Sesaat sebelum Noni dan anggota timnya kembali ke benteng.
“Teman kecil ini bilang kalau di dekat hutan ini ada sebuah kota, jadi kurasa kita akan pergi ke sana dulu.”
“Bagus! Kita bisa sekalian bersantai di sana!” seru Namazuo penuh semangat.
“Namazuo nii-san, kita datang kemari bukan untuk bersantai tapi untuk ekspedisi,” kata Yagen mengingatkan kepada saudaranya yang satu itu.
“Ayolah, jangan terlalu tegang begitu! Jarang-jarang kita bisa bersantai seperti ini di masa lalu, ‘kan?” tukas Shishiou yang tidak kalah semangatnya.
“Dasar kalian ini…” Yagen hanya bisa menghela nafas pelan.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada burung kecil tadi, Noni mengalihkan perhatiannya kepada semua anggota timnya yang ada di sana.
Deg! Noni seketika itu juga tertegun saat tiba-tiba merasakan sesuatu. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri berulang kali dengan wajah tegang membuat pedang-pedang lain jadi memperhatikannya.
“A, ada apa, Noni-san?” tanya Gokotai.
“Ada yang datang.”
Jawaban Noni saat itu membuat keempat pedang itu terkejut ketika mendengarnya. Tanpa menunggu komando mereka pun langsung mengatur posisi berdiri saling membelakangi satu sama lain dalam bentuk lingkaran dan menyiapkan pedang mereka masing-masing.
“Noni, apakah mereka musuh?” tanya Shishiou yang sudah bersiap dengan siluman nue di pundaknya.
“Yang pastinya mereka bukan manusia,” jawab Noni sembari menggenggam erat gagang pedangnya, siap untuk mencabut pedang itu kapan saja dari sarungnya.
Saat itu Noni tidak bisa banyak bicara karena dia bisa merasakan bukan hanya satu, tapi sepertinya ada puluhan, sesuatu yang mendekat ke arah mereka dengan cepat.
Sampai sebuah benda yang melesat dengan cepat muncul mengalihkan perhatian mereka dan sebelum bisa berbuat apa pun…
Crasshh!
“Uwaah!” Gokotai menjerit kesakitan ketika benda yang tadi melesat dengan cepat itu mengenai bahu kirinya.
“Gokotai!?” seru pedang-pedang lain yang ada di sana sembari memeriksa keadaan Gokotai yang terluka dengan penuh kekhawatiran.
Kecuali Noni yang berdiri mematung di belakang mereka sambil memperhatikan luka di bahu kiri Gokotai yang mulai mengeluarkan darah.
Benda yang melesat dengan cepat tadi adalah sebuah panah. Untung saja bidikannya agak meleset sehingga luka di bahu kiri Gokotai tidak terlalu parah.
Tapi tunggu dulu.
Noni memungut panah yang tergeletak di samping mereka kemudian memperhatikannya dengan seksama dan tertegun ketika menyadari ada sedikit cairan berwarna ungu pekat di ujung mata panahnya.
Panah itu beracun.
Noni menoleh dan memperhatikan bibir Gokotai yang mulai membiru.
Pada saat yang sama, dari dalam hutan muncul para Pasukan Pengulang Sejarah yang langsung mengepung Noni dan yang lainnya di sana. Ternyata mereka yang baru saja menggunakan panah beracun itu.
“Sial! Ternyata memang mereka!” geram Namazuo sembari mengeluarkan pedang miliknya dan bersiap untuk bertarung saat Noni tiba-tiba saja mengangkat lengannya di hadapan mereka.
“Pergi dari sini.”
Perkataan Noni saat itu membuat mereka semua terkejut. “Kenapa kau menyuruh kami pergi?!” protes Namazuo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's Sword
FanfictionBenteng Hanamaru kedatangan ksatria pedang baru. Tapi dia sangat aneh, misterius, dan mencurigakan. Hasebe sudah melaporkan hal itu kepada Saniwa, tapi beliau malah mengatakan kalau mereka tidak perlu khawatir dengan kehadiran pedang baru itu. Kashu...