Pagi itu, Noni yang baru saja menyelesaikan tugasnya bersih-bersih di benteng berniat untuk beristirahat di ruang santai benteng bersama Tsurumaru dan Otegine.
Begitu sampai di sana mereka bertemu dengan Kashuu dan yang lainnya yang sedang makan cemilan sambil minum teh.
“Kalian sudah selesai bersih-bersih?” tanya Kashuu saat Noni duduk di sebelahnya. Pedang bersurai hitam pendek itu hanya mengangguk pelan membuat Kashuu tersenyum senang, “Kalau begitu, ini ada cemilan. Makanlah,” katanya lagi sembari menyodorkan piring berisi kue daifuku yang baru saja dibuat oleh Shokudaikiri untuk mereka siang itu.
“Terima kasih.” Noni pun mengambil sebuah daifuku dan memakannya.
“Aku akan mengambilkan teh lagi untuk kalian. Tunggu sebentar, ya,” kata Monoyoshi sembari bangkit berdiri.
“Terima kasih banyak.” Tsurumaru dan Otegine yang juga sedang memakan daifuku terlihat sangat senang mendengarnya.
Beberapa saat kemudian ketika Noni hendak meminum tehnya, tiba-tiba saja seseorang membuka pintu ruang santai dengan keras.
“Nikkari-san!” seru tantou berkacamata yang saat itu muncul di sana bersama seorang tantou lain yang bersurai pirang panjang.
Nikkari yang saat itu kebetulan juga berada di ruang santai bersama Noni dan yang lainnya pun menoleh, “Ada apa, Hakata?” tanyanya.
Dengan penuh semangat, Hakata yang saat itu datang bersama Midare segera menghampiri Nikkari. “A, a, a, ada hantu, Nikkari-san!” kata mereka berdua kemudian membuat semua pedang yang ada di sana terkejut mendengarnya.
“Hantu?” ulang Nikkari.
Hakata dan Midare mengangguk membenarkan.
“Oh, itu sangat mengejutkan. Siapa yang mengira kalau di benteng ini bisa ada hantu? Menarik sekali,” kata Tsurumaru yang nampaknya percaya dan tertarik untuk mendengar cerita kedua tantou itu yang katanya baru saja melihat hantu di sana.
“Hantu itu apa?” tanya Otegine yang seperti biasa hanya tahu soal tusuk menusuk.
“Konon, hantu adalah roh dari orang yang sudah mati yang belum bisa meninggalkan dunia ini karena masih ada hal yang ingin dia lakukan atau roh dari orang jahat yang mati secara tidak wajar sehingga ingin balas dendam. Intinya hantu itu adalah roh dari makhluk yang sudah mati,” jelas Noni panjang lebar sambil meminum tehnya.
“Oh, jadi begitu. Aku baru tahu,” kata Otegine dengan wajah polosnya membuat Noni berdecih kesal. “Bagaimana mungkin kau tidak pernah dengar soal hantu?”
“Tapi aku tidak tahu apa pun selain tentang menusuk.”
Ah, iya, iya. Noni menyerah. Meski pun dia tidak tahu apa hubungannya hantu dengan menusuk, tapi dia sudah pernah mendengar jawaban itu sebelumnya dari setiap pertanyaan yang dia lontarkan kepada yari yang satu itu jadi sudahlah.
“Tapi kalau memang melihat hantu, kenapa kalian datang mencari Nikkari?” tanya Noni heran.
“Noni, kau tidak tahu? Nama Nikkari itu diambil dari cerita kuno dimana dia menebas roh wanita yang memiliki tawa menyeramkan, jadi dia memang sering diandalkan kalau ada masalah seperti ini,” jelas Kashuu.
“Oh, begitu.”
“Jadi bisa tolong beritahu padaku dimana kalian melihat hantu itu berada?” tanya Nikkari kemudian mengembalikan topik utama pembicaraan mereka saat itu.
“Kami melihatnya di tempat pemandian air panas,” jawab Hakata.
“Tunggu dulu.” Noni tiba-tiba saja memotong, “Kau pasti salah lihat,” katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's Sword
FanfictionBenteng Hanamaru kedatangan ksatria pedang baru. Tapi dia sangat aneh, misterius, dan mencurigakan. Hasebe sudah melaporkan hal itu kepada Saniwa, tapi beliau malah mengatakan kalau mereka tidak perlu khawatir dengan kehadiran pedang baru itu. Kashu...