Prolog

537 55 10
                                    

"Tuh kan! Udah tau di depan ada batu masih aja lari! Dibilangin ngeyel sih! Cuma disuruh bikin tugas aja kabur! Nanti gue lagi yang kena marah sama Bunda lo!"

Nanda namanya. Nanda yang diomeli sahabat kecilnya itu hanya terkekeh geli melihatnya. "Astaga Anathasya Shakira! Kalo lo takut sama Bunda gue bilang aja kali! Haha"

"Iihh! Lo tu ya! Ya udah obatin sendiri tuh luka lo!" Ana mengerucutkan bibirnya karena kesal. "Gue emang bisa ngobatin sendiri kali! Lo nya aja yang mau ngobatin, lagian cuma luka dikit doang"

"Apa? Luka dikit lo bilang? Tadi aja gue sempet liat lo kesakitan"

"Alah, bilang aja khawatir kan sama gue?" Nanda menaik turunkan alisnya membuat Ana mencebik kesal.

"Dasar pria bermuka dua!" "Apa lo bilang?"

"Muka dua! Di sekolah aja keliatannya dingin sama cuek kalo di luar sekolah manja, beda banget!"

Nanda hanya memasang wajah datar datar saja. Memang Nanda di sekolah terlihat dingin, cuek, datar, dan tidak peduli apapun. Tapi Nanda yang dulu bukan seperti itu, Nanda yang dulu itu periang, kepedean, sllu peduli.

Ayah Nanda sudah lama meninggal, sekitar 9 tahun yang lalu. Kalau sekarang umur Nanda 17 tahun, mungkin sekitar umur 8thn Nanda sudah tidak bersama ayahnya.

Ayah Nanda meninggal karena terpeleset di dapur(?) tapi menurut Nanda, sepertinya ayahnya  meninggal bukan karena terpeleset. Melainkan dibunuh. Begitulah isi ingatan Nanda

Dan setelah ayah Nanda meninggal, ia menjadi pria dingin dan cuek. Saat Nanda menangis karna mengingat ayahnya, Ana akan datang dan menenangkannya, Ana adalah sahabat nya dari kecil. Saat Tk Ana itu pendiam, tidak suka bicara, dan cengeng

Nanda selalu menempel pada Ana walau Ana sama sekali tidak peduli. Terkadang, Ana risih dengan Nanda. Kemana mana selalu diikuti. Pernah sewaktu kecil Nanda dengan beraninya mencium pipi Ana saat di taman tk

Ana kecil saat itu sangat marah "iihhh! Nanda! Kamu ngapain cih! Belani sekali! Aku bilangin mamah ya kamu!" Sedangkan Nanda hanya menyengir tanpa dosa. Cila|Bunda Nanda| dan Fasya|mamah Ana| hanya terkekeh geli melihat tingkah anak anak mereka

Selain Ana, Nanda mempunyai sahabat lagi. Dion, June, dan Varo adalah sahabat sahabatnya. Nanda akan memperkenalkannya pada kalian

Pertama, Dion. Dion sudah lama bersahabat dengan Nanda, mungkin sejak kelas 3 SD. Dion itu indigo, makanya jika Nanda ingin jalan jalan selalu malas jika mengajak satu sahabat nya ini. Katanya "Ihh jangan kesini! Banyak hantu nya anjirr" Tapi, jika sekali Dion diajak jalan jalan, ia lah yang paling heboh diantara yang lain

Kedua, June. Sejak SMP Nanda, Dion, dan June sudah bersahabat. June adalah orang yang sok cool, setiap ada gadis lewat, dia akan bertindak sok cool. Seperti misalnya, memakai kacamata hitam dan rambutnya sengaja dinaikkan. June ahli dalam bermain game PS2, partner nya adalah Varo.

Oh ya, Varo. Jangan salah! Varo itu satu sekolah dari TK sampai sekarang dengan Nanda, Varo itu sepupu nya Ana, makanya mereka sudah kenal lebih lama. Varo itu sepupu yang menyenangkan menurut Ana. Karna Ana sering dibelikan es krim haha.

Awalnya, Ana selalu menghindar jika Nanda mengikutinya, dengan cara, Varo lah yang diminta agar dilindungi. Namun pada akhirnya, mereka bersahabat juga kan?

"Kamu gak capek apa ngikutin aku telus? Perasaan dari kita Tk sampek SD kelas satu kamu gak capek capek ikutin aku mulu, maunya apa cih?" Nanda terkekeh

"Hei! Kita ini seumuran, hanya beda tanggal saja, Tapi aku merasa bahwa aku yang bersikap dewasa disini" Kata Nanda menyombongkan diri

"Ih! Aku kan cuma nanya! Kok malah ke situ sih!" "Abisnya kamu itu lucu!" Ana hanya mencebik kesal

"Nih ya! Aku tanya sekali lagi, kenapa kamu terus aja ikutin aku?!" "Karna aku pengen berteman sama kamu" Simple, padat, dan jelas Nanda berucap

"Kalok mau berteman sama aku, kamu harus janji sama aku" "Janji apa?" "Setiap aku pengen es krim kamu harus beliin! Yang rasa coklat!" Ucap Ana dengan lantangnya

"Mudah sekali, aku bisa belikan kamu es krim kapan saja!" "Huh! Dasar sombong! Janji ya?" Ucap Ana sambil menyodorkan jari kelingkingnya

Nanda mengangguk tanda mengerti lalu mempautkan jari kelingking mereka. "Oke! Kamu sudah berjanji sama aku, sekarang ayo kita berteman!" Ucap Ana antusias "perasaan aku yang pengen berteman kok malah kamu yang bersemangat"

Dan, sejak itulah awal kisah mereka dimulai.

Takkk

"shh aduhh Ana! Sakit tau!" Nanda mengaduh kesakitan karna kepalanya dipukul oleh Ana

"Makanya jangan ngelamun mulu! Cepet ini kerjain sekarang!" "Loh terus luka gue gimana?" "Katanya bisa ngobatin sendiri! Cepetan!" "Iya ih bawel amat lo!"







Tbc..
SalamHangat-
Prila🤗

Ananda [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang