16

37 9 0
                                    

Hari ujian yang terakhir baru saja selesai. Kini Ana and the genk nya tengah duduk di kantin untuk mengisi perut yang belum sempat mereka isi tadi saat istirahat.

Kantin tidak terlihat sepi, masih banyak murid murid yang berlalu lalang walaupun jam sudah menunjukan untuk pulang.

Dion menghampiri Ana yang sedang memakan indomie nya itu. Dion mengusir Ila berinisiatif untuk duduk dengan Ana. Ila mendengus kesal lalu berpindah duduk di samping Glory yang kini tengah meminum teh kotak nya.

"Kalok makan yang berselera dikit na, kayaknya laper banget sampe sampe enggak sadar kalok aku ada disini"

Ana menoleh, menelan sedikit makanannya lalu meminum jus jeruk nya sedikit "indomie indomie seleraku, indomie dari dan bagi, Indonesia, Indomie seleraku~~" Jawab Ana. Selesai menyanyi, Ana melanjutkan makannya. Toh, perutnya memang lapar.

Dion tersenyum datar melihat dan mendengar jawaban Ana. Sedangkan Ila sudah terang terangan tertawa. Glory pun melanjutkan "itu kan tadi makanan nya, sekarang minumannya"

"Biar rasa, bergelora di dada, biar rasa mengadukan kita, uwowowo, cerita cinta yang pertama kurasa... Jangan pernah berakhir cerita rasa cinta, teh kotak kita~~" Setelahnya Ila dan Glory ngakak bersama sedangkan Ana hanya tersenyum kecil masih memakan mie nya.

"Bagus deh suara lo bagus sumpah hahahahaha" Ila masih ngakak smbil menepuk nepuk meja dan berakhir ia keselek oleh tahu isi nya sendiri

"Mampus lo mampus mampus mampuss!" Ucap Dion dengan tekanan

Ana memukul paha Dion "jangan gitu!"
Katanya lalu mengambil air putih biasa di atas meja dan diberikannya kepada Ila. Ila menerima dan meminum dengan baik

Dion menyengir seperti kuda lalu menatap Ila yang tengah meminum aqua "aqua air kencing Ana"

Ana menoleh cepat ke arah Dion lantas memukul punggung Dion berkali kali. Dion hanya mengaduh kecil sambil terbahak. Ila dan Glory pun ikut tertawa.

"Aduh haha ampun ampun kanjeng ampun aduh hahaha"

"Diem gak diem gak diem gakk!" Ana terus memukul punggung Dion berkali kali. Terus ia lakukan sampai Dion tak bereaksi apapun.

"Dion? L-lo gapapa kan? Sakit ya? Kok diem aja?"

Dion mengangkat kepalanya "kan kanjeng suruh saya diem, makanya saya diem" Ucapnya terkekeh sedikit

Ana mencebik kesal lalu memalingkan wajah nya ke arah lain agar tak melihat Dion. Ila dan Glory yang sudah tau situasi, mereka pergi tanpa pamit untuk meninggalkan Dion dan Ana.

"La.. " Omongan Ana terpotong kala tak melihat batang hidung temannya yang satu itu

"Ish Ila kemana? Glory kemana? Kok ilang sih? Lo yang ngusir ya?!"

Dion tersenyum gemas lantas mencubit kedua pipi Ana "ihh emesh dehh, aku enggak ngusir mereka kok na, mereka aja yang langsung pergi"

Ana melepaskan cubitan Dion "Dion! Sakit tahu!"

Dion menyengir lagi lalu mengambil mie bekas yang Ana makan tadi dan memakannya. Ana yang melihat itu langsung merebut kembali mie nya "Dion! Ini bekas aku! Beli aja sana! Gak boleh tau!"

"Gak papa, kan bekas pacar ehehe. Ciee udah manggil aku kamu uhuyyy senangnyaaaaaaa yesss yesss yesss" Dion meloncat loncat tidak jelas

Untunglah kantin sudah agak sedikit sepi dan tak ada yang melihat kelakuan Dion. Ana memeriksa jidat Dion "kamu gak apa apa kan? Enggak panas sih, apa jangan jangan kamu kena hantuvirus? Virus terbaru dari China itu?!"

Ananda [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang