Ucapan Terima Kasih

419 56 20
                                    

Pedang bersurai hitam pendek itu duduk di serambi terbuka yang menghadap ke lapangan benteng sendirian sambil menatap lurus ke depan dan memegangi sebuah handuk yang melingkar di lehernya seperti sedang menunggu sesuatu di sana.

Tak lama kemudian suara langkah kaki yang terdengar menuju ke arahnya mengalihkan perhatian pedang yang tubuhnya nampak agak basah kuyup itu sehingga ia pun menoleh dan mendapati dua pedang lain yang dikenalinya sudah berdiri di sampingnya.

"Pedang bernama Kashuu itu bilang kalau kau ingin membicarakan sesuatu denganku. Jadi kuharap hal ini penting," ucap pedang itu sembari bangkit berdiri dan menghadap ke dua pedang tadi yang seingat pedang itu memperkenalkan nama mereka sebagai Hasebe dan Kashuu sebelumnya.

Kedua pedang itu terlihat menatap satu sama lain selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap pedang tadi yang menatap balik mereka dengan datar. "Begini, Noni. Kupanggil dengan nama itu saja tidak masalah, 'kan?" ucap Hasebe kemudian mengawali pembicaraan.

"Aku tidak perduli. Cepat katakan saja apa yang ingin kau katakan padaku sekarang," ketus pedang bersurai hitam pendek itu membuat Hasebe harus mengatur emosinya lagi supaya tidak meledak karena dia tidak berniat mencari masalah lagi dengan pedang baru itu sekarang. Setidaknya sampai dia mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Baiklah, Noni. Dengarkan aku baik-baik," ucap Hasebe kemudian sembari menghela nafas pelan. "Sebenarnya sejak tadi pagi aku menyuruh Kashuu untuk diam-diam mengikuti dirimu," katanya lagi membuat pedang tadi langsung melirik Kashuu tajam lewat ujung matanya.

"Lalu?"

"Aku ingin menanyakan satu hal. Apa benar kau tadi sempat pergi ke halaman depan, kebun, dan sungai yang ada di belakang benteng ini?"

Pedang baru yang memiliki tinggi hampir sepantaran dengan Kashuu itu terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Aku memang pergi ke sana pagi ini. Memangnya kenapa? Apa karena berkeliaran tanpa izin di sekitar benteng ini membuatku diusir dari sini? Baguslah kalau begitu," katanya dengan acuh tak acuh.

Hasebe dan Kashuu sama-sama terdiam. Mereka tidak menyangka kalau pedang itu akan berkata seperti itu barusan.

Baru saja Hasebe ingin mengatakan sesuatu lagi, namun suara seseorang yang berseru dari pintu masuk lapangan mengalihkan perhatian mereka yang ada di sana.

"Noni-san!"

Pedang bersurai hitam pendek tadi yang merasa salah satu namanya dipanggil langsung menoleh dan mendapati beberapa pedang lain berdiri di ambang pintu masuk lapangan benteng yang ada di depan sana.

"Ichigo? Ada apa kalian kemari?" Tanya Kashuu ketika mendapati para Awataguchi bersaudara itu berjalan menghampiri mereka.

"Ah, sebenarnya Gokotai ingin memberikan sesuatu untuk Noni-san," jawab Ichigo sembari menoleh kepada salah satu adiknya yang bersembunyi di belakangnya.

"Gokotai. Ayo, cepat berikan padanya," kata Midare dengan nada menyemangati.

Gokotai yang masih bersembunyi di belakang Ichigo menggeleng pelan, "Ba, bagaimana kalau Noni-san tidak menyukainya?" katanya yang terlihat gugup.

"Tenang saja! Dia pasti menyukainya karena kau sudah membuatnya dengan bersusah payah! Ayo!" Shinano yang paling tidak sabaran langsung menarik Gokotai dan mendorongnya ke hadapan Kashuu dan yang lainnya.

Si pedang baru tadi hanya bisa mengernyitkan kening kebingungan ketika mendengar kalau pedang kecil bernama Gokotai itu ingin memberikan sesuatu padanya. Apa mereka tidak merasa takut dengan dirinya?

"Apa yang..." Ucapan pedang bersurai hitam pendek itu terhenti ketika Gokotai sudah memasangkan sesuatu di pergelangan tangan kanannya.

"Itu... Te, terima kasih, Noni-san..." ucap tantou bersurai putih itu sambil tersenyum malu.

Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang