22

28 9 0
                                    

'Kenapa selalu Ana?!'

🌿🌿🌿

Sesampainya di tempat tujuan, Ana langsung turun dari mobil membawa tas ransel yang ia bawa. Nanda pun turun dari sana sambil membawa tas ransel juga.

Ana menoleh pada Nanda "Makasi tumpangan nya, gue duluan ya" Setelah itu ia pergi mencari Ila dan Glory yang entah dimana.

Ana mendapati Glory yang sedang latihan bersama clubnya di dekat pohon rindang itu. Ia memilih mencari Ila saja daripada harus mengganggu latihan Glory.

Ana pun melihat Ila yang sedang berbincang bincang bersama ketua dari club dance yang Ana ketahui.

"Eh Ana! Udah dateng?" Ucap Ila

Ana mengangguk "iya, gue masi bingung ni dimana si kamar nya?"

"Ohh itu, kalok gue kamar nya ada khusus untuk club dance, Glory juga gitu. Jadi lo punya kamar sendiri nanti, karna gue tadi liat yang fotografi cuma tiga orang"

Ana mengangguk paham "Oh okedeh! Makasi la!" Ucapnya hendak pergi, tapi dihentikan oleh Frisly si ketua club dance

"Ana!"

Ana menoleh "iya Frisly?"

"Kalok mau lo ikut aja sama kamar club dance ini, soalnya kamarnya lebih satu" Tawarnya

"Eh? Enggak usah, gak enak gue mah, gue di kamar gue aja"

"Ih enggak papa na! Kan lo juga pinter dance, siapa tau kan nanti ada kekurangan lo bisa ikut nge dance?" Ucap Frisly semangat

Ana melirik Ila yang tersenyum "Ayok dah Na! Ikut aja! Gak papa kok! Bener kata Frisly" Ajaknya senang

Mau tak mau ya harus mau. Ila bahkan semakin memaksa Ana untuk tidur di kamar itu, ia menarik tangan Ana agar tidak menolak. Akhirnya Ana hanya pasrah.

Toh, sama saja kamar untuk tidur.

Setelah sampai disana, Ana membereskan barang barang nya lalu mem charger ponselnya yang kehabisan baterai. Ia memakai hoodie berwarna abu yang ia bawa dan celana panjang. Tidak lupa mengalungkan kamera di lehernya.

Acaranya akan dimulai besok. Ana sekarang hanya ingin memotret pemandangan pemandangan yang ada disini.

Ia beranjak keluar dari villa lalu merentang kan tanganya sejenak untuk menikmati udara yang sejuk. Disini tidak ada polusi seperti di Kota.

"Mau jadi pemeran di film Titanic lo?"

Ana dikagetkan oleh suara June di belakang. Oke. Hobi Ana memang terkejut sekarang.

"Anjir ngagetin bae lu!" Ucap Ana lalu melirik June

Ana terfokus pada kamera yang dikalungkan oleh June.

"Loh? Lo ikut juga?"

"Ey ibuk ketua! Kelompoknya sendiri kagak diinget. Gue nih seorang June saputra yang ganteng imut imut gini yang hasil jepretan nya selalu sempurna. Masa kagak ikut si?"

Ananda [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang