BAB 12

37.6K 1K 2
                                    

Peter selesai memakai pakaiannya kembali dan membantu Anna berpakaian saat dilihatnya Anna kesusahan untuk bergerak turun dari ranjang dan merintih kesakitan.

"Still hurt?" tanya Peter sambil membantu memakaikan kembali pakaian Anna.

Anna mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Peter.

Selesai memakaikan kembali pakaian Anna, Peter menghubungi Mike untuk menyuruhnya menjemput Anna keruangan kantornya. Kemudian Peter bergegas keluar kamar dan diikuti Anna dibelakangnya.

Peter menarik lengan Anna membawanya ke sofa diruangan kantor Peter. Anna hanya pasrah mengikutinya. Saat Peter melumat bibir Anna, mereka dikejutkan dengan hadirnya Steven Trask sahabat dan rekan bisnis Peter yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan kantor Peter.

"Ops sorry, apa aku mengganggu?" tanya Steven saat dilihatnya Peter tidak sendiri tetapi sedang berciuman bersama seorang wanita dengan mata sembab seperti habis menangis, hidung merah, bibir bengkak dan terlihat kacau.

"Don't worry Steve, dia akan segera pergi." Jawab Peter yang sesaat kemudian Mike datang dan membawa Anna keluar.

"Apa seleramu terhadap wanita sudah berubah Pete?" Tanya Steven sambil menaikkan alisnya.

"Shut up Steve, ayo lanjutkan diskusi kita, sebentar lagi meeting dimulai." Jawab Peter mengelak pertanyaan Steven.

Steven melihat Peter dan menyeringai misterius kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

*****

Mike merasa prihatin dan bersalah melihat kondisi Anna. Tentu saja Mike tau apa yang sudah dilakukan bossnya terhadap Anna. Anna terlihat kacau dan banyak kiss mark di area lehernya. "Apa anda baik-baik saja nona?" Tanya Mike memberanikan diri saat sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan ke mension keluarga Benjamin.

Anna menatap kedepan kearah Mike dan menangis kemudian berkata. "Kau... jika tidak bisa membantuku tak usah bertanya!" Sindir Anna.

"Maafkan saya nona." Jawab Mike merasa bersalah.

"Aku yang minta maaf Mike, ini bukan salahmu, maaf aku melampiaskannya padamu." Sesal Anna merasa bersalah sudah melampiaskannya pada Mike.

"Tidak masalah nona." Jawab Mike dengan terseyum tulus.

Setibanya di mension keluarga Benjamin, Anna berjalan mengendap-endap menuju kamarnya. Dia takut jika bertemu tante Ranti dan menanyai kondisinya yang terlihat kacau saat ini.

Kemudian sesampainya di kamarnya Anna bergegas mandi untuk membersihkan sisa-sisa sentuhan Peter yang membuatnya jijik pada tubuhnya. Sambil menangis sesegukan dia menggosok kasar seluruh badannya.

Setelah dirasa cukup, Anna keluar dari kamar mandi dan membaringkan tubuhnya di ranjangnya dengan tatapan nyalang.

Anna pov

Aku akan bertahan demi teman dan keluargaku, aku yakin dalam hitungan minggu atau bulan Peter akan bosan padaku, yang harus kulakukan hanyalah menurutinya. Aku pernah mendengar pria akan merasa tertantang menakhlukkan wanita yang menolaknya dan kemudian akan meninggalkannya setelah mendapatkannya, itulah yang harus aku lakukan. Aku hanya perlu bertahan.

"Mama... papa maafin Anna, Anna ingkar janji, Anna ga bisa jaga diri Anna sendiri. Harusnya Anna menuruti kalian untuk tetap stay di Indonesia." Ucap Anna sambil menangis sesal.
"Anna menyesal ma... Anna merindukan kalian.

*****

"Tarik nafas... hembuskan... tarik nafas hembuskan. Oke.. cukup Anna, kamu bisa!" Kata-kata Anna dipagi hari saat akan turun untuk sarapan.

Anna melihat penampilannya dicermin dan mendapati sisa-sisa tangisannya semalan sudah tak telihat lagi. Dan Anna bergegas turun.

Setibanya di ruang makan Anna terkejut mendapati Peter ikut duduk untuk sarapan bersama.
"Hari Sabtu." Batin Anna.
Kemudian Anna menyapa seluruh anggota keluarga Benjamin dan Anna duduk di depan Peter karena seperti biasa Rachel dan Peter bertukar kursi.
tak lama setelah itu datanglah Claudia beserta suami dan anaknya, kami berbincang santai dan melanjutkan obrolan kami di ruang keluarga setelah menyelesaikan sarapan kami.

Tante Ranti teringat sesuatu dan bertanya kepada Peter. "Charlos, aku dengar kau menhamili seorang wanita? Apa benar itu?"

"C' mon mom, kau tau banyak wanita yang ingin kuhamili." Ucapnya sambil tertawa dan yang lain pun ikut tertawa. "Jangan hiraukan gosip murahan itu mom." Lanjutnya.

Tante Ranti pun merasa lega.

Tanpa disadari yang lain tetapi tidak dengan Peter yang selalu memperhatikan Anna, Anna memeluk perutnya dan merasa gelisah mendengar pembicaraan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan anggota keluarga yang lain berpamitan untuk tidur, sedangkan Anna setelah melihat situasi aman segera berjalan mengendap-endap keluar mension untuk membeli alat tes kehamilan.
Tanpa sepengetahuannya seluruh gerak geriknya diawasi oleh Peter.

Peter yang menunggu dikamarnya yang berada tepat di depan kamar Anna segera bergegas keluar setelah ia mendengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Peter memasuki kamar Anna dan mencari keberadaan Anna dikamarnya. Peter mendapati Anna berada di dalam kamar mandi dengan pintu sedikit terbuka, dan kemudian Peter melangkahkan kakinya masuk kedalamnya.

Anna yang melihat Peter tiba-tiba masuk, terkaget dan menyembunyikan alat itu dibelakang badannya sebelum berhasil melihat hasil dari tes itu.

"Berikan apapun yang kau sembunyikan dibelakangmu!" Perintah Peter.

Anna memejamkan matanya erat dan langsung membuka matanya sesaat setelah Peter berhasil merebut alat itu dari genggaman tangan Anna.

Anna yang merasa khawatir dengan hasil test itu ikut berjinjit melihatnya.
"Huuuhh...." Anna bernafas lega saat dilihatnya hasilnya negatif dan sebaliknya Peter merasa kecewa.

Peter menatap datar Anna kemudian menarik tangan Anna untuk mengikutinya ke suatu tempat.

*****

"Bagaimana hasilnya Bob?" Tanya Peter pada temannya Bobby Raphael yang adalah Dr kandungan.

"Dia benar tidak hamil, tetapi ada sedikit masalah dengan kesuburannya tetapi masih bisa diatasi sebelum terlambat. Sel telurnya terlalu kecil sehingga tidak bisa dibuahi." Terang Bob.

"Lalu apa yang harus dilakukan?" Tanya Peter.

Anna yang mendengar itu merasa sedih karena sebagai wanita ternyata ia kesulitan untuk hamil.

"Olah raga teratur, banyak makan buah dan sayur dan akan ku berikan beberapa vitamin untuk memperbaiki sel telurnya. Jika ini dilakukan secara rutin sel telurnya akan membesar." Jelas Bob.

"Oke Bob thanks alot." Kata Peter.

"Sama-sama."
"Don't worry Anna, tenang saja kau masih bisa hamil." Sambung Bob kepada Anna.

Anna yang mendengar itu tersenyum tulus dan berterima kasih kepada Bob.

*****

"Tidur dan jangan lupa minum vitaminmu." Ucap Peter kepada Anna sesampainya di depan kamar mereka.

Anna mengangguk dan menatap Peter. "Apa maumu Peter? Apa kau ingin aku hamil?" Tanya Anna penasaran.

Peter menatap Anna datar dan menyuruhnya masuk tanpa menjawab pertanyaan Anna dan kemudian ia masuk ke kamarnya sendiri.

Peter pov

Aku sudah gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin aku mengharapkan Anna hamil. Aku mengusap wajahku kasar dan menyugar rambutku kebelakang.

Anna, kau candu untukku, apapun cara akan kulakukan untuk mengikatmu disisiku, ya... meskipun dengan cara harus menghamilimu sekalipun.

Kau harus tunduk kepadaku, harus berada dibawah kekuasaanku dan harus mau menuruti semua keinginanku meskipun selalu dengan cara mengancammu.

Tak akan ku biarkan laki-laki lain selain aku mendekatimu. Kau milikku, selamanya milikku.

-bersambung-

Marrying Mr Arrogant (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang