Legenda Siluman Rubah dan Pedang Yang Terlupakan 1

375 52 6
                                    

Berabad-abad yang lalu saat berbagai macam siluman masih bisa hidup bebas berdampingan dengan manusia, hiduplah sebuah keluarga siluman rubah berekor sembilan yang terdiri dari sepasang suami istri dan seorang putri mereka.

Keluarga kecil itu tinggal di sebuah kaki bukit yang sangat jauh dari peradaban manusia dan menggantungkan hidup mereka pada hutan yang ada di sana.

Si istri dalam keluarga siluman rubah itu terkenal dengan keahliannya membuat pedang.

Pedang pertama yang dibuat oleh siluman rubah betina itu adalah pedang yang dipakai oleh suaminya saat itu.

Dia memberikan pedang itu kepada suaminya sebagai hadiah pernikahan mereka. Dan pedang itu sudah melindungi keluarga mereka dari banyak siluman yang menyerang mereka karena berusaha merebut pedang itu karena menurut legenda pedang yang terbuat dari bagian tubuh siluman rubah berekor sembilan adalah pedang yang paling kuat dalam sejarah mana pun.

Pedang itu bernama Tamakishi Ikkitsune karena Tamaki adalah nama suami dari siluman rubah betina itu dan mereka berdua pertama kali bertemu pada bulan keempat (shigatsu) pada perhitungan tahun saat itu serta pedang itu adalah pedang nomor satu (ichi) yang dibuatnya. Dan mereka adalah keluarga rubah (kitsune).

Pedang itu terbuat dari rambut si siluman rubah betina sehingga bisa menebas siluman sebesar apa pun dengan halus tanpa hambatan apa pun.

Siluman rubah betina itu kemudian membuat sebuah pedang lagi untuk putri semata wayangnya sebagai hadiah di upacara kedewasaan.

Pedang itu bernama Nonokashi Nikitsune, diambil dari Nonoka yang merupakan nama putri siluman rubah pembuat pedang itu yang juga lahir pada bulan keempat (shigatsu) dan merupakan pedang nomor dua (ni) yang dibuatnya dalam keluarga siluman rubah (kitsune) itu.

Pedang kedua itu terbuat dari cakar dan taring si siluman rubah betina sehingga pedang tersebut memiliki mata pedang yang sangat tajam sehingga mampu membelah dua sehelai rambut yang tipis sekali pun. Dan pedang itulah yang berada di benteng Hanamaru sekarang.

Kehebatan dari kedua pedang buatan siluman rubah itu kian menyebar luas sampai ke setiap siluman yang ada di dunia.

Tidak sedikit siluman yang menyerang keluarga siluman rubah berekor sembilan itu untuk mendapatkan pedang-pedang tersebut.

Namun semua siluman yang berusaha merebutnya selalu saja gagal karena kekuatan dari suami si siluman rubah dan putrinya itu tidak bisa diremehkan.

Si suami yang memiliki keahlian berpedang menurunkan ilmunya kepada sang putri semata wayang membuat mereka menjadi pasangan ayah dan anak yang tak pernah terkalahkan dalam setiap pertarungan.

Siluman rubah betina yang membuat kedua pedang itu untuk melindungi suami dan putrinya pun merasa sangat senang karena tujuannya terpenuhi. Kedua orang yang begitu berharga baginya menjadi terlindungi karena pedang yang dia buat.

Tapi kenyataan itulah yang akhirnya menjadi tamparan keras untuk keluarga siluman rubah berekor sembilan tersebut.

Ada seekor siluman licik yang juga menginginkan kedua pedang itu, jadi dia menghasut warga sebuah desa yang tinggal di balik bukit tempat tinggal keluarga siluman rubah dengan mengatakan bahwa mereka adalah yang bertanggung jawab atas hilangnya ternak-ternak desa.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah siluman licik itu yang sengaja mencuri ternak-ternak di desa supaya bisa menimpakan kesalahan pada keluarga siluman rubah.

Manusia sejak dulu dan mungkin sebagian besar sampai sekarang juga tidak bisa berpikir jernih saat mengetahui suatu masalah dan lebih memilih untuk segera menyelesaikannya tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

Siluman licik itu juga tahu kalau keluarga siluman rubah itu tidak akan melukai manusia sedikit pun. Karena itu dia memanfaatkannya.

Tapi sayangnya setelah itu semuanya terjadi di luar dugaan siluman licik tersebut.

Mereka memang tidak memberikan perlawanan, namun dia sama sekali tidak mengira kalau warga desa malah membakar rumah keluarga siluman rubah itu bersama mereka hidup-hidup di dalamnya.

Siluman licik itu pun putus asa karena mengira bahwa kedua pedang yang diinginkannya itu akhirnya malah ikut terbakar habis bersama rumah dan keluarga siluman rubah itu.

Akhirnya siluman licik itu menyerah dan pergi.

Padahal dia sama sekali tidak tahu kalau ternyata putri semata wayang keluarga siluman rubah itu berhasil selamat tepat sebelum api mulai membakar rumah mereka bersama pedang Nonokashi Nikitsune, sementara pedang Tamakishi Ikkitsune terbakar bersama kedua orang tuanya.

Sesaat setelah melarikan diri ke dalam hutan, putri siluman rubah itu diam-diam kembali lagi ke rumahnya yang sudah hanya tersisa puing-puing.

Gadis siluman yang masih sangat muda itu kemudian teringat dengan kata-kata terakhir kedua orang tuanya sebelum menyuruhnya untuk melarikan diri tadi.

“Nonoka, pergilah. Tetaplah hidup. Kami selalu menyayangimu.”

“Nonoka, bawa pedang ini bersamamu. Selama bersama pedang ini, kami juga akan selalu bersamamu.”

Gadis siluman rubah itu menangis tersedu-sedu. Air matanya terus mengalir bahkan saat dia jatuh terduduk sambil memeluk pedang pemberian ibunya di atas sisa puing-puing rumahnya yang terbakar.

Dan dengan suara sendu dia berbisik…

“Nonoka, kau adalah pedang yang sangat berharga bagiku.”

“Terima kasih…”

“Terima kasih karena kau masih terus bersamaku…”

Gadis siluman rubah itu kemudian menjadi siluman pengembara dan menyamar dengan menjadi manusia agar hal yang sama tidak terjadi lagi.

Dia memiliki banyak pengetahuan tentang pengobatan karena dulu ibunya mempelajari tentang tanaman herbal dan semacamnya.

Dia juga sangat disukai di setiap desa yang dia kunjungi karena senang menolong orang-orang.

Dengan pedang Nonokashi Nikitsune miliknya gadis siluman rubah itu juga akhirnya dikenal sebagai pahlawan pengembara yang selalu menolog orang-orang tertindas.

Gadis siluman rubah itu hidup dalam damai seperti yang diajarkan oleh ayahnya sejak kecil dengan menyamar menjadi manusia selama beberapa tahun.

Namun kedamaian itu berakhir ketika seorang siluman rubah lain bernama Tomoe yang terkenal sebagai siluman berbahaya mengendus keberadaan pedang Nonokashi Nikitsune milik Nonoka si gadis siluman rubah berekor sembilan itu.

}|{To Be Continued…}|{
}|{NIC_999}|{

Bonus
Nonoka OC :

BonusNonoka OC :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang