutuskan untuk tidak pergi walaupun sebenarnya hanya ingin menggoda Keisya saja, tapi dapat bonus ciuman.

  Sore haripun tiba, Keisya dan Andi pergi ke cafe yang sudah diberitahukan oleh Nurul.

"Assalamu'alaikum," ucap Andi dan Keisya bersamaan setelah berada ditempat duduk Nurul.
"Wa'alaikumsalam warahmatullah, Keisya kamu kok bisa sama Andi? Kalian temenan yah?" tanya Nurul karena belum mengetahui pernikahan Keisya dan Andi.

  Belum sempat Keisya menjawab, Nurul telah duduk disamping Andi.

"Kebetulan karena ada Keisya, aku mau mengatakan sesuatu kepadamu Andi!" ucap Nurul menatap Keisya sebelum beralih menatap Andi.
"Ada apa yah?" tanya Andi ramah.
"Aku mencintaimu Andi, sejak pertama aku melihatmu disekolah," ucap Nurul membuat Keisya tersedak saat minum jus jeruknya.
"Hah, kamu mencintaiku? Tidak mungkin Nurul, aku sudah mempunyai istri," ucap Andi terkejut sama halnya dengan Keisya.
"Jangan bilang istri kamu Keisya, Andi!" ucap Nurul tidak percaya kini matanya telah berkaca-kaca.
"Keisya memang istriku dan saat ini dia sedang mengandung," jawab Andi bahagia ketika mengingat bahwa Keisya hamil anaknya.
"Apa? Kamu hamil Kei," ucap Nurul kemudian menatap perut Keisya.
"Iyyek aku hamil Nurul, usianya akan menginjak satu bulan!" jawab Keisya tidak berani menatap Nurul.

  Nurul yang mendengar jawaban Keisya, pergi meninggalkan mereka berdua. Hatinya ingin menjerit melampiaskan kesedihannya karena laki-laki yang ia cintai selama kurang lebih empat tahun merupakan suami sahabatnya.

"Aku sangat mencintaimu Andi, aku akan merebutmu dari Keisya," batin Nurul kemudian masuk kemobilnya.

  Sementara Keisya dan Andi sama-sama terdiam setelah kepergian Nurul. Tidak ada obrolan diantara mereka selama berada di cafe. Karena mersa canggung Andi memutuskan kembali ke rumah.

"Kak, aku ingin bertanya," ucap Keisya setelah daritadi memilih diam.
"Apa dek?" tanya Andi duduk disofa.
"Apa kakak juga mencintai Nurul?" ucap Keisya kemudian menatap mata suaminya.
"Apa adek meragukan cinta kakak?" tanya Andi terlihat kesal.
"Tidak kak, aku cuman takut kehilangan kakak. Apalagi Nurul sepertinya sangat mencintai kakak," ucap Keisya menangis.
"Dek ingat yah, kakak cuma cinta dan sayang sama adek. Tidak ada perempuan lain yang akan merebut kakak dari adek sekalipun itu Nurul," ucap Andi kemudian memeluk istrinya.
"Jangan pernah berpaling dari adek, kak," ucap Keisya membalas pelukan Andi.

  Keisya tidak pernah berpikir bahwa sahabatnya selama SMP ternyata mencintai suaminya. Keisya takut kehilangan Andi apalagi sekarang ia sedang hamil.

"Dek mandi dulu yah," ucap Andi kemudian melepas pelukannya.
"Tidak mau, aku cuma mau pelukan terus sama kakak," tolak Keisya manja.
"Yah sudah, kalau adek tidak mau mandi. Kita tidur sekarang yah," ucap Andi tersenyum.

   Sepertinya bukan Andi lagi yang terlihat manja tapi Keisya. Rasa takut terus menghantui pikiran Keisya, tapi ia berusaha untuk tidak memikirkannya karena takut akan terjadu masalah dengan kandungannya.

Karina💕
16-September-2019

Percaya nggak sih kalau Nurul suka sama Andi. Tapi memang begitu kenyataannya. Rencana apa yah, yang akan dibuat oleh Nurul. Baca chapter selanjutnya.

Jangan lupa vote dan komen👌
 

Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang