23

33 8 0
                                    

'Walaupun gagal, yang penting masih bisa dimakan'

🥟🥟🥟

Hari ini adalah hari terakhir acara di puncak. Jika kemarin acara ini dirayakan oleh adik kelas, maka hari ini diisi dengan kakak kelas.

Kita persingkat saja, sekarang ini Ana tengah mengemas barang barangnya. Karna sebentar lagi akan pulang.

Sebagian ada yang pulang memakai bus yang disiapkan, dengan club, atau teman sendiri. Ana? Sudah pasti bersama Nanda.

"Udah siap?" Baru saja Ana akan membuka pintu, tapi Nanda sudah duluan membuka nya

Ana hanya mengangguk. Setelah nya mereka berjalan bersama lalu masuk ke dalam mobil Nanda. Dan mobil Nanda pun melaju.

Mereka sampai di rumah pada pukul lima sore, Ana berpamitan mengucapkan terimakasih pada Nanda lalu masuk ke dalam rumahnya dan langsung ke dalam kamar.

Mamahnya mungkin lagi di butik? Entahlah, intinya keadaan rumah Ana sekarang sedang sepi.

Ana merebahkan tubuhnya di atas kasur sebab kelelahan. Akhirnya tanpa melepas sepatu dan berganti baju, iapun terlelap.

~~~

"Ana bangun dong" Nanda masih setia menggoncang goncang kan tubuh Ana dengan sabar.

Ana bukannya mau bangun tapi ia malah makin menggulung badanya menggunakan selimut.

Nanda yang sudah kesal karna selama 30 menit ia membangunkan Ana tapi tak bangun bangun pun memukul lengan Ana "Woi bangun anjer!"

Ana menoleh "Diem" Ucapnya lalu lagi tertidur

Nanda yang mendengar kata diem pun bingung. Karna biasanya jika Ana sudah dibangunin dengan cara berteriak pasti akan langsung bangun walaupun sedikit menggerutu.

Akhirnya, Nanda berinisiatif untuk mengecek kening Ana karna Ana terlihat pucat. Panas. Nanda segera turun ke bawah membuat air hangat dan mengambil lap untuk mengompres Ana.

Ketika akan menaiki tangga, Nanda dihentikan oleh suara Fasya yang bertanya. Fasya terlihat habis mandi.

"Ngapain nan?"

"Ini mah, Ana nya demam panas dia"

"Demam? Yaudah kalok gitu mamah mintak tolong ya sama kamu jagain Ana sebentar, kamu tau kan tempat p3k? Mamah mau ke kantor sebentar aja"

"Iya kayaknya gara gara kecapean dia demam mah, yaudah mamah pergi dulu aja Nanda bakal jaga kok! Biar urusan mamah cepet selesai"

Fasya mengangguk lalu bergegas berpamitan pada Nanda. Nanda menaiki tangga dengan tergesa-gesa hingga hampir tersanjung.

Ia memasuki kamar Ana lalu langsung mengompres jidat Ana itu. Ana terlihat tidak terusik sama sekali. Ia tidur dengan sangat nyaman dan semakin mengeratkan selimut nya.

Nanda melihat kaki Ana yang masih dibalut sepatu. Ia yakin, pasti kemarin Ana baru sampai langsung tidur.

Nanda pun melepaskan sepatu Ana dengan hati hati agar Ana tidak terbangun. Setelah selesai, Nanda mengambil remot pendingin ruangan Ana yang kebetulan sudah tak rusak itu.

"Peluk" Permintaan tiba tiba Ana membuat pergerakan Nanda yang sedang mematikan pendingin ruangan itu terhenti. Kebiasaan. Nanda jadi teringat waktu kecil

"Nanda ayo dong peluk. Ana lagi sakit, masak gak dipeluk sih, pusing~" Ucap Ana kecil merajuk masih dalam posisi tidur nya

Nanda kecil saat itu berpose seperti berpikir "peluk gak ya??" Ucapnya tersenyum jahil

Ananda [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang