Setibanya di mension Peter, Peter membantu Anna merapikan bajunya kemudian keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu tempat Anna duduk, membukanya dan menundukkan badannya untuk mengangkat dan menggendong Anna ala bridal style. Anna mengalungkan lengannya ke leher Peter dan mata Peter menggelap menatap Anna, tatapannya kali ini berbeda dengan tatapan sebelumnya yang penuh dengan nafsu, tatapannya kali ini adalah tatapan mendamba. Kemudian Peter membawa Anna menuju kamarnya.
Jantung Anna berdegup kencang, selalu seperti ini setiap ia berdekatan dengan Peter. Ada perasaan takut, menyesal dan bahagia.
Takut dengan Peter yang selalu mendominasinya, takut membuatnya marah dan takut dengan perasaannya sendiri yang selalu bertambah untuk Peter hingga tidak mampu menolak apapun keinginan Peter.
Perasaan kecewa setiap kali muncul saat mengingat kedua orang tuanya dan tante Ranti. Merasa mengkhianati kepercayaan mereka dan merasa berdosa telah berbuat sesuatu diluar batas kewajaran dan kesopanan. Namun perasaan bahagianyalah yang terbesar saat ini. Dimana sikap Peter yang mengklaim dirinya sebagai miliknya, sikap over protektif Peter terhadapnya dan tatapan mata penuh arti dari Peter terhadapnyalah yang mampu menyingkirkan perasaan takut dan kecewanya yang saat ini sedang Anna rasakan.
Tatapan mata mereka tak pernah lepas walaupun Anna sudah dibaringkan Peter diranjangnya. Dengan perlahan Peter melepas semua pakaian yang berada di tubuh Anna satu persatu hingga Anna telanjang bulat dibuatnya. Kemudian Peter melepas kemejanya dan bergerak menindih tubuh Anna yang sudah menanti kehangatan tubuh Peter diatasnya.
Perasaan bahagia dan nyaman saat ini yang dirasakan oleh Anna karena Peter memperlakukannya dengan amat sangat lembut, dan terasa penuh cinta. Berbeda dari biasanya saat Peter melakukannya dengan penuh amarah dan nafsu, Peter akan melakukannya dengan kasar tanpa memperdulikan kenyamanan dan kepuasan Anna.
Peter melumat bibir Anna lembut tetapi menuntut, tangannya pun tak henti mengusap payudara Anna dengan lembut.
Desahan tak pernah berhenti keluar dari mulut Anna.
Tangan Anna bergerak mengelus pundak dan rambut Peter kemudian mengalungkan lengannya erat di leher Peter menahannya seolah tak rela bibir Peter melepas bibirnya.
Ciuman mereka terhenti sesaat hanya untuk menghirup nafas dan kembali mereka pun melanjutkan lagi ciuman panas mereka.
Bibir Peter turun ke leher Anna hanya untuk meninggalkan jejak kemerahan disana. Kemudian turun lagi ke payudara Anna dengan puting yang sudah mengacung tinggi seolah memang menunggu untuk disentuh, diculum dan dihisap oleh Peter.
Anna meremas rambut Peter saat Peter menggigit dan mengulum puting Anna bergantian pada kedua payudaranya.
Sambil mendesah menyebut nama Peter, Anna memohon untuk dimasuki oleh Peter.
"Aaaaahhhh.... pe..teeeer... aku mohon sekarang!"
"Memohon untuk apa Anna?" Goda Peter sambil jari tangan kirinya memainkan klitoris Anna.
Dan itu membuat Anna semakin mendesah liar merancau tak karuan membuat Peter tidak tahan untuk segera memasukinnya.
Peter membuka ikat pinggangnya lalu...
"Praaaaannngggggg!!!!"
Anna dan Peter terkejut mendengar suara itu.
"What the fuck!!! Apalagi ini?" Peter marah besar saat aktifitasnya dengan Anna terganggu dengan adanya suara berisik itu.
Peter melompat turun dari ranjang dan berjalan cepat keluar dari kamarnya untuk menghampiri sumber suara itu.
Melihat kilatan amarah dimata Peter, Anna dengan terburu-buru memakai pakaian dengan asal, lalu bergegas berlari menyusul Peter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr Arrogant (Tamat)
RomanceAdegan dewasa 21++ Anna membuka mata perlahan, kepalanya terasa berat namun dia berusaha untuk bangun, tetapi saat kesadarannya mulai pulih dia merasa ada seseorang yg mengguncang tubuhnya dan merasa tak nyaman dibagian area bawah tubuhnya, seketika...