'Bantuin gue deketin Ana ya?'
•
'Gue itu sayangnya sama lo'🍬🍬🍬
Nanda dan Ana berjalan menyusuri jalanan yang masih sepi karna jam menunjukkan pukul enam pagi.
Ana sesekali mengeluh lelah "Mamah nih, malah suruh gue beli ini itu, kan bisa mamah sendiri, gue masi ngantuk huahhh" Ujarnya kesal
Nanda tersenyum "Yaudah si, kan sekalian olahraga, coba liat tu badan lo, udah kayak beruang di film Marsha tau gak"
"Lo jangan sama samain gue sama beruang dong, dasar tiang listrik" Kesal Ana lalu berlalu memasuki minimarket
Nanda mengikuti di belakang sambil membawa troli. Nanda sibuk memilih makanan ringan yang dipesan oleh mamah Fasya, sedangkan Ana malah sibuk memilih es krim.
Nanda hendak menghampiri tapi terhenti ketika melihat seseorang yang sekarang sangat ia tak sukai.
"Hey Ana!"
Ana menoleh dan mendapati Arka yang tersenyum ke arahnya. Ana sempat terpesona tapi ia geleng kan kepalanya karna ia masih ingat dengan Nanda. Cowok pandangan pertama nya.
Ana hanya tersenyum lalu kembali sibuk memilih es krim "lagi ngapain?"
"Lagi pilih es krim" Jawab Ana tanpa menoleh
"Pagi pagi gini lo kesini sendirian mau beli es krim?"
Ana menggeleng "Enggak sendiri, sama Nanda"
Arka melihat tak jauh dari sini Nanda yang menatap nya dengan pandangan datar.
"Kayaknya lo deket banget sama Nanda"
"Sahabat"
"Iya gue tau"
Setelah itu Ana hanya diam dan pamit pada Arka. Ana memanggil Nanda menyuruhnya untuk membayar bersama "Naje! Udah belom? Yok bayar"
Nanda mengangguk lalu berjalan. Berjalan menghampiri Arka. Arka hanya tersenyum lalu menyikut siku Nanda yang tingginya sama dengan Nanda
"Bantuin gue deketin Ana ya?"
Nanda hanya cuek lalu berlalu pergi meninggalkan Arka yang bingung akan sikapnya.
'Dih, deketin lo sama Ana? Ngimpi lo kutil anoa'
~~~
Ana sekarang tengah menyiapkan kelengkapan nya untuk ke puncak nanti. Sekira nya mereka disana akan tinggal kurang lebih hanya dua hari di villa yang sudah ditentukan.
Ana bertanya pada Nanda dan ternyata Nanda juga ikut mengisi acara tersebut dengan bernyanyi. Yang membuat Ana terkejut itu ternyata teman Nanda yang akan bermain gitar itu adalah Dion.
Nanda sendiri tidak tahu kalau Dion lah yang akan memainkan gitarnya. Ia kira ada orang lain. Dion tak pernah mengabari Ana selama dua minggu ini. Ana sendiri sudah tidak peduli lagi. Ia menganggap hubungan nya dengan Dion sudah berakhir. Walaupun sebenarnya belum.
Ana melirik ke arah jam dinding. Pukul empat sore. Sudah semua ia kemas. Pikirnya. Ia merebahkan dirinya di kasur lalu menghidupkan pendingin ruangan.
Merasa belum dingin, Ana mengambil kipas elektrik koya-nya karna masih saja kepanasan. Pendingin ruangan nya rusak? Mungkin. Jika iya nanti ia akan bilang pada mamah nya untuk mencari tukang servis khusus pendingin ruangan atau yang bisa disebut dengan AC.
Tok tok
Terdengar jendela kamar Ana di ketuk. Ana melangkahkan kaki nya menuju jendela lalu membuka gorden berwarna hijau Army itu.