BAB 8 (sudah direvisi)

42.5K 1.1K 8
                                    

"Tutup mulutnya!" Perintah Peter kepada anak buahnya sebelum menjawab ponsel Anna.

Sesaat setelah Peter menyentuh icon hijau di ponsel Anna langsung terdengar suara seorang wanita yang familier ditelinga Peter. "Anna! Sayang! Kenapa kamu tidak menelepon tante? Kau membuat tante khawatir saja, kau tidak apa-apa kan? Mengapa semalaman ponselmu tidak bisa dihubungi, tante dudah berkali-kali meneleponmu, menapa baru bisa tersambung sekarang?" Cerocos tante Ranti karena terlalu khawatir kepada Anna.

"Mom?" Tanya Peter yang terkejut ternyata nama tante Ranti yang tertera di ponsel Anna adalah benar nama mommynya.

"Charlos? Is that you honey? Bagaimana bisa ponsel Anna ada padamu? Apa kabarmu sayang? Mommy sangat merindukanmu, kau seperti menghilang begitu saja, kau tidak pernah memberi kabar pada mommy. Mengapa kau tidak pulang-pulang ha? Kau tidak kangen pada mommymu ini?" Tanya tante Ranti menggebu.

"Mom! Slow down mom! Wait me at home, oke! I will answer all your question mom!" Jawab Peter.

"Tunggu! Kenapa ponsel Anna ada padamu honey? Bagaimana bisa?" Tanya tante Ranti penasaran.

"Anna temannya temanku mom, kami berkenalan disini, kebetulan Anna sedang di toilet saat ini, makanya aku yang menjawab telponnya." Bohong Peter kepada mommynya.

"Oh kebetulan sekali sayang, kalau begitu kau bisa mengajak Anna pulang bersama denganmu saja oke!"
"O iya sampaikan ke Anna, suruh hubungi mommy kembali, see you honey!" Kata tante Ranti.

"Oke mom, see you." Ucap Peter sebelum mengakhiri teleponnya.

Setelah itu Peter menghampiri Anna dan membuka ikatan pada mulut Anna, Anna yang syok mendengar Peter adalah anak dari tante Ranti dengan tidak sadar dia menatap Peter dan dia berbisik lirih yang masih bisa terdengar oleh Peter.
"Charlos? Peter charlos Benjamin?" Tanya Anna tidak sadar, pantas saja Anna seperti tidak asing dengan wajahnya, ternyata dia teringat dengan foto-foto dimension tante Ranti, mungkin karena foto yang dipajang di mension itu adalah foto lama jadi Anna tidak langsung bisa mengenali Peter yang sangat berbeda dengan fotonya yang ada di mension tante Ranti.
Peter yang sekarang ini lebih maskulin dan lebih tampan. Sebenarnya jika dikondisi yang biasa mungkin Anna akan jatuh hati padanya.

"Who are you? Ada hubungan apa kamu dengan mommyku?" Tanya Peter penasaran dengan kening berkerut.

******

Tak lama setelah itu, masuklah anak buah Peter dengan membawa informasi tentang Anna.
Setelah mendengar dan melihat semua data informasi mengenai Anna, Peter menyuruh anak buahnya untuk melepaskan ikatan Anna.

Peter melihat Anna yang saat ini merasa ketakutan, gugup dan bingung, kemudian Peter menarik lengan Anna untuk mengikutinya. Anna yang merasa ketakutan terhadap Peter hanya bisa pasrah mengikutinya yang membawanya ke sebuah ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar.
Peter berkata "bersihkan dirimu dan aku akan mengantarmu pulang, sebentar lagi ada maid yang akan membatumu bersiap!"
Anna hanya mengangguk pelan dan merasa lega karena penderitaannya akan berakhir sebentar lagi.

Peter masuk ke kamar lagi saat Anna sudah siap, Peter mengajak Anna pulang. Dan disaat Anna dan Peter keluar dari kamar, bertepatan disaat itu pula salah satu anak buah Peter sedang menodongkan pistol kepada laki-laki yang terikat tadi dan tak lama setelah itu terdengar suara tembakan yang memekakkan telinga.

"DOOOOR!!!!"

Karena sangking terkejut dan ketakutannya terjadi penembakan di depannya, Anna langsung jatuh pingsan dan untungnya Peter berdiri tak jauh dari Anna dan Peter langsung menangkap Anna.

"F**k!" Umpat Peter.

Peter menggendong Anna ke kamar dan membaringkan Anna diranjang. Saat Peter mengamati wajah Anna yang sedang tidak sadarkan diri, Peter bergumam lirih, "Tidak cantik, tapi entah mengapa kau membuatku tertarik, you will be mine Anna."

Saat Anna tersadar, ketakutan Anna kepada Peter bertambah berkali lipat, badan Anna bergetar dan tidak berani menatap Peter secara langsung.
Peter yang menyadarinya, menggunakan kesempatan itu untuk menekan Anna, mengatakan padanya untuk tidak membatahnya dan untuk tidak menolak semua perkataan Peter, dan Anna menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Melihat itu Peter tersenyum dan mencium bibir Anna sekilas yang membuat Anna melotot tak percaya tetapi takut untuk menolak.

Anna memberanikan diri bertanya kepada Peter dengan suara bergetar dan tergagap, "a..ap...apa p..pria itu mati?"

"No!" Jawab Peter.
"Anak buahku hanya menggertaknya agar mau mengatakan siapa yang menyuruhnya." Terang Peter kepada Anna.

Setelah mendengar perkataan Peter Anna menghebuskan nafasnya yang tertahan saat menunggu jawaban Peter dan dia merasa lega ternyata Peter tak seburuk apa yang dipikirkannya.

-bersambung-

Marrying Mr Arrogant (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang