'Gue kangen ayah'
🌧🌧🌧
Pagi ini, Ana sudah siap dengan ikatan aneh yang berisi pita dari sedotan, sepatu bertali warna warni, papan nama dengan foto aneh berisi identitas, serta kaos kaki yang berbeda warna. Di sebelah kanan warna biru, sedangkan di kiri berwarna pink. Benar benar seperti orang gila.
Kenapa Ana berpenampilan seperti itu? Karna sekarang dimana acara pelantikan osis yang sesungguhnya akan dimulai. Kemarin ternyata hanya pengumuman peraturan yang akan dijalankan sekarang. Jadi menyesal Ana datang pagi pagi. Huft.
Ana menelfon Ila agar segera menjemputnya. Oh ya, Nanda kemarin pulang jam sembilan malam kalau ingin tahu. Kadang Ana itu bingung, sebenarnya ia berangkat pagi lebih sering bersama Ila dan Glory atau Nanda, sih?
Sudahlah. Tak penting. Yang penting ia sekarang sampai di tempat tujuan dengan menebeng pada Ila dan Glory.
Ana, Ila, beserta Glory keluar dari dalam mobil secara bersamaan. Semua menatap aneh pada Ana. Tentu saja.
"Apa lo liat liat? Mau gue tusuk mata lo pakek nih sedotan? Ha? Ayok sini lu" Ana menatap para siswi siswi yang menatapnya aneh. Lalu detik selanjutnya para siswi itu tertawa.
Ana menatap aneh. Sebenarnya mereka menertawakan siapa? Ana? Atau yang lain sih? Ana menoleh ke arah belakang ketika Glory menyuruhnya untuk menghadap ke belakang.
Oh god. Ternyata yang dibelakang adalah Nanda. Tapi, tunggu! Nanda membawa sesuatu! Astaga! Kenapa papan nama itu ada pada tangan Nanda? Padahal tadi kan masih berada di dalam mobil Ila?
Buru buru Ana mendekati Nanda dan merebut papan nama tersebut "woi balikin dong! malu!"
Nanda semakin meninggikan papan nama tersebut agar Ana tak dapat menjangkaunya. Mentang mentang tinggi, ya? Sombong!
"Woi! Sini balikin biji jambu!"
"Makanya, lo minum susu! Tinggiin dikit badan lo! Lo emangnya mau kerdil terus begini kayak kurcaci?" Nanda berucap seperti itu sambil mengembalikan papan nama Ana
Ana merebut papan nama itu dengan cepat "Pendek kecil gini yang penting gue hidup" Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Nanda.
Nanda ingin menyusul sebenarnya. Tapi ia malah melihat Arka menghampiri Ana. Pagi pagi bikin mood seorang Nanda Sutoma buruk saja itu satu orang.
Nanda memilih meninggalkan Ana dan Arka yang sedang berbincang. Ia melangkah menuju taman belakang. Tempat ia menyatakan cinta nya pada Ana kala itu.
•••
Nanda sibuk memilin milin rumput liar disana. Sudah tiga jam ia berada disini. Dan itu artinya dia membolos satu pelajaran.
Yang ia kerjakan disini hanya mencabut rerumputan. Lalu memilinnya. Terus seperti itu sampai ia teringat sesuatu.
"Kamu ngapain disini sayang?"
"Eh ayah, enggak kenapa kenapa kok, Nanda cuman bosen, Ana lagi main sama teman barunya"
"Lho, kok Nanda enggak ikut?"
"Nanda cemburu yah, masak Ana lebih suka sama teman barunya dari pada aku. Kan padahal lebih ganteng aku yah"
Ayah Nanda terkekeh "memangnya, siapa nama teman baru Ana?"
"Dion, dion itu teman ku, aku kenalin ke Ana"
"Kalok udah kamu yang kenalin, masak kamu enggak kasik Ana main sama dia sih? Jahat atuh namanya"
"Terus kalok aku enggak kenalin mereka, tapi mereka tetep berteman dan Ana gak mau lagi sama aku, apa aku jahat juga?" Pertanyaan yang konyol menurut Ayah Nanda.