Tidak seperti siluman licik yang sebelumnya, Tomoe selain berbahaya dan kejam juga terkenal pintar.
Setelah mencium keberadaan pedang Nonokashi Nikitsune yang dimiliki oleh Nonoka, dia langsung mengincarnya sendiri tanpa menunda-nunda waktu.
Di suatu malam berbadai, saat dimana seluruh kekuatan yang dimiliki oleh siluman rubah berekor sembilan hilang untuk sementara waktu.
Tomoe memanfaatkan malam itu untuk memasuki pondok semi permanen yang dibangun Nonoka di dalam hutan setiap desa yang dikunjunginya untuk melawan Nonoka yang melemah akibat pengaruh dari malam berbadai tersebut dan akhirnya berhasil merebut pedang Nonokashi Nikitsune.
Dan agar Nonoka tidak bisa berusaha untuk merebut pedang itu kembali, maka Tomoe membakarnya.
Benar. Dia membakar gadis siluman itu hidup-hidup dalam pondok tersebut menggunakan api rubah miliknya yang tidak akan padam hanya karena hujan badai.
Dan seperti itulah kisah bagaimana pedang Nonokashi Nikitsune akhirnya berpindah tangan ke tuannya yang baru.
Namun sayang, tuan kedua dari pedang Nonokashi Nikitsune ini jauh berbeda dari tuannya yang pertama.
Jika Nonoka tuannya yang pertama adalah seekor siluman yang cinta damai dan tidak akan melukai siapa pun kecuali untuk melindungi diri dan orang lain, maka Tomoe si tuannya yang kedua ini adalah siluman yang sebaliknya.
Saat dimiliki oleh Tomoe, pedang Nonokashi Nikitsune sudah membunuh banyak nyawa tak berdosa dan melakukan hal kejam lainnya yang sebenarnya sangat berbanding terbalik dengan tugas semulanya saat pertama kali diciptakan, yaitu untuk melindungi tuannya.
Namun seberapa jahatnya Tomoe, siluman itu tetaplah tuan yang harus ia lindungi sebagai sebuah pedang.
Lagipula, Tomoe memperlakukan dan merawat dirinya dengan sangat baik. Bahkan saking sayangnya, siluman itu sampai membuat nama baru dan mengukirkan nama tersebut di gagang pedang Nonokashi Nikitsune.
Itulah awalnya bagaimana pedang Nonokashi Nikitsune bisa memiliki ukiran huruf katakana ‘no’ dan ‘ni’ di gagang pedangnya.
Pedang Nonokashi Nikitsune membenci tuan keduanya itu yang sudah membunuh tuannya yang pertama dan juga membuat dirinya melakukan hal yang sangat dibencinya.
Tapi pada saat yang sama, rasa sayang yang ia terima dari Tomoe membuat pedang yang kini bernama Noni itu merasa wajib untuk membalas hal tersebut dengan terus melindunginya atau dengan kata lain melakukan kejahatan bersamanya.
Setidaknya itulah yang terus dilakukan pedang Nonokashi Nikitsune sampai Tomoe akhirnya bertemu dengan seorang gadis manusia dan jatuh cinta.
Setelah menolong gadis yang tersesat di hutan dengan kaki terkilir itu, Tomoe jatuh hati dan memutuskan untuk berhenti dari kejahatan untuk sementara waktu agar bisa tinggal bersamanya.
Untuk sesaat pedang Nonokashi Nikitsune bisa menghela nafas lega karena mengira tuan keduanya itu sudah berubah, tapi dia salah.
Gadis manusia itu ternyata umpan yang dipakai untuk menjebak Tomoe oleh warga desa yang hendak membunuhnya.
Dan setelah mengetahui hal yang sebenarnya, Tomoe mengamuk.
Tomoe kembali ke dirinya yang semula dan menggunakan pedang Nonokashi Nikitsune untuk membantai seluruh warga desa itu tanpa menyisakan satu orang pun.
Pedang Nonokashi Nikitsune itu sebenarnya tidak mau melakukannya, tapi dia juga tidak bisa memaafkan orang-orang yang sudah mengkhianati kepercayaan tuannya sehingga dirinya kembali seperti dulu.
Melakukan hal yang ia benci demi melindungi tuannya yang berharga.
Karena perasaan dendam dan terkhianati itulah membuat pedang Nonokashi Nikitsune semakin dipenuhi dengan nafsu untuk membunuh dari tuannya itu.
Nafsu membunuh yang tertimbun di dalam dirinya itu hanya bisa sirna selama sesaat dalam hujan badai.
Itulah kenapa saat disimpan di benteng pedang Nonokashi Nikitsune disegel rapat dalam sebuah kamar dan diberikan wujud manusia pada saat hujan badai terjadi.
Agar pedang itu tidak memiliki wujud yang dipenuhi dengan nafsu membunuh lagi.
Sesaat setelah Tomoe selesai membantai seluruh warga desa itu, sambil menyaksikan api rubahnya yang membakar seluruh desa tersebut dia mengatakan hal yang membuat pedang Nonokashi Nikitsune semakin dilema.
“Noni, kau adalah pedang yang sangat berharga bagiku.”
“Terima kasih…”
“Terima kasih banyak karena kau tidak pernah mengkhianatiku…”
Pedang Nonokashi Nikitsune membenci Tomoe yang sudah mengacaukan hidupnya, namun pada saat yang sama Tomoe malah menganggapnya sebagai pedang yang sangat berharga seperti tuannya yang dulu.
Dia adalah siluman jahat. Tapi dia juga sangat menyayangi pedang itu.
Hal yang terus membuat pedang Nonokashi Nikitsune merasa terganggu.
Seperti yang diceritakan oleh Higekiri sebelumnya, tuannya pertama kali bertemu dengan Tomoe saat kejadian pembantaian di desa itu.
Mereka akhirnya memburu Tomoe dan pedang Nonokashi Nikitsune selama bertahun-tahun namun selalu saja gagal mengalahkannya dalam setiap pertarungan yang terjadi.
Tuan Higekiri yang saat itu kemudian membuat sebuah rencana. Dia mengumpulkan banyak pasukan untuk menjebak dan mengalahkan Tomoe.
Rencana tersebut akhirnya berjalan lancar dan mereka berhasil memojokkan Tomoe di sebuah sungai.
Setelah terpojok, Tomoe akhirnya tumbang akibat terkena panah beracun dari salah satu pasukan yang saat itu menyerangnya dan jatuh ke sungai.
Siluman berbahaya itu tenggelam ke dalam sungai yang ternyata sangat dalam itu bersama pedang Nonokashi Nikitsune.
Dua kali menyaksikan kematian dari dua orang tuannya yang berharga dan tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong mereka membuat pedang Nonokashi Nikitsune mulai putus asa.
Orang-orang menganggapnya sebagai sebuah pedang yang berharga, namun dia hanya bisa membuat hal yang buruk terjadi pada setiap tuan yang memilikinya.
Pedang Nonokashi Nikitsune pun akhirnya menganggap dirinya sendiri sebagai pedang pembawa sial sehingga lebih memilih untuk tetap tinggal di dasar sungai yang dingin dan gelap sendirian.
Dia menganggap rasa sakit, kesepian, kesedihan, ketakutan, dan penyesalan itu sebagai sebuah hukuman yang pantas untuknya.
Hukuman untuk pedang pembawa sial yang tidak bisa melindungi tuannya sendiri seperti dirinya.
Dan itulah cerita tentang legenda siluman rubah dan pedangnya yang terlupakan.
}|{To Be Continued…}|{
}|{NIC_999}|{Bonus
Tomoe OC :
KAMU SEDANG MEMBACA
Touken Ranbu Fanfiction : The Legend of The Fox Demon's Sword
FanfictionBenteng Hanamaru kedatangan ksatria pedang baru. Tapi dia sangat aneh, misterius, dan mencurigakan. Hasebe sudah melaporkan hal itu kepada Saniwa, tapi beliau malah mengatakan kalau mereka tidak perlu khawatir dengan kehadiran pedang baru itu. Kashu...