Kashuu kembali mengikuti si pedang baru tadi yang kini berjalan ke bagian belakang bangunan benteng mereka dengan diam-diam.
Kashuu tidak tahu kemana sebenarnya tujuan pedang itu pergi, tapi saat mencium sebuah aroma yang sangat enak dia langsung tahu kalau pedang itu pasti sedang menuju ke kebun milik Saniwa.
Aroma enak yang sudah bisa tercium dari halaman belakang benteng itu berasal dari tanaman herbal milik Saniwa yang ada di kebun mereka. Pasti pedang baru tadi pergi ke sana karena tertarik dengan aroma tanaman itu.
Dan benar saja. Mereka memang pergi ke kebun yang ada di belakang bangunan benteng.
Kashuu berhenti di samping kandang kuda yang berjarak tidak jauh dari kebun milik Saniwa ketika melihat si pedang baru tadi menghentikan langkahnya tepat di depan tanaman herbal kesayangan Saniwa mereka.
Pedang bersurai hitam pendek itu berdiri diam di depan tanaman herbal itu dan memperhatikannya satu persatu membuat Kashuu yang memperhatikannya dari jauh merasa kebingungan dengan apa yang akan dilakukannya saat itu.
Namun Kashuu terkejut ketika beberapa saat kemudian melihat pedang baru itu tiba-tiba saja mengulurkan tangannya ke arah salah satu tanaman herbal yang ada di sana padahal di hadapannya sudah jelas-jelas terpampang papan peringatan bertuliskan 'Jangan Sentuh!' yang dibuat oleh Hasebe tempo hari.
Kashuu harap pedang itu tidak berniat untuk merusak tanaman herbal yang begitu disayangi oleh Saniwa mereka itu karena Hasebe adalah pedang pertama yang akan menebasnya kalau sampai hal itu terjadi.
Kashuu sudah menyangka kalau sejak awal pedang baru itu pasti sengaja bersikap sinis dan tidak sopan supaya dia tidak disukai di benteng mereka lalu diusir, tapi Kashuu tidak menyangka kalau dia bisa senekat itu sampai mau mengusik tanaman herbal milik Saniwa mereka tersebut.
Setidaknya Kashuu berpikir seperti sampai suara teriakan kesakitan seseorang mengalihkan perhatiannya dan si pedang baru tadi yang sepertinya juga mendengar suara itu.
Mereka berdua menoleh bersamaan ke arah suara teriakan tadi berasal dan mendapati pedang-pedang lain yang bertugas untuk mengurus kebun hari ini nampak sedang mengelilingi seorang tantou kecil yang terjatuh tidak jauh dari tempat si pedang baru tadi berada.
"Houchou, apa kau baik-baik saja?" Tanya Yagen sembari memeriksa luka di lutut adiknya yang baru saja jatuh karena tersandung batu di kebun itu.
"Aduduh... Kakiku sakit sekali, Yagen nii-san," lirih si tantou penyuka permen yang masih terduduk di tanah itu sambil memegangi lutut kirinya yang berdarah. Sepertinya dia yang tadi berteriak kesakitan.
"Lukamu harus segera diobati supaya tidak terinfeksi," kata Horikawa yang kebetulan juga berada di sana saat melihat luka di lutut Houchou.
"Benar." Yagen bangkit berdiri sambil memperbaiki posisi kacamatanya, "Aku akan mengambil obat untuk lukamu di kamarku dulu, jadi tunggu sebentar," katanya lalu berlari pergi dari sana.
Kashuu tidak bisa mendengar pembicaraan mereka karena jaraknya sangat jauh, jadi dia hanya menebak kalau Yagen pergi untuk mengambil salah satu obat buatannya. Tapi mungkin si pedang baru yang berada cukup dekat dengan mereka saat itu bisa mendengar pembicaraan mereka.
Baru saja Kashuu hendak mencari tempat untuk bersembunyi karena melihat pedang baru itu yang tiba-tiba saja berbalik pergi dari kebun kemudian berjalan tepat ke arahnya, dia kembali terkejut ketika melihat apa yang pedang itu lakukan setelahnya di sana.
Sementara itu, suara pedang kayu terdengar saling beradu satu sama lain dan menggema di dalam ruangan pelatihan benteng Hanamaru itu ketika dua orang pedang tantou nampak sedang berlatih tarung di sana.
Urashima si pedang termuda dari Kotetsu bersaudara yang kebetulan juga berada di sana untuk latih tanding dengan pedang lain tidak sengaja memergoki Imanotsurugi yang sedang duduk melamun di pinggir ruang pelatihan. Dia pun memutuskan untuk menghampiri tantou itu.
"Hei, Imanotsurugi!" seru Urashima sembari menepuk pundak tantou bersurai abu-abu panjang itu membuatnya nampak terlonjak kaget. "Tidak biasanya kau melamun seperti itu tadi. Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Urashima kemudian duduk di samping Imanotsurugi.
"Oh, tidak. Aku tidak sedang memikirkan apa-apa, 'kok," jawab Imanotsurugi yang tentu saja berbohong.
"Benarkah? Lalu kenapa kau melamun barusan?" Tanya Urashima lagi.
"Ya, hanya melamun saja."
Urashima hanya bisa mengangguk mengerti dengan jawaban Imanotsurugi barusan. Tantou kecil yang satu itu sebenarnya tidak mau sampai Urashima tahu kalau sejak tadi sebenarnya dia sedang memikirkan tentang sosok si pedang baru yang tadi pagi sudah membuat kehebohan di lapangan benteng.
"Hei, Urashima-san," panggil Imanotsurugi ketika mereka sedang menyaksikan Hakata dan Akita yang berlatih tanding di hadapan mereka saat itu. "Bagaimana menurutmu soal si pedang baru itu?" tanyanya.
"Maksudmu si pedang siluman itu?" Tanya Urashima balik dan dibalas anggukan kecil Imanotsurugi.
"Apa menurutmu dia tidak terlihat agak aneh?"
"Sebenarnya aku tidak terlalu memperhatikan, soalnya kak Hachisuka sudah menyuruhku untuk tidak perlu memperdulikan pedang itu karena dia bilang pedang itu berbahaya. Tapi kalau kau bertanya seperti tadi, aku rasa pedang itu memang bersikap agak aneh," kata Urashima panjang lebar setelah terlihat berpikir selama beberapa saat.
"Be, begitu, ya." Imanotsurugi diam-diam menghela nafas pelan karena merasa sepertinya hanya dia yang menyadari hal itu.
Sejak tadi memang ada sesuatu yang mengganggu pikiran Imanotsurugi tentang si pedang baru yang misterius itu dan dia menyadari hal itu saat melihat sorot matanya.
Imanotsurugi merasa sorot mata milik pedang itu sama seperti sorot matanya yang pernah ia lihat dulu sekali saat dirinya teringat dengan masa lalu dimana dia tidak bisa melindungi tuannya yang begitu berharga.
Sorot mata yang penuh dengan perasaan bersalah, ketakutan, dan kesepian.
Imanotsurugi jadi ingin tahu, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada pedang itu sebelumnya sehingga dia bisa memiliki sorot mata menyedihkan seperti itu juga?
Semilir angin berhembus pelan menerpa helai tiap helai surai hitam pendek milik pedang yang berdiri di depan Houchou yang masih terduduk di tanah dan pedang lain yang ada di sana itu.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun pedang itu kemudian berbalik pergi meninggalkan Horikawa, Yagen dan Houchou yang hanya bisa menatapnya dalam diam.
Tidak jauh berbeda dari Kashuu yang masih memperhatikan dari jauh dan melihat semua yang sudah terjadi sebelumnya di sana.
"No...ni..." Kashuu bergumam pelan mengucapkan salah satu nama pedang baru itu yang dia ingat sebelumnya dengan nada tak percaya.
"Siapa kau sebenarnya?!"
}|{To Be Continued...}|{
}|{NIC_999}|{
![](https://img.wattpad.com/cover/195162571-288-k338983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's Sword
FanfictionBenteng Hanamaru kedatangan ksatria pedang baru. Tapi dia sangat aneh, misterius, dan mencurigakan. Hasebe sudah melaporkan hal itu kepada Saniwa, tapi beliau malah mengatakan kalau mereka tidak perlu khawatir dengan kehadiran pedang baru itu. Kashu...