Rahasia 3

383 55 0
                                    

Kashuu yang masih diam-diam mengikuti si pedang baru tadi sebenarnya juga masih tidak menyangka bisa mengikuti pedang itu sampai sejauh ini tanpa ketahuan. Padahal dia sama sekali tidak terlihat seperti pedang yang bisa dengan mudah kehilangan kewaspadaan terhadap sekelilingnya.

Sepertinya pedang itu tidak terlalu memperdulikan sekelilingnya karena tidak berpikir akan ada pedang yang tertarik dengannya setelah melihat sikapnya di lapangan benteng tadi sehingga malah tidak sadar kalau Kashuu sejak tadi terus mengikutinya.

Saat Kashuu sedang berjalan mengikuti si pedang baru itu di belakangnya dalam jarak yang aman, tiba-tiba saja terdengar teriakan seseorang yang mengejutkan mereka.

"Wah! Gawat! Cuciannya!"

Kashuu menoleh ke arah suara itu berasal dan mendapati Kasen bersama beberapa pedang lain sedang berdiri di pinggir sungai yang ada di bawah sana. Kashuu baru sadar kalau mereka sekarang berada di jalanan hutan yang bersebelahan dengan sungai yang mereka gunakan untuk berbagai macam keperluan seperti mengairi kebun, memasak, mencuci, mandi dan sebagainya yang berada tepat di belakang kebun milik Saniwa mereka tadi.

Dan sepertinya Kasen baru saja menjatuhkan cucian hari itu ke sungai untuk yang kesekian kalinya, lagi.

"Tolong! Selamatkan cuciannya!" seru Kasen yang terlihat paling panik di pinggir sungai sana membuat Kashuu yang melihatnya dari kejauhan hanya bisa menghela nafas pelan. Pedang yang satu itu malah tidak bisa melakukan apa pun untuk membereskan masalah yang sudah dia buat sendiri.

"Aku akan mengejar cuciannya," ucap Juzumaru yang langsung segera berlari menyusul sebakul cucian yang terbawa arus sungai diikuti oleh Kogitsunemaru yang menyusul di belakangnya. "Aku akan membantu Juzumaru-donno untuk mengejar cucian itu," kata pedang yang berperawakan mirip rubah besar itu.

Baru saja Kashuu hendak mengembalikan perhatiannya pada si pedang baru yang dari tadi diikutinya, sebuah suara lain lebih dulu menarik perhatian pedang bersurai hitam panjang itu.

BYURR!

Langkah Juzumaru dan Kogitsunemaru yang tadinya mengejar cucian yang hanyut di sungai itu langsung terhenti dan Kasen terpaku di pinggir sungai. Begitu pula Kashuu yang hanya bisa melongo tak percaya setelah melihat sesuatu yang melesat dengan cepat lalu terjun ke sungai di hadapannya barusan.

"Apa itu tadi?!"

Sementara itu di tempat lain, "Saniwa, apa yang sebenarnya kau kerjakan sehingga harus meminta bantuan kami untuk menyelesaikan pekerjaanmu hari ini?" Tanya Hasebe sambil menyelesaikan salah satu pekerjaan Saniwa yang diserahkan kepadanya hari itu dengan sedikit nada kesal.

Saniwa yang saat itu nampak sedang sibuk dengan hal lain di meja kerjanya hanya terkekeh pelan, "Maafkan aku, Hasebe. Tapi aku tidak bisa memberitahumu sekarang," katanya sambil menyengir kecil membuat Hasebe hanya bisa menghela nafas pelan sembari melanjutkan pekerjaannya.

Mikazuki yang kebetulan duduk di dekat meja kerja milik Saniwa dan tidak sengaja melihat sedikit dari 'pekerjaan' yang sedang dikerjakan oleh Saniwa mereka saat itu langsung tersenyum. "Are? Sejak kapan Saniwa kita berganti profesi menjadi seorang penulis cerita dongeng?" katanya yang langsung menarik perhatian semua pedang yang ada di sana.

Sadar kalau Mikazuki memergoki pekerjaannya saat itu membuat Saniwa langsung menutup buku yang sedang ditulisnya dan memelototi pedang itu dengan galak, "Jangan mengintip pekerjaanku yang belum selesai!" geramnya.

"Memangnya kenapa, Saniwa? Aku rasa kau cukup berbakat untuk menulis cerita seperti itu. Hahaha..." canda Mikazuki sembari tertawa membuat wajah Saniwa langsung bersemu merah karena malu, "Itu tidak lucu," katanya tak terima.

"Saniwa juga bisa menulis cerita?" Tanya Honebami yang juga berada di sana untuk membantu mengerjakan pekerjaan Saniwa mereka.

"Aku tidak bisa menulis cerita, tapi aku harus melakukannya karena cerita ini harus diketahui oleh semua orang juga," jawab Saniwa yang sudah kembali melanjutkan pekerjaannya saat itu.

Hasebe menghela nafas pelan untuk yang kesekian kalianya hari itu membuat Saniwa memperhatikannya dengan raut wajah kebingungan, "Ada apa, Hasebe?" tanyanya.

"Maaf, Saniwa. Aku hanya terus kepikiran dengan pedang yang baru tiba semalam itu. Sikapnya membuatku benar-benar sangat khawatir," jelas Hasebe tentang hal yang terus mengganggu pikirannya sejak tadi itu.

Saniwa terdiam selama beberapa saat, seperti sedang memikirkan sesuatu sebelum akhirnya sebuah senyuman kembali menghiasi wajahnya. "Kalau begitu kau tidak akan perlu khawatir lagi setelah membaca cerita yang kutulis ini nanti, Hasebe," katanya yang saat itu juga membuat Hasebe sedikit merasa terkejut ketika mendengarnya.

"Saniwa, apa maksudmu?"

"Tadi aku juga sudah bilang ke Honebami, 'kan?" Saniwa menatap satu persatu pedangnya yang ada di sana sebelum kembali menambahkan, "Aku sama sekali tidak bisa menulis cerita seperti ini, tapi aku tetap harus menulisnya karena kalian semua juga harus membacanya nanti. Jika tidak, maka kesalahpahaman konyol yang sedang terjadi sekarang tidak akan pernah bisa selesai."

Hasebe terdiam setelah mendengar perkataan Saniwa sebelumnya. Sepertinya dia sedang memikirkan tentang kesalahpahaman yang Saniwa maksud dan apa hubungannya dengan alasannya kemudian menulis cerita yang harus mereka baca itu.

Tak lama kemudian, Hasebe membelalakkan matanya tak percaya ketika pedang bersurai coklat muda itu sepertinya sudah mengerti dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh Saniwa mereka itu sebelumnya.

Hasebe menatap Saniwa mereka yang saat itu juga tengah menatapnya balik sambil tersenyum tak percaya. "Saniwa, apa mungkin...?!"

Tok! Tok!

"Permisi, Saniwa. Apa Hasebe ada di dalam sana? Ada yang ingin kubicarakan dengannya."

Suara ketukan pintu dan Kashuu yang memanggil dari luar pintu mengalihkan perhatian mereka semua yang ada di sana.

"Kashuu sepertinya mencarimu, Hasebe. Jadi kau boleh pergi sekarang. Biar kami bertiga yang menyelesaikan pekerjaanku hari ini," kata Saniwa pada Hasebe yang masih terdiam di tempatnya. "Dan perasaanku mengatakan kalau Kashuu sepertinya membawa kabar yang sangat baik untukmu."


}|{To Be Continued...}|{

}|{NIC_999}|{

Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang